Kelas yang sangat gaduh sejak tadi pagi hingga siang itu benar-benar berisik hingga menganggu kelas disebelahnya yang begitu tenang. Kedua kelas yang saling bersebelahan itu memang tidak ada guru yang mengajar dari pagi hingga nanti sore, walaupun sama-sama tidak ada guru kedua kelas sangat jauh berbeda, satunya sangat tenang mengerjakan tugas yang diberikan oleh sang guru sedangkan satunya begitu berisik mereka tidak ada yang mengerjakan tugas satupun semuanya malah asik menyetel musik dengan keras seperti di tempat karaoke.
Murid-murid yang merasa terganggu dan tidak fokus akhirnya menyuruh ketua kelas untuk berbicara dengan kelas sebelah. Ketua kelas mereka sebenarnya sangat benci jika di suruh berbicara dengan kelas disebelah, berbicara dengan mereka seperti berbicara dengan batu, mereka tidak akan mendengar dan tidak peduli dengan kelas lain semuanya hanya memikirkan kelas mereka sendiri.
Tapi walaupun sudah tahu tidak akan ada hasil yang baik jika berbicara dengan mereka, sebagai ketua kelas setidaknya harus mencoba mungkin kali ini adalah hari keberuntungan bisa membuat kelas sebelah mendengarkan dan juga bisa tenang tidak menganggu kelas lain yang sedang belajar.
Seseorang mengetuk pintu beberapa kali, tapi tidak ada yang menoleh ke arahnya. Membuat dia harus berteriak supaya suaranya melebihi kerusuhan suara lain.
"Yaaa!!""Eh ada Hyunsuk, mau ngapain?" Ucap seseorang yang menatap wajah orang yang berteriak.
Ketika semua orang sudah diam karena teriakan Hyunsuk tadi, akhirnya dia mulai berbicara dengan tenang tanpa meninggikan suaranya.
"Jadi gini....kelas kita lagi ngerjain tugas, karena suara kalian terlalu berisik jadi kita ngga fokus, mohon kerjasamanya supaya sedikit mengecilkan suara kalian""Emang lo mau ngasih apa ke kita buat nutup mulut?" Tanya seseorang nampak memperhatikan Hyunsuk yang sejak tadi berbicara di ambang pintu.
"Hah??" Ucap Hyunsuk bingung.
"Ngga usah dengerin si Jae-Hyuk, iya nanti gue suruh yang lain biar ngga berisik, lo balik aja ke kelas sana....." Ucap sang ketua kelas satunya.
"Owh iya makasih kalau gitu" Hyunsuk segera kembali ke kelasnya begitu mendengar jawaban damai dari Ji-Hoon.
"Lo semua pada diem! Jangan ada yang berisik! Gue tendang lo semua dari kelas kalau suara kalian sampe kedengaran ke kelas sebelah!" Ucapnya keras hingga terdengar oleh seluruh murid.
Tak ada satupun yang membantah perkataan ketua kelas, tak ada satupun yang berani dengan ketua kelas kecuali teman dekat mereka. Aura yang begitu menakutkan saat marah membuat orang-orang tidak mau mencari masalah dengannya.
"Eh eh lo seriusan naksir sama ketua kelas sebelah?" Tanya seseorang berbisik.
"Menurut lo!?"
"Wahhh, akhirnya Park Ji-Hoon menemukan pujaan hatinya" Ucapnya sembari tepuk tangan diikuti ke 6 teman lainnya.
"Gue juga mau kalik merasakan kisah kasih disekolah...."
"Gue dukung lo 100%. Semangat, nanti kita bantuin lo buat deketin dia!"
"Kalian emang terbaik!!" Ucapnya sembari merangkul teman-temannya.
Ji-Hoon sebenernya bukan orang yang tegas, dia adalah seorang pelawak. Sifatnya yang bisa menempatkan posisi yang terkadang harus tegas sebagai pemimpin kelas atau terkadang bercanda dengan murid lain membuatnya begitu dihormati dan dikagumi.
"Berhasil?" Tanya seorang teman yang duduk disebelahnya.
"Kayanya.....mereka bilang si mau diem tapi ngga tau deh"
"Tapi emang udah mulai senyap si kelas sebelah" Seseorang mengimbui.
"Wah the finally kelas kita bisa mengendalikan kelas sebelah yang selalu ribut meski ada guru atau ngga, semua ini berkat ketua kelas kita.....thank you Hyunsuk!!" Ucapnya hendak memeluk Hyunsuk tetapi ditahan oleh Yedam.
"Apaan sih dam!!!"
"Tuh lihat!" Ucapnya memberi isyarat kepada Junkyu untuk melihat ke arah keluar.
"Wihh!! Kaget gue!" Junkyu begitu terkejut melihat seseorang yang berdiri di pintu dan melototi dirinya.
"Ada pawangnya, jangan seenaknya peluk-peluk" Ucap Yedam berbisik ke telinga Junkyu.
"Kenapa Ji-Hoon?" Tanya Hyunsuk kepada seseorang yang berdiri di pintu dengan menyilangkan tangannya.
"Owh....ngga papa kok, lo lanjutin aja ngerjain tugasnya....tenang gue ngga bakal ngerusuh, dan murid kelas gue juga nggak bakal berisik lagi jadi lo bisa fokus ngerjain tugasnya" Ucap Ji-Hoon sembari berjalan ke arah tempat duduk Hyunsuk lalu duduk tepat di sebelahnya.
"Hoon, lo ngga sakit kan? Atau lo lagi sekarat? Makanya lo aneh gini?"
"Heh kalau ngomong sembarangan aja!" Ucap Ji-Hoon terlihat kesal.
"Ya lagian aneh banget tiba-tiba baik sama gue, biasanya orang kalau mau mati tuh tingkahnya suka aneh-aneh hoon ngga kaya biasanya" Ucapnya polos.
"A...." Ucapnya terpotong oleh seseorang yang diam sejak tadi.
"Jadi lo beneran suka sama Hyunsuk?" Ucap Asahi tiba-tiba.
"Hah?" Ucap Hyunsuk dan Doyoung bersamaan.
"Lo ngomong apaan sih sa" Ji-Hoon mencoba mengelak.
"Jae-Hyuk yang bilang...."
"Temen setan, ngga bisa banget jaga rahasia" Ucapnya lirih.
"Lo ngatain gue?" Ucap Hyunsuk yang sedikit mendengar apa yang Ji-Hoon ucapkan.
"Engga! Gue balik ke kelas aja deh, kalian kerjain tugasnya aja biar bisa cepat pulang, bye!!" Ji-Hoon seperti masuk ke kandang Singa, semuanya benar-benar menakutkan, semua yang mereka katakan benar-benar tidak terduga. Membuat nya bingung harus menjawab apa, karena takut salah bicara jadi lebih baik dia pergi dari kandang singa yang kelaparan.
"Ji-Hoon suka Hyunsuk?" Tanya Doyoung mengkonfirmasi perkataan Asahi.
"Iya"
"Semua orang juga udah tau kalik, walaupun Jae-Hyuk ngga bilang. Orang-orang yang ngelihat pun pasti mikir sama. Orang yang ngga pernah peduli tentang cinta dan brutal, seketika berubah jadi anjing ketika di depan Hyunsuk" Jelas Asahi.
"Hahaha bener banget, Ji-Hoon mirip banget sama anjing yang selalu patuh sama majikan nya kalau ketemu Hyunsuk"
Hyunsuk yang dibicarakan pun bingung, dia memang sedikit lemot dan tidak bisa mencerna apa yang terjadi dengan cepat.
"Hah? Kok bisa Ji-Hoon suka sama gue?" Bicaranya kepada diri sendiri."Lo pernah dengar ungkapan benci jadi cinta ngga?" Tanya Yedam.
"Uhm....iya"
"Nah itu Ji-Hoon, dia kualat itu tuh. Dia suka banget berantem sama ngusulin lo kan? nah sekarang dia yang benci sama lo berubah jadi cinta."
"Owh....."
"Paham?"
Hyunsuk menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, memberi isyarat bahwa dia tidak paham akan apa yang Yedam coba katakan.
"Tuhan, kenapa punya teman lemot banget si!!!" Ucap Yedam nampak kesal.
"Intinya dia suka sama lo udah itu maksud dari yang Yedam omongin" Ucap Asahi datar.
"Sabar dam sabar" Ucap Doyoung menenangkan Yedam, Yedam memang sangat sering emosi, terlebih lagi jika sedang berbicara dengan Hyunsuk.
Benar-benar Perpaduan teman yang cocok antara Hyunsuk dan Yedam.
"Tarik nafas yang panjang....." Ucap Junkyu mengimbui.
"Huft.....gue mau keluar aja dari pada disini, panas banget gue!"
"AC nya mati dam?" Tanya Hyunsuk begitu polos dan bodohnya.
"Hah!!? Tau ah suk!" Yedam benar-benar pergi dari kelas tanpa menggubris ucapan Hyunsuk.
"Yedam kenapa?"
"Ngga papa suk, AC nya mati jadi dia kepanasan. Udah lo lanjutin aja ngerjain tuh tugas "
"Owh iya deh..."
Yedam tidak pergi terlalu jauh dari kelasnya, dia berdiri di koridor dan membuka jendela yang dilihat. Udara segar akan membuat nya tenang setelah emosi dengan Hyunsuk.