다섯

367 28 1
                                    

Beberapa hari sejak kejadian itu Yoshi sama sekali tidak menyapa, menemui, atau mengganggu Yedam. Membuat teman-teman Yedam dikelas begitu heran, pasalnya beberapa hari ini tidak ada orang rusuh dikelas mereka. Entah apa yang terjadi dengan Yoshi, sungguh mereka sangat penasaran dengan suami Yedam.

"Ehmm....Yoshi kemana dam? Perasaan akhir-akhir ini dia ngga dateng kesini" Tanya Junkyu sembari clingak-clinguk didepan pintu.

"Kenapa lo ngga tanya pacar lo aja, mereka kan sekelas?" Ucap Yedam datar.

"Ya tapi kan...."

"Dih lo mah gitu, emang lo ngga kangen sama dia atau merasa kehilangan gitu?"

"Emang gue harus merasa gitu ya?" Ucapannya mirip sekali dengan Asahi.

"Ya enggak juga si...."

"Sifat Asahi nular ke dia lagi, ngeselin banget" Ucapnya lirih.

"Ngomong apa!?"

"Engga kok"

Beberapa menit tiba-tiba Yedam bangun dari tempat duduknya dengan sedikit menggebrak meja, membuat orang-orang di kelas menatapnya penuh pertanyaan.

"Kenapa?" Tanya Asahi yang duduk tepat di belakangnya.

"Ngga papa, emang kenapa?" Ucapnya sembari menatap pasang mata yang melihat kearahnya.

"Ngga sengaja, gue cuman mau bangun mau ke kelas sebelah" Ucapnya memberi penjelasan tentang suara gebrakan mejanya.

"Mau ngapain?"

"Mau ngambil proposal di Suho"

"Owh OSIS?" Doyoung langsung paham kala mendengar nama Suho dan proposal.

Yedam tak menggubris pasang mata yang masih saja menatapnya, dia berjalan keluar menuju kelas yang begitu berisik hingga terdengar di telinganya jelas sejak belum memasuki ruangan.

Teman-teman dekat Yoshi sedang duduk berkumpul di sekitaran meja Yoshi seperti biasa, mereka yang melihat pun langsung menyapa kecuali Yoshi yang seolah buta tak melihat Yedam datang.

"Ngapain Yedam kesini?" Tanya Jung-Woo yang melihat Yedam baru saja masuk tanpa permisi.

"Mau ngambil proposal ke Suho" Ucapnya segera menunju ke Suho yang sudah melambaikan tangannya sejak tadi.

"Udah selesai direvisi?" Tanya Yedam sembari membalikkan beberapa halaman kertas.

"Udah semua itu tinggal ditanda tangani aja, semoga aja ngga ada kesalahan lagi. Kata Hendry dia ngga berangkat hari ini, jadi lo disuruh nganter ke Kondo nya aja. Nanti gue kirim alamat nya"

Tempat duduk Suho yang tidak terlalu jauh dari tempat duduk Yoshi, membuat Yoshi dan teman-temannya yang lain sangat jelas mendengar percakapan keduanya. Hingga tidak sengaja Yoshi menggebrak meja nya keras karena tersulut emosi.

Mata Yedam dan Suho langsung melihat kearah Yoshi begitupun teman-temannya yang duduk di sekitar. Yoshi tidak bisa menahan amarahnya lagi, membuat dia menarik paksa Yedam keluar kelas.

Tak ada satu orangpun yang menghentikan meski melihat Yedam kesakitan karena pergelangan tangannya di cengkeram kuat oleh Yoshi. Bahkan Jung-Woo yang satu-satunya teman akrab Yedam dikelas itu tidak bisa berbuat apa-apa karena ditahan oleh Haruto yang memberinya isyarat untuk tidak perlu mencampuri urusan orang lain meski orang itu dekat dengan kita.

"Biarin mereka ngobrol, jangan ikut campur, mereka perlu menyelesaikan masalah mereka sendiri tanpa campur tangan orang lain. Ngga perlu khawatir, Yoshi ngga akan sampe mukul atau bunuh si Yedam" Ucap Haruto mencoba menenangkan Jung-Woo yang terlihat begitu khawatir.

Di toilet yang memiliki hawa kurang enak membuat suasana semakin tidak karuan. Hanya ada dua orang yang saling menatap disana.

"Yoshi sakit!" Ucap Yedam sembari mencoba melepaskan tangan Yoshi yang masih mencengkram pergelangan tangannya kencang.

Yoshi segera melepaskan tangan nya begitu melihat wajah Yedam kesakitan bercampur takut, sungguh ini pertama kalinya Yoshi melihat sisi Yedam yang seperti ini.

"Kesabaran gue habis dam! Gue sengaja ngga nemuin atau nyapa lo beberapa hari, gue pengen lo ngerasa kehilangan karena mungkin lo bakal nyari gue. Tapi nyatanya lo sama sekali ngga dateng buat nyariin gue...atau bahkan mungkin lo sama sekali ngga mikirin gue dan malah semakin dekat sama Hendry. Apa gue emang ngga pernah ada di hati lo sama sekali, apa gue bener-bener cuman teman eh atau mungkin orang asing?" Ucap Yoshi mengeluarkan semua unek-unek nya yang di tahan selama ini.

Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Yedam, matanya masih menatap seseorang yang berdiri menyandarkan kepalanya di bahu yang tidak terlalu luas miliknya.

"Yoshi...." Ucapnya lirih, mencoba mengangkat kepala pria yang bersandar di bahunya itu.

Yoshi mendongakkan kepalanya ikut menatap pria yang lebih pendek didepannya, dia menunggu apa yang akan Yedam katakan.

Yedam mencoba membuat Yoshi sedikit merendah membuat tingginya sama dengannya. Batin Yoshi mungkin dia akan ditampar atau ditonjok, tapi semua pikiran itu malah sebaliknya.

Yedam yang sejak tadi hanya diam tiba-tiba mencium bibir orang yang tepat berada di depannya, membuat Yoshi membuka matanya lebar. Dia tidak tau maksud dari tindakan Yedam. Tak bisa dipungkiri, keinginan Yoshi yang ingin memiliki Yedam menjadi miliknya membuat dia membalas ciuman singkat itu.

Yedam yang hanya menempelkan bibirnya dengan bibir Yoshi, dan segera menjauh. Malah kembali di tarik oleh Yoshi supaya mendekat, dia melumat bibir pink Yedam lembut. Hanya berlangsung beberapa menit kegiatan itu karena Yedam terlihat kehabisan nafas membuat Yoshi tidak tega dan memutuskan untuk berhenti, suasana diantara keduanya menjadi aneh setelahnya .

"Itu first kiss gue" Ucap Yedam lirih, wajahnya memerah karena malu. Dia mendorong Yoshi menjauh dan segera keluar dari toilet setelah mengatakan satu kalimat singkat. Sedangkan Yoshi Masih terpaku ditempatnya, hatinya sungguh sangat senang memikirkan apa yang terjadi barusan.

Yedam segera kembali ke kelas Yoshi untuk mengambil proposal yang sempat terjatuh dikelas itu karena dirinya ditarik keluar tiba-tiba oleh Yoshi. Sikap Yedam sedikit aneh ketika masuk, membuat banyak pertanyaan yang muncul dari orang-orang yang ada disana.

"Lo ngga papa?" Ucapnya mencoba menahan tangan Yedam yang terlihat buru-buru keluar.

"Yoshi ngga ngapa-ngapain lo kan?"

"Yoshi nya dimana? Kok ngga ikut balik kesini?"

Tak ada satupun pertanyaan yang dijawab oleh Yedam, bahkan dia menepis tangan Jung-Woo yang mencoba menahannya untuk tidak pergi.

Tepat di depan pintu, Yedam berpapasan dengan Yoshi. Tangan Yoshi mencoba meraih Yedam tapi tidak sempat karena dia buru-buru lari menunju koridor yang sepi.

"Lo apain Yedam shi!" Tanya Jung-Woo terlihat kesal, bahkan dia hampir menampar Yoshi tapi sebelum tangannya mendarat di pipi Yoshi sudah lebih dulu dicegah oleh Haruto.

"Hwan emang kalau temenan itu bisa ciuman ya?" Tanyanya dengan muka datar kepada orang yang duduk tepat di sebelahnya.

"Lo ciuman sama Yedam!?" Haruto tak percaya dengan apa yang dia dengar.

Yoshi hanya mengangguk, raut wajahnya tak bisa dibaca. Teman-teman yang mendengar apa yang Yoshi katakan ikut terkejut.

"Wah lo ngga bohong kan shi?" Tanya Ji-Hoon sembari menggoyang-
goyangkan badan Yoshi.

"Ngapain gue bohong bego, lo kira gue cuman halu!"

"Status kalian berubah sekarang?"

"Masih sama"

"Wah mana bisa gitu woy, ngga ada temen yang ciuman apalagi cium nya dibibir"

"Kok lo tau gue ciuman dibibir?"

"Lo ciuman dibibir!" Ucap teman-temannya serempak.

"Hahaha siapa yang mulai duluan?" Tawa Haruto pecah melihat temannya yang begitu bodoh ini.

"Ngga usah kepo, itu urusan mereka!" Ucap Jung-Woo sembari memukul ringan kepala pacarnya itu.

"Ih sakit tau"

Stupid Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang