Melepas memang tak semudah saat mengucapkannya, dan Bumi paham bagaimana perasaan Asya saat ini. Persis seperti Bumi yang masih berada di titik antara harus melepas atau menahan, Asya terlihat kalut setelah keluar dari ruang rawat setengah jam yang lalu.
Bumi sangat tau Asya banyak menangis di dalam. Bersyukurlah Bumi karena Bintang sudah siuman setelah Asya datang. Setidaknya jika pulang merupakan keputusan akhir yang diambil Bintang, Bumi dapat melihat wajah itu tersenyum ke arahnya untuk yang terakhir kali seraya mengucapkan kalimat perpisahan.
Berpikir seperti itu tak membuat Bumi sungguhan rela Bintang di ambil. Ini hanya cara Bumi mempersiapkan diri jika waktu Bintang benar-benar habis. Agar nanti jika Bintang pergi, langkahnya tak akan sulit dilakukan.
Kali ini Bumi memutuskan untuk tak ikut Ayah dan Antariksa masuk ke dalam ruang rawat Bintang bersama dokter Arka. Pemuda itu memilih untuk bertahan di depan pintu, duduk di kursi tunggu seraya menyambut Asya yang baru saja keluar dari dalam sana. Bukannya tak mampu atau bahkan tak sudi, Bumi hanya ingin menyampaikan pesan Bintang waktu itu.
Permintaan Bintang di mimpinya itu sungguhan Bumi laksanakan. Dan Bumi juga benar-benar mendapatkan kotak di dalam kamar Bintang dengan warna sama seperti yang pemuda itu ucapkan. Karena itulah Bumi berhenti di sini, berniat memberikan kotak itu kepada Asya sebelum si gadis pulang.
Sebelumnya Bintang sudah sempat menyingung perihal kotak setelah Bumi memberi tau bahwa fotonya bersama Asya sudah dicetak, lelaki itu meminta kotak jingga yang sempat Bumi cari──sama seperti yang ia katakan di dalam mimpi itu──untuk diberikan kepada Asya secepatnya.
Bumi menyambut Asya yang sekarang tengah duduk di sampingnya. Lelaki itu tersenyum sendu, pasti menyakitkan menjadi Asya. Emosi gadis itu tentu saja tidak baik-baik saja menghadapi semua ini.
"Makasih udah bikin dia bangun."
"Bintang bangun karena dia kuat, Bumi." Asya membalas senyuman Bumi yang terbit untuknya. Sebuah senyuman yang mirip sekali seperti milik Bintang.
"Asya, gue tau ini bukan waktu yang tepat. Tapi-" Jejaka itu mengeluarkan kotak yang tertutup oleh jaket hitamnya. Bumi memberikannya kepada Asya. "Ini buat lo, dari Bintang."
Ragu, Asya menerima kotak berukuran sedang itu. Terasa berat, mungkin isinya banyak.
"Kenapa ada di Bumi?"
"Bintang yang minta tolong. Karena sebelumnya kotak ini ada di kamar dia, terus dia minta bantuan gue untuk ngambil dan ngasih ini ke lo."
Bumi tau isi kotak itu pasti berharga, karena itulah Bumi tak membukanya sekali pun dirinya amat sangat penasaran. Hasil cetakan fotonya juga Bumi letakan terpisah, tidak turut si pemuda masukan ke dalam kotak. Pikirnya Bintang memberikan itu untuk Asya, dan Bumi hanya diutus untuk memberikan, tidak untuk bersikap lancang berani membuka kotak itu. Yang mungkin saja berisi privasi dua manusia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Hug Me Star [END]
Random(#HUGMESTARSERIES) Perihal sebuah asa yang dilenyapkan semesta. Juga tujuan yang tak lagi ada. Bagi Bintang, hidupnya hanya tentang sampai kapan ia akan bertahan dan kapan kepergian itu terlaksana. Kendati gadis itu hadir untuk mengukir tawa, menc...