ABOUT HIM (1)

5 1 0
                                    

21 September 2021 tepatnya, kita mulai berbincang.

Bermula ketika kamu menepuk pundakku dan aku menoleh, lalu kamu tertawa renyah saat aku memasang tampang terkejut di wajahku.

Ya, aku terkejut karena kamu adalah laki-laki pertama yang menepuk pundakku selain keluargaku.

Setelah itu kamu bertanya dengan senyum merekah, "apa makanan yang tidak kamu suka? "Setelah aku menjawab "pepaya" Lalu kamu tertawa dengan mata mu yang menyipit, tapi entah kenapa terlihat menarik bagiku.

Lalu aku balik bertanya "apa makanan kesukaanmu?" dan kamu menjawab "nasi goreng"

Aku tersenyum, mulai saat itu aku bertekad untuk membuatkan nasi goreng terenak dan akan aku berikan khusus untukmu.

Interaksi itu pun berlanjut ketika satu kelas bermain game, kelompok ku kalah, dan kelompok mu menang, itu berarti kelompok ku harus siap diberi hukuman yang berasal dari kelompok mu.

Ketika kamu tepat berdiri di hadapanku, lagi-lagi kamu tertawa lalu tersenyum jahil seakan-akan kamu sudah merencanakan sesuatu, dan benar saja! Kamu memberi banyak bedak ke wajahku! Menyebalkan!

Saat itu aku berniat untuk membalas mu jika kelompok ku menang, awas saja, akan ku balas kamu!

Dan ternyata kelompok ku menang! Aku langsung buru-buru mencarimu untuk membalaskan dendam ku! Aku memberimu bedak tak kalah banyak dari yang kamu berikan kepadaku sampai-sampai hijab ku terkena butiran-butiran bedak! Aku tertawa puas lalu diikuti oleh suara tawa renyah mu yang entah kenapa selalu menarik untuk ku dengar.

Katakanlah aku lebay, tapi memang pada kenyataannya, saat itu mungkin rasa "kagum" yang aku rasakan ketika awal bertemu kamu telah berubah menjadi rasa "suka".

Aku sama sekali nggak pernah menyesal bisa kenal kamu, dekat sama kamu, ketawa bareng kamu.

Aku justru bahagia dan bersyukur bisa seperti itu sama kamu,

Kadang kita saling menjaili satu sama lain, menertawakan satu sama lain, bahkan tak jarang juga aku memarahimu karena hal sepele dan berujung kamu yang berkata, "Udah, udah jangan marah-marah mulu, gak cape emang? nanti cepet tua loh! " Haha..

Lucu juga ya kalau diingat-ingat kembali kejadian itu,

Tapi sayang kejadian itu kini hanya tinggal kenangan saja,

Keadaan kita kini tidak sama seperti dulu,

Hubungan pertemanan kita merenggang, dan akulah penyebabnya.

Tanpa aku sadari, perasaan itu sudah jauh berlari mendahuluiku.

Dia sudah lebih jauh dibanding aku, sekuat apapun aku menghentikannya, tapi sepertinya dia ingin mengalahkan ku.

Mungkin dia sudah merasa sangat nyaman ya ketika aku dan kamu tertawa bersama?

Apa mungkin perasaan itu sudah ada semenjak awal kita mengenal?

Kamu menepuk bahuku, aku terkejut sambil menoleh ke belakang, lalu aku melihatmu tertawa, sangat nyaring, bahkan sampai matamu menyipit, haha..

Dan sepertinya aku baru sadar, kalau perasaan itu sudah tumbuh ketika pertama kali kita bertatap dari jarak dekat.

Lalu entah bagaimana, perasaan itu bertumbuh semakin besar seiring berjalannya waktu,

Terlebih saat aku bertanya kepadamu perihal mengapa kamu selalu tertawa jika berbicara denganku dan berada di dekatku?

Dan jawabanmu kala itu membuatku merasa sangat senang,

"Karena aku bahagia"

Itulah jawabanmu, simple tapi sukses membuatku tersenyum sangat lebar.



May 6, 2022

ABOUT HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang