22- too many times, dear

1K 64 63
                                    

Haiii!! Enjoy with this story, okayy!!
Jangan lupa tekan ⭐ dan tinggalkan komentar biar update lagii 🩶

***

Sagala melakukan jump shot hingga benda bulat berwarna orange itu masuk sempurna ke ring lawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sagala melakukan jump shot hingga benda bulat berwarna orange itu masuk sempurna ke ring lawan. Menyugar rambutnya dan tersenyum.

"WUUUU, KAK GALAA!!!!"

"SAGALA KECE BANGETTT!! NIKAH YUK!"

Memang benar. Ketika berada di lapangan, jiwa kepemimpinan Sagala menguar. Sisi slengeannya hilang dimakan aura dominan yang begitu kuat. Tak heran fansnya tetap banyak dan menjunjung si playboy itu, padahal mereka semua tau bagaimana tingkahnya.

Anak-anak basket yang ikut latihan berkumpul ke tengah lapangan sesuai instruksi sang ketua, Sagala Kafka Rifandi. Sagala menjelaskan apa saja yang kurang dan patut dibenahi selama latihan.

"Semuanya udah bagus, cuma teknik dribbling lo tadi kurang tepat, Ren. Haruslah lo pake between the legs dribble bukan crossover move di momen kaya tadi. Selebihnya permainan lo oke," terang Sagala. Beralih pada Marvin. "Lo perketat lagi penjagaan lawan, Vin. Jangan kurang fokus kaya tadi."

"Latihan hari ini sampe sini dulu. Thanks and good luck, guys!" Sagala menepuk bahu Reno lalu high five bersama para tim lainnya.

Marvin dan Sagala ke tepi lapangan. Cowok keriting itu merampas minuman dari tangan Sagala yang sudah dibuka segelnya dan tertawa. "Makasih ya, ketua!"

"Wakil sialan lo!" ketus Sagala mengambil botol lain.

Mereka duduk berdampingan. Berkipas-kipas, menggoda cewek-cewek yang lewat.

"Semangat belajarnya, Manis. Ntar kalo nilainya seratus aku kirimin pap seharian," ujar Sagala mengedipkan satu mata kepada gadis gemoy berambut ikal. Kontan pipinya merona dan terbirit-birit kabur diterpa malu.

"Mang gacor playboy satu ini," timpal Marvin geleng-geleng. "Eh iya, Gal. Gue mau mintol nih sama lo."

Sagala memperbaiki duduknya, serius mendengarkan Marvin yang terlihat bingung dan malu-malu.

"Gini, Gal… g—gue mau deketin cewek. Dan mau minta saran sama lo, daripada salah lagi kaya kemarin? Mending gue nimba ilmu ke playboy kakapnya langsung."

"Setan lo!" kekeh Sagala meninju paha terbuka Marvin. "Ya gimana ya? Sebenarnya gak susah sih kalo lo paham rumusnya."

"Pertama nge-date, usahain lo yang jemput. Kalo bisa, pake kendaraan yang buat dia nyaman. Gak kena hujan, gak kena panas apalagi debu. Mobil contohnya," kata Sagala membuka jarinya satu-satu. "Better lo pake mobil dua pintu, fiks sih, Vin!" Menyentak keras satu tangannya ke telapak tangan lain.

"Santai tai! Gue kaget!" Marvin mengusap telinganya yang berdengung. "Mobil dua pintu ya? Oke, oke. Terus?"

"Terus…" Fokus Sagala terkecoh oleh dua orang, sedang jalan berdampingan di lorong sebrang mereka. "Neng Maya tercintaaa!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang