41. Insting Seorang Sahabat

374 30 6
                                    

HAMPIR setiap malam, kedai lele Ijul selalu ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAMPIR setiap malam, kedai lele Ijul selalu ramai. Rasa yang enak, harga murah serta lokasi yang strategis dekat sebuah taman kota menjadi alasan para pelanggan selalu datang kembali. Parkir luas dan letaknya yang bersebelahan dengan minimarket, menjadi nilai plus kedai yang dimiliki oleh seorang pemuda berdandanan layaknya anak punk itu kerap dicari-cari ketika waktu lapar menghampiri.

Malam itu, Ijul nampaknya kedatangan pelanggan baru. Sepasang kekasih yang sudah menjalin cinta lebih dari lima tahun itu duduk membaur bersama muda-mudi yang lainnya. Menikmati dua porsi lele goreng crispy, menu andalan kedai itu. Dua gelas sari jeruk dingin menjadi minuman penghilang pedasnya sambal. Sambil berbincang bersahutan, pasangan kekasih itu terlihat memasang wajah serius seperti sedang membahas suatu hal yang tak diduga-duga.

"Kamu udah cross chek kebenarannya belum Gis? Jangan suka ngegosip gitu ah, aku nggak suka!" tukas Kenzo serius.

"Ya udahlah Yaaang.... Aku tuh udah liat sendiri! Pas aku mau balik dari apartement temen aku, mereka berdua tuh baru aja nyampe, which is itu udah jam sebelas malem. Terus besokannya aku denger dari kamu kalau Bos Nat malem itu nemenin Denis di rumah sakit kan?."

Kenzo menggeleng tak menyangka. Sebab beberapa waktu lalu, Nathan sempat datang padanya dan bercerita kalau Denis sudah berbaikan dengan si Ryder muda itu. Tapi tak selang berapa lama ketika Kenzo hendak mempir ke rumah sahabatnya, rumahnya didapati kosong. Kenzo sungguh terkejut ketika Nathan tengah malam itu malah berada di rumah sakit, menemani Denis yang kolaps karena penyakit GERD nya kambuh.

"Nathan lagian ngapain sih ngurusin cewek orang, kayak nggak ada kesibukan lain aja!" dengus Kenzo kesal.

"Kamu kayak nggak tahu Bos Nat aja. Katanya udah temenan bertahun-tahun, tapi nggak paham juga kalau dia orangnya emang nggak tegaan." Gista menyahut, kemudian tangan kirinya menyeka keringat di dahinya karena cuaca malam itu sungguh panas. "Tapi Zo, gila juga ya si Ivan, ternyata belum taubat juga. Padahal udah jelas-jelas ke gep selingkuh. Malah balik lagi ke Mala. Aku sih kalau jadi Denis mending putus! HIHHHHH... Mau dia kaya kek, mau CEO kek, aku tinggalin ajalah, ngapain juga bertahan sama cowok tukang ngibul begitu."

Kenzo menatap bibir gelas yang baru saja ia teguk, ada kebimbangan dalam raut wajahnya yang tak bisa ia tutupi. Yang tidak pernah bisa ia utarakan secara lansung pada Nathan selama ini.

"Sebenernya aku sendiri agak gimana gitu, aku mikir Nathan terlalu jauh ikut campur urusan Denis sama Ivan. Emang sih Nathan orangnya nggak mandang siapa kalau dia mau nolongin orang, tapi buat sekarang, kayaknya Denis itu bukan orang yang tepat. Soalnya kan kamu tahu sendiri orang-orang dibelakang Ivan itu kayak gimana."

Denis terlihat membulatkan matanya begitu mengingat hari yang tidak bisa dilupakan beberapa waktu lalu, "Oh pas aku pemotretan sama Mala itu yaaa.... Waktu itu lagi panas-panasnya berita dia masih jalan sama Ivan. Aku aja sampe takut banget. Aku pikir ada pejabat mana nih yang dateng ke studio? Mau ngapain? Kok tiba-tiba banyak om-om serem pake item-item di parkiran? Eh ternyata.... Ada tulisan Ryder Guard & Security di seragamnya. Utusan Ivan tuh pasti, mau ngapain lagi kalau bukan buat jagain Si Selir coba?"

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang