Enola dan Isabella kini mereka berada di gudang tua tak terpakai yang jaraknya tak jauh dari kampus di mana Olivia
kuliah.Enola tidak bisa, ia tidak bisa mengikuti rencana yang Isabella usulkan. Isabella sudah menyerahkan pakaian serba hitam untuk Enola kenakan tapi Enola tak kunjung mengganti pakaiannya. Semalaman Enola berpikir soal rencana Isabella dan semalaman juga hati Enola menjerit untuk tidak melakukannya.
Ini salah, ini terasa sangat salah.
Enola benci Olivia, Enola ingin Kak Darius jadi miliknya tapi mencelakai nyawa orang lain tidak pernah terbesit dalam pikiran Enola. Ya.. Enola memang sempat berpikiran untuk mencekik Olivia karna kesal dengan tingkah sombong Olivia, tapi Enola tidak pernah berpikiran akan berbuat sejauh ini.
Menjebak Darius saja Enola sebenarnya sudah diliputi rasa bersalah, Enola malu hanya saja ia menekan rasa malunya itu demi untuk mendapatkan Darius. Kalau Enola sampai mencelakai Olivia, apa kata Darius nanti? Apa kata orang tua Enola nanti? Dan juga apa Tante Maria akan tetap mendukung Enola jika Tante Maria tahu Enola melakukan tindakan kriminal?
Resikonya terlalu besar, nurani Enola juga menolak untuk melakukannya.
Pada akhirnya Enola menjatuhkan pakaian ganti yang Isabella berikan padanya ke tanah, tindakan Enola itu membuat Isabella melirik ke arah Enola dengan satu alis terangkat.
“Aku tidak bisa Isabella, ini salah. Bukan ini yang aku inginkan, aku memang ingin membalas Olivia tapi bukan dengan cara seperti ini..”
Tatapan Isabella menajam, Isabella terlihat tidak senang dengan keraguan yang terpancar di wajah Enola.
“Bukannya kau ingin Kak Darius mu itu jadi milik mu? Kalau wajah Olivia hancur tidak akan ada laki-laki yang mau bersamanya termasuk Kak Darius mu itu. Ini jalan terbaik, kau tidak akan diabaikan lagi oleh laki-laki yang kau cinta kalau pengganggu seperti Olivia bisa kita singkirkan.”
Enola lagi-lagi menggelengkan kepalanya, “Tidak bisa Isabella, aku tidak bisa melakukannya.” Enola mundur menjauh dari Isabella yang kini terlihat siap untuk memaki Enola.
Tangan Isabella terkepal, rasanya sekarang Isabella ingin memukul wajah Enola karna Enola jadi pengecut. Padahal Isabella ingin menjadikan Enola sebagai kambing hitamnya tapi sekarang Enola justru mundur.
“Kau tidak bisa lemah begini Enola, kau benci dengan Olivia bukan? Hanya cara ini yang bisa membuat Olivia jera, menghinanya atau menyebar kelakuan busuknya tidak akan berdampak apa-apa pada Olivia.” Sekali lagi Isabella mencoba meyakinkan Enola, Isabella mengulurkan tangannya mengajak Enola untuk berada di pihaknya tapi Enola menepis tangan Isabella dengan kasar.
“Masih banyak cara untuk membalas Olivia, kenapa harus cara seperti ini Isabella? Kenapa juga kau sangat ingin wajah adik mu hancur? Sebenci apapun kau dengan Olivia dia itu tetap adik mu, kalian sedarah.. bukankah aneh kalau kau sangat terobsesi untuk menghancurkan wajah adik mu sendiri?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Lust [END]
RomanceMau nilai bagus? Olivia punya cara untuk mendapatkannya selain belajar, yaitu dengan memberi blow job pada dosen killer yang pelit nilai. Jika blow job memuaskan maka nilai pun memuaskan.