Kencan2

48 4 1
                                    

 
💕💕 Happy reading💕💕

🔨🔨 Typo bertebaran🔨🔨

~Lidwinsetya~

Jangan lupa Follow dan comment.

🌸🌸🌸

   Bukan tentang bagaimana hubungan itu tercipta, ini tentang saling percaya dan menjaga, agar hubungan itu berlangsung langgeng untuk selamanya.

     Kencan, kata yang mungkin sebagian orang butuh untuk melakukannya, agar lebih sering bertemu untuk melakukan aktivitas bersama agar lebih saling mengenal satu dengan  yang lain.

     Kencan juga memberikan dampak positif ketika seseorang itu bertahan pada hati yang sama, tidak ada nama orang lain di dalamnya, lantas bagaimana ketika hubungan itu hanya di perjuangkan salah satunya? Akankah hubungan itu berjalan sesuai apa yang di harapkan?

     Yoga, memilih menghabiskan waktu  sabtuannya di barak, karena Nara belum membalas pesan yang dia kirim. Entahlah, pikirannya kalut, ketika wanita itu sekarang lebih sibuk dengan pameran di WTC mangga dua. Waktu kebersamaan  mereka seolah tidak bisa seperti sebelumnya.

Tilulit......

     Gawainya bergetar dan menimbulkan suara bunyi pesan. "Yes, yes, yes......." teriakan Yoga menggema dalam mess bujang yang di tempati sekitar 30 orang.

"Bang, sehat?" Tursilo adik letting yang memang cukup akrab dengan Yoga.

"Sehat banget Tur. Lebih sehat di banding sebelumnya."

"Ciye, malam mingguan nih. Romannya sih dapat SMS dari Nara!"

"Ah, kamu bisa aja Tur, gak lah, ini lagi seneng aja. Malam mingguan atau gak, tetap sama kok. Kami sering bertemu."

"Ciyeeee, pantes sampai lupa sama saya bang, pantes juga si Andi patah hati. Pas nembak gak di terima." Tursilo meledek teman seletingnya itu. Yang berasal dari Tuban.

Dengusan terdengar dari mulut Andi. Beberapa waktu lalu tepatnya sebulan lalu, Andi memberanikan diri mengungkapkan perasaannya namun di tolak Nara. Gara-gara Andi dekat dengan Anton, abang leting yang membawanya ke senen saat itu.

"Makanya, kamu kalau dekat sama orang itu lihat-lihat dulu."

Anton di Sel karena melakukan tindakan kriminal, menonjok pengunjung diskotik dan sama-sama sedang memperebutkan seorang wanita penghibur.

"Siap, bang, kalau tahu dari awal saya juga gak mau dekat sama bang Anton. Sudah kecebur bang, untung masih bisa nge rem untuk gak ikutan. Malah saya misahin orang berantem. Kalau musuh pemberontak sih, saya bisa lawannya lebih enak. Ketahuan kalau mati juga jadi syuhada. Lah belain orang mabok sama aja saya gila."

Hahahahah,  tawa mereka menggema di dalam barak itu. Yoga, Tursilo dan Andi memang cukup dekat. Di awali kejadian pertemuan mereka  dengan Nara.

"Bang, yakin sama Nara? "

Yoga menghentikan gerakan tangannya saat membuka pintu lemari yang terbuat dari kayu mahoni.

      Senyum sekilas dan mengangguk. Yoga pun memang belum  yakin, setidaknya dia berushaa untuk  memenangkan hati Nara agar menjadi Ibu Jalasenastri. Itu harapannya, ketika nanti tabungannya sudah terkumpul.

Sorry,  I Didn't Choose You (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang