Movie Date?

12 7 1
                                    

Jam berganti, rasi bintang kini menampakan cahaya dari langit. Diruangan yang di dominasi warna hitam itu seseorang berdiri, memilih pakaian mana yang harus dia kenakan saat ini. Sudah lebih dari tiga kali dia berganti pakaian, kamarnya berantakan.

Drrt... Drrt.. Drrt...

"Siapa sih ganggu aja!" Tanpa melihat siapa yang menelepon dia menggeser ikon hijau.

"Vin, lo udah siap? Gue ada di paviliun sekarang."

"Okey, gue kesana sekarang." Arvino menjawab suara diseberang sana.

Dan, lagi-lagi pakaian yang kedua dia pilih, menurutnya sangat cocok untuk dikenakan seperti situasi ini.

Menyalakan radio di dalam sana, memilih frekuensi mana yang pas untuk didengar. Pilihannya jatuh pada lagu Still Love You milik Ardhito Pramono. Dia mengendarai mobilnya santai, untung saja keadaan tidak macet.

Namanya juga romansa remaja, ada saja yang mereka lakukan untuk menyenangkan perasaan masing-masing. Lingkungan pertemanan mereka sehat kok tidak seperti kebanyakan anak muda sekarang. Kalau pun mereka salah jalan, sahabat mereka akan memperingati.

"Lo udah tau kita akan kemana?" Bisma bertanya saat Arvino sudah ada di depannya.

"Cuma nonton kenapa harus rapih banget sih," timpalnya lalu mendudukan dirinya di permukaan kursi.

"Liat aja nanti, lo juga bakal tau." tutur Bisma.

Arvino terdiam. Ruangan ini semakin ramai walaupun hanya lima orang yang berada di sini tidak ada yang lain, sebenarnya ruangan ini untuk tempat beristirahat milik Bisma tapi dia jadikan untuk berkumpul dengan temannya, hanya mereka ini yang diizinkan masuk ke sini. Akses masuk ke dalamnya bisa lewat pintu belakang jadi mereka tidak perlu menganggu aktivitas di rumah utama.

"Ganteng banget gue!" seloroh Akmal.

"Ganteng kalo diliat dari jarak 200 KM." tukas Yoga.

Suara tawa memenuhi ruangan itu. Di lain tempat, Fashakira sedang mematut dirinya didepan cermin. Sempurna!

Fashakira
Send a picture

"Udah rapih aja, gue baru nyari outfit." ujar Inggrid di dalam grup chatting yang mereka buat.

"Cantik banget lo Sha, sini ke rumah gue dulu," kata Angela memberi instruksi.

"Bisa aja lo Njel. Okey gue otw." Sudah selesai semuanya dia keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga untuk mencari sopir, dapat!

Sebelumnya, dia sudah memberitau kalau jam tujuh malam akan pergi ke suatu tempat jadi dia tidak perlu lagi mengelilingi rumahnya itu untuk mencari pak Atmo, makan waktu.

Dua puluh menit kemudian dia sampai dirumah Angela, syukurlah tidak ada kendala.

"Terima kasih pak Atmo, hati-hati berkendara!" ujar Fashakira halus.

"Sama-sama Neng, jaga diri baik-baik, kalo ada masalah telpon saya aja, saya pergi dulu!" pamit pak Atmo.

Fashakira hanya tersenyum ramah lalu masuk ke dalam rumah Angela.

"Aaargh lo dateng juga akhirnya!" seloroh Angela sambil merentangkan tangannya.

"Lebay lo, tiap hari ketemu disekolah juga. Bikinin gue minum Njel, seret nih," ucap Fashakira memegang leher  lalu dengan santai duduk di sofa ruang tamu.

"Bikin sendiri sana kaya rumah siapa aja. Udah ah gue belom rapih nih Sha." sahut Angela sambil melempar bantal sofa lalu kembali mencatok rambut panjangnya.

Tawa Fashakira pecah saat itu juga,  Angela ini suasana hatinya Gampang berubah. Tidak lama dering ponsel Angela berbunyi.

"Ayang lo nelpon nih Njel." ungkap Fashakira.

Angela langsung menarik ponselnya dan menghindar beberapa meter dari Fashakira.

Tidak tau, Fashakira tak mendengar apapun karena memang dia menghargai privasi temannya sama semuanya pun dia seperti ini.

Dia duduk manis saja di ruangan minimalis ini untung saja dia berhasil menghindar dari lemparan bantal sofa tadi. Segelas jus alpukat kini berada di tangannya, meminumnya santai sambil menunggu Angela selesai bicara.

"Ayo Sha pergi! Nicko sebentar lagi dateng nih," ajak Angela.

"Lah, Inggrid sama Raina gimana? Kok mereka ga kesini dulu?" tanya Fashakira heran.

"Mereka udah di sana dari dua puluh menit yang lalu." jelas Angela.

Fashakira mencerna apa yang dikatakan Angela. Bukannya Inggrid baru mencari pakaian?

Tak bertanya lagi, Fashakira mengikuti langkah Angela. Nicko baru saja sampai.

"Berasa nyonya ya Njel, di jemput segala." ujar Fashakira.

"Iya kan calon nyonya Daniswara." sahut Nicko membukakan pintu untuk Angela, manis sekali perlakuan lelaki itu. Andai dia yang berada di posisi ini dengan Arvino pasti akan banyak kupu-kupu berterbangan di hatinya.

"Lo berdua bucinnya ga ketolongan ya, kita mau quality time aja lo ngikut kak." Fashakira membuka suara dalam keheningan.

"Yakin gue doang yang bakal bucin?" ujar Angela penuh arti.

Fashakira mengernyitkan dahinya, bingung. Atensinya tertuju pada lelaki berambut keriting yang akhir ini selalu menganggu pikirannya. Jangan sampai Arvino juga bersama mereka, batin gadis itu. Dia mengenyahkan pikiran itu. Firasatnya begitu kuat. Mungkin saja yang lainnya juga bawa pasangan masing-masing.

"Bengong mulu Sha, sadar hei!" tepukan di bahu Fashakira berhasil membuat gadis itu kembali ke alam sadarnya.

"Oh udah sampe ya?" pungkas Fashakira tersenyum kikuk.

Setelah turun dari mobil dan memasuki area mall, langkah panjang itu berhenti di depan Fashakira.

DANG!

Dugaan Fashakira tidak meleset, ternyata benar lelaki itu bersama mereka.

"Ngapain lo kak?" tanya Fashakira santai.

"Berdiri!" sahut Arvino datar, manusia satu itu akan menunjukan sifat datarnya di situasi seperti ini.

Malas menjawab obrolan mereka gadis itu melangkahkan kakinya, menghindari lelaki itu. Dapat! Lengan Fashakira berhasil diraih Arvino. Mau Fashakira berjalan lima langkah menjauh dari Arvino pun lelaki itu mampu menjangkaunya.

Fashakira terdiam, wajahnya menatap keatas dan atensinya jatuh pada lelaki tampan itu. Yang di tatap hanya memandang jalan ke depan.

"Gausah ngeliatin gue kaya gitu Ca, jatuh cinta sama gue ga seindah apa yang lo bayangin!" jelasnya.

Bukankah selama ini Arvino yang mendekatkan diri ke Fashakira? Selalu ada di setiap Fashakira tidak baik-baik saja walaupun gadis itu mampu mengatasinya? Lalu, maksud yang dia katakan apa? Ah, lelaki itu selalu saja berbicara ambigu,  membuat dirinya overthinking.

Mau melepaskan genggaman Arvino pun dia tidak mampu karena memang sekuat ini. Akhirnya dia hanya terdiam sampai memasuki teater tanpa mengucapkan satu kata pun.

"Loh kok, ada kalian juga?" tanya Fashakira menyadari bahwa bukan Arvino dan Nicko saja yang hadir, benar-benar diluar dugaannya kini.

"Kalo Arvino ada kita juga ada Sha." kali ini Yoga meyahuti.

Mereka sudah berada lebih dulu di sana dengan popcorn dan cola di tangan masing-masing.

Sial, kenapa mereka mengosongkan dua bangku saja? Setelah Fashakira amati mereka duduk berjauhan. Rencana apalagi yang akan mereka buat setelah ini? Padahal dia ingin bersama temannya saja tanpa penganggu hatinya yang berada disampingnya kini.


EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang