selir medis penguasa langit

223 9 0
                                    

Bab 111

Mendengar itu adalah hadiah dari Kaisar Tertinggi, Nyonya tua membalikkan wajahnya perlahan dan dia menatapnya dengan tajam, "Kaisar Tertinggi bertemu denganmu?"

"Ya, beberapa hari ini aku tinggal di istana untuk mengobati Kaisar Tertinggi dan baru meninggalkan istana kemarin." Sera tersenyum.

Ibu Sunny segera berkata, "Lihatlah betapa berbaktinya Selir, baru keluar dari istana kemarin sudah datang mengunjungi Nenek pagi-pagi sekali."

Raut wajah Nyonya tua menjadi semakin jelek, dia tiba-tiba duduk dan menampar Sera, tubuhnya gemetar karena marah, "Masih ingin mengarang cerita apa lagi? Bagaimana mungkin Kaisar Tertinggi akan memanggilmu ke istana untuk mengobatinya?"

Meskipun tamparan mengenai wajah Sera, tetapi tidak ada energi sama sekali, Sera bahkan tidak merasa sakit sama sekali.

Dia mengerahkan semua kekuatannya untuk memakinya. Sedetik kemudian, dia terengah-engah dan mulai merasa sesak nafas.

Wajahnya beransur-ansur menjadi gelap dan bibirnya menjadi putih karena kekurangan darah. Tubuhnya menjadi lemas, dia berbaring sambil terengah-engah.

Sera segera membalikkan badan dan mengeluarkan kotak obat. Ketika kotak obat dibuka, ada inhaler untuk asma di dalam. Dia membukanya dan memasukkannya ke mulut Nyonya tua dan berkata dengan cemas, "Ini adalah obat yang dipakai di istana, sangat manjur."

Nyonya tua terengah-engah meskipun tidak ingin mendengarkan kata-kata Sera, tetapi saat menghirup nafas tetap mencium aroma inhaler.

Melihat dia berhasil menghirupnya, Sera mengusap dadanya dengan perlahan dan berkata, "Bernafas perlahan, santai!"

Nafas Nyonya tua mulai stabil dan wajahnya terlihat agak cerah.

Ibu Sunny berkata dengan heran, "Obat apa ini? Sangat menakjubkan."

"Obat yang digunakan istana, Kaisar Tertinggi juga menggunakannya." Sera sudah meletakkan inhaler di samping tempat tidur, "Jika Nenek merasa sesak nafas lagi, biarkan dia menghirupnya."

Nyonya tua perlahan-lahan kembali tenang, Sera mengeluarkan stetoskopnya dan mendengar jantung dan paru-parunya.

Seingat Nyonya tua pernah menderita asam sebelumnya dan dia seharusnya juga menderita emfisema/ yang menyebabkan kondisi tubuhnya merosot, sehingga ketika kambuh, dia terengah-engah.

Asma sangat sulit untuk diobati, ditambah dengan penyakit kronis emfisema, jika tidak dirawat dengan sabar, mungkin tidak akan sembuh.

Nyonya tua sudah sakit selama bertahun-tahun, selama ini tidak pernah bisa bernafas selega ini.

Setiap kali dia bernafas, dia harus menghirup nafas dalam-dalam. Kekurangan oksigen dalam jangka panjang menyebabkan otaknya menjadi agak linglung. Oleh karena itu, dia menyerahkan kuasanya pada Ibu Sera, Henny Huang. Sayangnya Henny Huang tidak berguna, hanya dalam beberapa bulan, kekuasaannya sudah berpindah tangan ke Nyonya tua kedua.

Nyonya tua dan Nyonya tua kedua selalu berselisih. Setelah Nyonya tua kedua mengambil alih, Nyonya tua tidak ingin turut campur lagi, jadi berpindah ke sini untuk memulihkan kesehatannya.

Setelah bisa Bernafas dengan lega, amarah Nyonya tua juga lenyap dia bertanya dengan ragu-ragu, "Ini benar-benar obat dari istana? Apakah kau benar-benar masuk ke istana untuk mengobatinya Kaisar Tertinggi?"

Sera mengangguk, "Tentu saja benar, Nenek, ada banyak orang yang mengetahui hal ini, Ayah juga mengetahuinya."

Nyonya tua menatapnya dan bertanya, "Sakit ya?"

Sera tersenyum menggelengkan kepalanya seraya mengelus pipinya sendiri, "Nenek tidak menggunakan tenaga."

Nyonya tua mendengus, "Itu karena tubuhku terlalu lemas. Jika aku cukup kuat, pasti sudah membunuhmu sejak tadi, agar tidak mempermalukan keluarga."

Sera tahu Nenek sangat menyayanginya, dia merasa terharu dan memegang tangannya lalu berbisik, "Nenek, aku salah, aku seharusnya mendengarkanmu."

Nyonya tua melihat bekas luka di keningnya dan menghela nafas, "Kau yang memilih jalan ini sendiri. Kau tidak bisa mundur, hanya bisa menggertakkan gigi dan terus berjalan, tetapi kau tidak perlu menyenangkan siapa pun atau melakukan apapun demi ayahmu. Jalani saja hidupmu dengan baik, apakah kau bisa bertahan di kediaman Raja Deon Chu tergantung pada nasibmu, tidak perlu memikirkan hal lainnya."

Sera mengangguk.

Nyonya tua tiba-tiba berkata dengan tajam, "Namun, jangan hanya menekuk lutut dan mempermalukan Jing Hou Mansion. Jika mereka benar-benar keterlaluan, kau harus berjuang keras untuk melawannya. Menundukkan kepala dengan membabi buta belum tentu akan membuahkan hasil, ingat itu."

Nyonya tua takut dia akan menderita dan dihina, dia benar-benar sangat menyayanginya.

"Aku akan mengingatnya."
















selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang