Kiel's Bakery
Vernon mengamati toko roti di depannya dengan seksama sesekali melempar tatapan pada Bia yang langsung turun dari motornya dan berlari masuk.
Aroma mentega langsung tercium saat kakinya dia langkahkan memasuki toko roti itu, aroma khas roti yang entah kenapa begitu harum di penciumannya. Etalase-etalase yang di dalamnya terdapat berbagai roti-roti yang di susun semenarik mungkin, begitu mengundang tuk di makan.
Desain toko yang di buat klasik sungguh nyaman jika anak-anak berkunjung ke mari, meja dan kursi yang di susun sedemikian rupa pun dengan ornamen-ornamen yang terpasang di dinding toko.
"Kiel!!"
Perhatian Vernon teralihkan, dilihatnya Bia tengah memeluk seorang anak kecil dengan begitu erat.
"Iihh aunty kangen banget sama Kiel."
"Hihi Kiel juga kangen."
Aysel tersenyum hangat menatap keduanya tatapannya beralih pada Vernon yang kaget dia cepat membungkuk dan melempar senyum meski kaku, "kenapa kau berdiri di sana, mendekat lah."
Bia mencebik dengan wajah tak suka dengan masih memeluk Kiel, "kenapa kau belum pulang? Ish!"
Vernon memilih abai dan malah memperkenalkan dirinya, "ekhem... perkenalkan saya Vernon teman sekelas Bianca. Salam kenal em... kakak?"
Rasa gugup serta ekspresi kakunya sukses membuat Aysel tertawa, ia seperti melihat gambaran Islwyn saat masa remaja dari Vernon. Tunggu, Vernon dia bilang?
Aysel menutup mulutnya tak percaya menatap Bia lalu Vernon secara bergantian dengan wajah tak percaya namun senang, sungguh Aysel ingat siapa itu Vernon.
"Kakak jangan memasang wajah seperti itu!" Ujar Bia kesal pada Aysel, gadis itu tak ingin Aysel berpikir aneh tentangnya dan Vernon. Mereka ini sama sekali tak memiliki hubungan apa-apa.
"Memangnya kenapa dengan wajah ku hm?" Alisnya naik turun menggoda, "baiklah... kalian duduklah aku akan membawakan roti yang masih hangat dari panggangan." Aysel menyerah menggoda Bia, takut jika semakin di goda Bia akan semakin kesal dan berakhir menangis- sstt Bia itu jika sudah terlalu kesal akan menangis dan merengek layaknya anak kecil.
Kiel duduk di pangkuan Bia dan Vernon di depannya, Aysel belum juga kembali dan tak ada percakapan apapun diantara mereka. Kiel bingung sendiri, apa yang harus dia lakukan?
"Aunty?"
Bia menunduk "ya?"
"Kiel punya tebak-tebakkan!" Ucap anak itu antusias.
"Hm? Apa coba." Balas Bia.
Vernon memperhatikan, diam-diam dia juga menantikan nya. Kedua tangannya sedari tadi sibuk mengepal di atas meja menahan rasa ingin mencubit pipi tembam milik Kiel yang terus saja menggodanya. Anak laki-laki itu tampak sangat menggemaskan-
"Di dunia ini siapa yang paling Kiel suka?"
"Emm..." Bia berpura-pura berpikir, "siapa ya?"
"Ah! Sudah pasti jawabannya kak Aysel!"
"Betul!!" Kiel bertepuk tangan, "lagi ya... siapa yang paling Kiel cintai?"
"Gampang, kak Aysel!"
"Betul betul!"
"Lagi, kenapa dua pertanyaan tadi jawabannya Mama?"
"Karena kak Aysel adalah orang paling special untuk Kiel!" Jawab Bia.
Telunjuk kecil Kiel bergerak, "no! Bukan itu jawabannya tapi sedikit mendekati lah..."
Bia tergelak melihat kelakuan Kiel.
"Tunggu, lalu jawabannya apa?
Kiel tersenyum lalu menatap Vernon, "kak Vernon gak mau ikutan jawab?"
Hah? Vernon di buat terkejut saat Kiel tiba-tiba membawanya ke dalam arus. Matanya berkedip melirik Bia siapa tau gadis itu tak menyukai jika dirinya ikut bergabung, namun nyatanya Bia terlihat biasa saja.
"Jawabannya tidak ada!" Ujar Vernon.
"Ha?" Bia membeo, "kau ini bodoh ya?!"
Kesal di katai bodoh Vernon menendang kaki Bia dari bawah, "kau-"
"Jawaban kakak benar!"
"Eh?"
Terkejut. Bia menatap lekat Kiel, "kenapa?"
Anak kecil itu tersenyum sangat lebar dengan kedua mata berbinar, "kata Mama mencintai seseorang itu gak perlu ada alasannya. Jadi, kalau pun aunty jawab Papa, Oma, Opa atau aunty sendiri Kiel bakal bilang 'betul' juga. Karena Kiel sayang kalian semua, kalian adalah keluarga Kiel sudah jelas Kiel cinta kalian tanpa terkecuali."
Mendengar itu Bia terharu hatinya menghangat, di dekapnya Kiel sambil mengecupi pipi tembam nya.
"Cinta itu luas, kau takkan bisa menjelaskan alasan kau menyukai seseorang. Karena nyatanya jika kau memiliki alasan kau tak benar-benar tulus padanya-" Bia menoleh menatap Vernon yang membuka suara, "contoh kecil, jika alasan mu mencintai seseorang karena dia tampan akan ada seseorang yang lebih tampan. Setia, bertanggung jawab, jujur, di dunia ini masih banyak orang-orang seperti itu. Tinggal memilih, tapi jika hati mu sudah menetapkan satu orang untuk kau cintai maka sekalipun ada yang lebih kaya, tampan, dan setia kau akan tetap memilihnya."
"Jika di tanya alasannya, sudah pasti kau tidak tau alasannya kenapa."
Bia terdiam, matanya terkunci pada Vernon.
"Mama!"
Aysel datang dengan nampan di tangannya, "apa kedatangan ku menganggu?"
"Eh? Kak Aysel, tidak. Sama sekali tidak." Ujar Bia.
"Mama! Roti, Kiel pengen makan roti-" ucap Kiel antusias.
Kiel kini duduk di samping Aysel sambil memakan roti dengan lahap, di sisi satunya ada Bia yang juga menikmati.
"Kak Aysel, sebelumnya aku ingin meminta izin terlebih dulu." Ucap Vernon tiba-tiba.
"Hm? Untuk apa?"
Vernon diam menimang dia harus cepat bicara dan menuntaskan keinginannya. "Bolehkah aku mencubit pipi Kiel?"
"Apa?"
"Hah?!"
"Ung?"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way to Protect the Lovable Son
Romance[COMPLETED] Menjadi ibu dari tokoh antagonis di masa depan? Awalnya Diandra tidak tau bahwa ia masuk ke dalam novel dan menjadi ibu dari tokoh antagonis. Karena nama Aysel tak pernah tertulis bahkan dia hanya di gambarkan sebagai sosok ibu kejam yan...