Sahabat Fisabilillah (eps. 10)

0 0 0
                                    

Di depan UKS

Gilang: Gue nggak habis pikir sama pikiran cewek. Kalau punya masalah pasti lebih melibatkan hati. Ujung-ujungnya, bunuh diri!

Azam: Sudahlah, Lang. Tidak perlu menyalahkan kodrat perempuan yang memang pada dasarnya, lebih suka pakai hati.

Deven: Betul, apa kata Azam, Lang. Sekarang yang terpenting, Sherly selamat, tidak jadi bunuh diri karena pertolongan sahabatnya. Itu, kan, mau, lo?

Gilang: Lebih baik, lo, diam, Ven.

Deven: Oke, gue, diam! (Reyna keluar dari dalam UKS)

Gilang: Gimana keadaan Sherly sama Farida?

Reyna: Semuanya, salah gue!

Gilang: Come on, ini bukan saatnya untuk membahas permasalahan itu lagi. Lagian, nggak ada gunanya menyesali kejadian yang sudah terjadi. Ada yang lebih penting dari itu, yaitu keadaan sahabat-sahabat lo. (Reyna menyeka air matanya)

Reyna: Mereka seperti ini, karena gue. Nggak seharusnya, gue hadir di tengah-tengah mereka. Gue memang harusnya, pergi, sekarang juga.

Gilang: Pikir baik-baik. Apakah nggak ada, sedikit saja, niat lo untuk memperbaiki persahabatan fisabilillah bersama mereka? (Reyna menundukkan kepala)

Deven: Nggak ada yang perlu di perbaiki, Lang. Persahabatan mereka sudah hancur, karena keegoisan Sherly.

Gilang: Gue bilang, diam, Ven. Harusnya lo itu sadar diri. Bukan Sherly yang salah. Tapi, lo.

Deven: Bela, terus, Lang! Bela saja, Sherly! Tanpa lo jelasin, gue sudah paham, lo pasti bela dia. Karena, lo, sebenarnya suka kan, sama dia? Lo cinta buta, sama dia? Sampai-sampai lo nggak bisa membedakan mana orang yang benar, mana orang yang salah. Lo, itu, sudah, berubah, Lang. Bukan seperti Gilang yang dulu gue kenal. (Gilang terdiam)

Azam: Sudah, Ven. Jangan membuat keributan, lagi. Kasian, Mba Reyna.

Plak

Gilang: REYNA! Maksud lo, apa, nampar Azam?

Deven: Iya, benar! Azam nggak ada salah apa-apa. Dia itu sahabat gue yang paling baik. (Reyna terkekeh dengan di iringi meneteskan air mata)

Reyna: Baik? Laki-laki yang merusak perempuan, di sebut laki-laki baik? Pikiran kalian, sehat, nggak, sih?

Gilang: Gue nggak paham sama ucapan lo.

Deven: Sama, gue juga.

Azam: Bisa di jelasin Mba, maksudnya? Saya juga tidak paham.

Bugh

Reyna: Lo, berengsek! Lo, laki-laki menjijikan!

Farida: Reyna, cukup! (Azam, Gilang, Deven, dan Reyna menoleh secara bergantian)

Sherly: Re. (Kedua kaki Reyna mundur beberapa langkah)

Reyna: Gue yang pergi! Gue nggak mau orang yang gue sayang bunuh diri! Gue nggak mau...

Sherly: Re... (Reyna berlari sekuat tenaga dengan keadaan dada sesak dan air mata berjatuhan)

Short Stories Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang