❣ 21. Malentendu ❣

2.8K 139 7
                                    

"Masa lalu yang menyakitkan, akan sangat membekas sampai kita berada di masa yang akan datang. "
_Queen_

❣❣❣

Queen dan Ian sekarang sudah berada di depan rumah Queen, mereka berdua masih berada di dalam mobil tanpa berniat keluar dari sana terlebih dahulu.

"Lu mau mampir dulu ngga ke rumah?" tanya Queen dengan mengenggam handphone miliknya dan berniat ingin keluar dari mobil Ian, sedangkan Ian menatap kearah mobil yang terparkir di depan mobilnya dengan tatapan datar.

"Lain kali aja gua main ke rumah lu, sekarang gua ada urusan sama Evan hari ini." balas Ian dengan mengelus lembut rambut Queen.

Queen mengangguk pelan. "Yaudah okey, see you."

Cup!

Queen mengecup sekilas pipi Ian dan di balas Ian dengan mengecup kening Queen dengan lembut, kemudian Queen membuka pintu mobil Ian dan keluar dari sana.

"Hati-hati di jalan." Queen melambaikan tangannya saat mobil Ian pergi meninggalkan perkarangan rumahnya.

Saat mobil Ian sudah pergi dan tidak terlihat lagi, Queen berjalan masuk kearah rumahnya tanpa menatap kearah Verrel yang berdiri di depan pintu rumahnya.

Verrel mencekal tangan Queen ketika  Queen berjalan di depannya. "Sayang, kamu dari mana aja semalam? Kenapa telephone dari aku ngga kamu angkat? Aku khawatir dan nyariin kamu kemana-mana."

Queen menatap kearah Verrel dengan tatapan tajamnya, kemudian dia menarik kasar cekalan dari Verrel sampai terleepas. "Bukan urusan lu."

"Kamu itu sebenarnya kenapa sayang? Aku ada salah apa sama kamu? Kalo emang aku ada salah sama kamu, bisakan kita bicarain baik-baik. Kamu jelasin apa kesalahan aku, bukan dengan cara kamu yang terus menghindar dari aku seperti ini."

"Gua lagi ngga mau bahas masalah ini sekarang. Jadi lebih baik lu pergi dari rumah gua, karna gua butuh istirahat."

"Aku ngga akan pergi dari sini sebelum kamu jelasin ke aku, apa yang sebenarnya terjadi semalam di antara kamu sama Papah."

✧*。٩(๑˙╰╯˙๑)و✧*。

"Queen." panggil Indri dengan melemparkan boneka beruang kearah Queen yang masih ada di atas kasur dengan menutup seluruh tubuhnya di dalam selimut tebal.

"Lu mau sampai kapan ada di dalam kamar terus? Bunda sama Papah udah nanyain lu tuh dari tadi, katanya ada yang mau mereka bicarain sama lu." Queen hanya diam di dalam selimutnya.

"Queen!" teriak Indri tepat di depan telinga Queen dengan kesal.

Queen menghempas kasar selimut miliknya saat kupingnya berdengung dengan kencang ketika Indri berteriak tepat di depan telinganya, kemudian dia duduk dengan menyandarkan punggungnya di headboard bed.

"Lu bisa keluar dulu ngga dari kamar gua? Gua lagi ngga mau di ganggu sama siapa pun termasuk lu. Gua butuh waktu sendiri buat nenangin pikiran gua, jadi jangan ganggu gua dulu untuk sekarang ini. Paham?"

Indri memutar malas kedua matanya dengan menyilangkan kedua tangan nya di depan dada. "You're still thinking about that necklace, right?"

"Hm, maybe."

Indri tertawa sinis. "Come on Queen, lu ngga beneran berfikir kalo Verrel adalah tersangka utamanya kan?"

Queen hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari Indri, perlahan Indri mendekat kearah Queen dengan duduk di pinggir kasur dekat dengannya.

MY QUEEN IS CAPOS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang