A/n: selama baca chapter ini, puter audio nya ya, itu lagu "The A Team (cover) by Birdy" enjoy!
-----------------------------------------------------------
Aku merapikan pakaian seragam sekolah ku yang sedikit berantakan karena aku terlalu tergesa-gesa. Ya, aku hampir saja terlambat. Kalian harus tau, ini hari Senin. Semua orang sibuk. Dad sempat pulang akhir pekan lalu, namun dia berangkat lagi pagi-pagi sekali. Jac sudah pergi ke kampusnya. Dia bilang dia ada kelas pagi. Michael? Oh dia belum bangun. Marsha tidak masuk untuk seminggu ini karena... liburan. Betapa sialannya dia karena dia lupa memberitahu ku soal itu dan membuatku berakhir berangkat ke sekolah sendirian.
Soal Vera....dia bersikap aneh semenjak anaknya-Michael tinggal disini. Dia menjadi sedikit ramah dengan aku dan Jac. Awalnya aku mengira itu hanya bisa-bisanya dia saja karena anak kandungnya tinggal disini. Ternyata tidak. Kemarin, saat Michael pergi menemui temannya, aku dan Vera sempat memasak makan malam bersama. Momen masak-masakan itu masih berputar di kepalaku karena itu baru terjadi sekali selama kurang lebih 2 tahun dia menjadi istri Dad. Aku menjadi luluh juga karena perlakuannya. Dia juga tidak pernah lagi menyuruh-nyuruh pekerjaan berat padaku. Dia tak pernah mencari masalah lagi dengan Jacqueline. Hanya saja, Jac yang masih belum bisa terbuka dengan Vera. Apalagi saat Michael menanyakan padaku apa yang terjadi antara Vera dan Jac. Sungguh itu sangat membuatku tidak enak hati.
Satu hal yang aku sukai dari hari Senin adalah...
Jam pertama diawali dengan Matematika.
Bukan karena aku suka pelajaran hina itu, aku hanya suka karena ini adalah saatnya murid musik rolling class ke reguler. Di saat-saat itu lah kami-murid sekolah musik merasa sangat fabulous. Sangat sangat Fab. Ya terkadang ada beberapa anak regular yang punya jadwal musik sehingga mereka muncul di gedung musik. Biasanya aku ada teman-Marsha untuk menghitung berapa cowok ganteng yang sudah kami temui di reguler. Namun pada kenyataannya aku bersama Calum sekarang. Tidak mungkin juga aku mengajaknya menghitung para serpihan surga di gedung reguler.
"Calum, lihat cowok itu! Lihat bisep nya astaga.."
"Iya ya.. mereka keren.."
"Sudah berapa cowok yang kita hitung, Cal?"
"15!!"
Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. Imagine macam apa itu. Itu sangat menjijikan.
"Kenapa kau menggelengkan kepalamu?" Bisik Calum di tengah pelajaran Matematika.
"Tidak.. tidak apa-apa.."
Astaga aku berbicara terlalu keras.
"Sherard, kerjakan soal yang ada di halaman 76 nomor 8 di depan. Sekarang!", kata Mrs. Nella dengan suara khas nya saat mendapati murid yang mengobrol saat pelajarannya berlangsung.
Sial.
Kau tahu kenapa aku sial?
1. Aku tidak fokus sejak bel masuk.
2. Aku kelelahan karena mengejar-ngejar bus.
3. Aku tidak mengerti apa yang Mrs. Nella khotbahkan di depan sana dengan angka angka bervariabel yang menggemaskan.
4. "Sherard, apakah kau tau aturan selama pelajaranku berlangsung?"
Itu kesialan ku nomor empat.
"Umm..iya Mrs, saya tahu hanya saja tadi-"
"Kerjakan sekarang!"
Kau tahu? Soal ini bentuknya aneh sungguh. Aku menggaruk-garuk kepalaku di depan papan tulis dan sesekali menengok ke arah Calum yang menertawaiku di belakang sana. Beberapa anak reguler juga berbisik-bisik devil yang aku tahu mereka membicarakanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES OF SECRET / C.H
FanfictionBertemu dengan Jewels Sherard di depan kelas Piano di sekolah, membuat hidup Calum Hood menjadi penuh tantangan. Ia harus menyelesaikan potongan-potongan rahasia Jewels yang ternyata menyangkut kepada kehidupan pribadinya. Namun, menyusun potongan r...