Awalnya Ibu Melody ragu dengan tawaran sahabat suaminya itu untuk mengusut kembali kasus kematian suaminya. Bagi Ibu Melody kematian suaminya yang mendadak sudah menjadi takdir untuk keluarganya. Apalagi kematian suaminya ini disebabkan oleh musibah yang mungkin memang tak bisa dihindarkan. Begitupun dengan Melody dan Aya yang sebenarnya sudah menerima kepergian dari Ayahnya.
Namun, semenjak sahabat Ayahnya itu terus datang ke rumah dan terus membujuk dan menyakinkan Ibu dan Aya, akhirnya Ibu dan Aya menyetujui tawaran dari Om Gunawan. Karena, bujukan serta hubungan baik yang sudah terjalin dan kedekatan Om Gunawan dengan keluarga Ayahnya yang sudah cukup lama akhirnya Ibu, Aya dan Melody mulai percaya dengan niat baik dari Om Gunawan.
Akhirnya Ibu, Aya dan Melody sepakat untuk memberikan uang yang katanya untuk kebutuhan administrasi supaya dimudahkan dalam memproses kasus kematian sang Ayah.
Karena sudah didesak Om Gunawan untuk segera menyerahkan uang, terpaksa Melody meminjam uang kepada Geya. Lantaran, uang yang dikumpulkan oleh Ibu, Aya dan Melody sendiri belum cukup.
"Ini Mas, uang nya 10 juta.." ucap Ibu sembari memberikan amplop berwarna coklat itu kepada Om Gunawan
"Saya terima ya Hansa, nanti saya akan kabarin setiap proses nya biar kita semua bisa memantau" jawab Om Gunawan
Ibu Melody memastikan kembali
"Tapi Mas Gunawan bisa yakin kan, kalo kasus ini bisa terungkap?""Kamu tenang saja Hansa, kamu udah saya beri tau siapa yang bakal ngurusin kasus kematian Danny ini kan?. Nanti kamu bisa langsung crosscheck saja sama dia. Kemarin kan saya beri nomor telfonnya" ujar Gunawan menyakinkan
"Om, kalo bisa setelah kita tau siapa yang ngehilangin bukti dan penyebab kematian Ayah, kita langsung gugat bisa kan Om? Walau udah 3 tahun?" lanjut Aya
"Kamu tenang aja, itu semua sudah Om rencanakan. Yang terpenting, nanti kita bisa dapet buktinya dulu terus kita pidanakan siapa pelaku tak bertanggung jawab yang udah buat Ayah kamu meninggal"
Melody, Ibu dan Aya saling menatap satu sama lain serta saling menggenggam. Dengan mereka menyerahkan uang yang cukup besar pada orang lain, berarti mereka sudah sepenuhnya menyerahkan kepercayaan mereka. Mereka saat ini hanya ingin tau mengapa kasus kematian sang Ayah dulu ditutupi dan langsung tak ada proses lagi. Padahal waktu itu, Ayahnya ditemukan dengan luka yang cukup serius dan sayangnya terlambat untuk dibawa ke rumah sakit. Sehingga, sang Ayah tak dapat diselamatkan.
"Kalo begitu saya pamit dulu ya Hansa.." Om Gunawan sudah berdiri dan akan keluar dari rumah Melody.
"Tunggu Om, Om bisa beri kami jaminan?" sela Melody saat Om Gunawan sudah akan pergi
"Kamu masih gak percaya sama Om Mel ?" ucap Om Gunawan yang merasa Melody meremehkannya
"B-bukan b-begitu Om, Melody cuma mau mastiin aja" balas Melody yang sedikit ragu
"Kamu boleh setiap saat hubungin Om, kamu boleh tanya perkembangan kasusnya gimana, kalo kamu masih ragu sama Om"
Melody menunduk
"I-iya Om, m-maafin Melody"Akhirnya Om Gunawan pergi dari rumah Melody. Saat ini tersisa Ibu dan Melody yang masih di teras rumah.
Melihat wajah putrinya yang masih terlihat ragu, Ibu mengajak Melody untuk duduk di kursi yang ada di teras.
"Sini, Ibu mau ngomong sama kamu"
"Mel.. Ibu tau apa yang kamu rasain sekarang. Ibu juga sama Mel. Tapi, saat kamu cerita ke Ibu tentang tawaran Om Gunawan soal Ayah kamu, Ibu tau niat kamu baik. Kamu cuma pengen pelaku yang gak bertanggungjawab itu di hukum kan? Ibu tau kamu lakukin semua demi Ayah kamu karena kamu sayang banget sama Ayah kamu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody untuk Nadi [Jaeminju Fanfic]
FanfictionMelody bukan sebuah nada nada yang tersusun yang menciptakan sebuah lagu yang indah. Hanya seorang perempuan yang gemar bermain piano menciptakan nada nada yang indah. Nadi bukan sebuah pembuluh yang selalu mengalir dalam tubuh. Hanya seorang laki...