..
.
.
.
——××°°××——
.
Naruto memaksakan tubuhnya untuk berlari cepat. Degup jantungnya menjadi tidak stabil karena dia memaksakan kekuatannya. Cukup lama Naruto berlari mengabaikan kondisi tubuhnya.
Ia sampai di pinggir kota, di depan pekarangan rumah kecil. Naruto bernapas lega karena dia sudah sampai di tempat tujuan. Pintu kayu berderit mengusik pendengaran. Sesosok tubuh mungil keluar dari balik pintu. Rambut biru kelam yang tergerai melambai tertiup angin menambah pesona kecantikannya.
Naruto tersenyum teduh, ia melangkah namun tubuhnya jatuh. Tidak jatuh mengenai tanah tapi jatuh ke pelukan hangat yang sangat ia rindukan. Wanita cantik itu dengan cepat meraih dirinya yang oleng.
"Kau kemana saja Naru, aku mencemaskanmu." Isak tangisnya pecah.
"Sayang, jangan menangis sekarang aku di sini. Semua telah berakhir." Naruto mengelus pipi halus Hinata. Mata wanitanya terlihat sembab karena terlalu banyak menangis, pasti dia sangat mengkhawatirkan Naruto sejak lelaki itu pergi diam-diam hanya meninggalkan sepucuk surat yang menyuruh Hinata untuk sabar menunggunya kembali.
Cairan bening di sudut matanya tak berhenti menitik. Ia mencemasakan Naruto, membuatnya resah setiap hari dalam penantian sejak sebulan yang lalu.
"Apa yang kamu lakukan sendirian tanpa aku Naru?" Suara Hinata sangat sesak.
"Kenapa? Apa kau takut aku menemui wanita simpanan?" Naruto malah terkekeh dengan perkataannya sendiri. Namun Hinata hanya menatap dirinya sendu. Wanita itu memeluk erat Naruto, sangat erat seakan takut kehilangan.
"Aku tahu kau berusaha membalas dendam. Apa kau tahu betapa takutnya aku membiarkan dirimu pergi?! Kau jahat sekali Naru." Ia memukul dada Naruto bertubi-tubi.
"Akhh sakit." Naruto memasang raut kesakitan yang disusul kepanikan oleh wanitanya.
"Maaf, maaf padahal aku hanya memukul pelan. Apa masih sakit?" Hinata mengusap dada bidang Naruto. Sejak transplantasi jantung, Hinata gampang panik.
Delapan bulan yang lalu, Naruto membawa Hinata yang sekarat kepada Amado yang berada di markas pemburu. Mengancam pria tua itu untuk menukar jantungnya dengan Hinata.
Berkat itulah Hinata kembali sehat, sementara Naruto selalu mengeluh sakit pada dadanya. Dia tidak bisa melakukan pertarungan berat lagi, pertarungannya dengan Nagato cukup memaksakan diri. Karena jantung Hinata rusak, Naruto memilih untuk menukarnya. Dia bersedia menahan sakit yang menderanya. Ia tak mau jika wanitanya hidup tersiksa, ia tidak mau jika Hinata akan merasa tidak percaya diri lagi seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha's Nightmare ✔️
WerewolfDark Fantasy Romance Naruto seorang Alpha berumur seratus tahun dari klan Uzumaki, namun ia belum juga menemukan mate-nya. Setiap malam ia bermimpi buruk. Seorang gadis cantik dengan manik serupa amethyst stone yang ia yakini adalah mate-nya selalu...