Pak walikota

195 37 19
                                    




🌻🌻🌻🌻🌻

Sasuke dan Sakura ikut ke kantor polisi, mereka menulis laporan atas pelanggaran hukum yang dilakukan kedua orang tua dari kedua anak yang akan mereka nikahkan.
Setelah nya membawa Mei untuk tinggal sementara di kediaman keluarga Sabaku.

Mereka melakukan wawancara pada beberapa wartawan yang sudah menunggu di depan kantor polisi.
"Nona kepala desa.... bukannya peraturan pemerintah sudah jelas pelarangan menikahkan anak dibawah umur kenapa masih terjadi lagi?" Pertanyaan pertama di tunjukan pada Sakura, gadis itu masih memakai yukata biru yang ia pakai saat menolong Mei.

"Betul sekali sudah ada undang-undang yang melarang hal itu, mungkin kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri, tentang bahayanya pernikahan di bawah umur sehingga membuat mereka masih melanggar" jelas Sakura dengan ketenangan yang selalu ia tunjukkan.

"Jadi, bagaimana cara pemerintah untuk menghilangkan tradisi ini?" Pertanyaan itu di tujukan pada Sasuke, tangan lelaki itu sudah di perban, wajahnya pun tetap tampan mempesona membuat wartawati didepannya merona.

"Kita akan memberikan edukasi lebih intens lagi tentang dampak buruk pada anak, kita juga akan mensosialisasikan lagi hukuman yang akan diterima bagi masyarakat yang masih melakukan tradisi pernikahan anak" oniks mengintimidasi itu ia arahkan ke camera, seolah menegaskan kalau ia tidak main-main dengan ucapannya.

"Hei anak muda, apa yang kalian katakan dengan dampak buruk, apa kalian ingin berkata kalau tradisi yang sudah dilakukan sejak dulu adalah satu keburukan" seorang lelaki paruh baya dengan hakama mahal menghampiri tempat Sasuke dan sakura melakukan wawancara.

"Menghina tradisi sama artinya dengan menghina kami dan nenek moyang kami, tau apa kalian tentang baik buruk tradisi ini" lanjut lelaki itu berdiri dengan arogan menunjuk ke arah Sasuke dan Sakura.
Semua orang terdiam mendengar ucapan lelaki itu.

Sakura menatap tajam pada lelaki tua didepannya, emerald nya sedikit merah dengan penuh penekanan dia berkata "aku adalah salah satu dari korban perjodohan anak, jadi akulah yang paling tau dampak buruk itu pada hidupku" .

Semua terkejut dengan pengakuan Sakura, mereka berada di kantor polisi Konoha sehingga banyak orang tidak mengetahui kalau kepala desa yang berhasil menggagalkan perjodohan anak itu, juga salah satu korban.
Sasuke menghela nafas keras, ia tau pasti menyakitkan untuk Sakura membuka luka lamanya lagi.

"Anda tau bagaimana rasanya kehilangan masa kecil, yang seharusnya aku berada di sekolah atau bermain bersama teman-teman sebayaku tapi aku harus belajar bagaimana menjadi seorang istri" emerald itu masih menatap tajam pada laki-laki di depannya.

"Aku kehilangan masa kecilku, kehilangan hak ku untuk sekolah, aku juga kehilangan cita-cita yang aku impikan sejak kecil" semua terdiam mendengar penjelasan Sakura, wajah mereka menunjukkan simpati pada gadis cantik ini.

"Sampai saat ini, aku selalu berandai-andai..... seandainya saat itu ada yang menolongku dari pernikahan anak ini, hidupku mungkin lebih baik dari sekarang" .

Dengan bibir bergetar Sakura melanjutkan ucapannya.
"Anda mengagungkan sebuah tradisi sedangkan dalam tradisi ini ada gadis-gadis yang tidak beruntung karena suami meninggal dunia disaat dia masih muda, apa yang masyarakat lakukan setelah itu? masyarakat mengasingkannya..... Membuat mereka hidup tidak selayaknya manusia, mereka harus membayar dosa yang tidak mereka lakukan" .

Kemudian Sakura menarik nafas untuk menghilangkan emosinya "Aku Sabaku Sakura.... Selama aku hidup aku akan berjuang untuk menghapus tradisi buruk ini, aku tidak ingin ada lagi yang menjadi korban perjodohan anak sepertiku" .
Setelah mengatakan itu, Sakura pergi meninggalkan mereka yang masih terdiam tanpa ada yang membantah perkataan Sakura .










Pak Wali KotaWhere stories live. Discover now