‣ d e l a p a n

87 27 7
                                    

Felix alergi kerang! Jadilah semua anggota asrama yang tersisa ngerawat Felix di rumah sakit langganan asrama skizy. Mulai dari tragedi keroyokannya Changbin, Lino yang kecelakaan dan sekarang Felix yang kena alergi.

Lily jangan tanya lagi gimana perasaannya. Dia ngerasa seluruh tatapan intimidasi mengarah padanya, meski tidak ada satupun yang berpikir seperti itu tapi tetap saja perasaan bersalah itu muncul dihatinya.

"Gue anterin lo pulang" kata Chan pelan.

Lily menarik tatapan tajamnya pada Chan. Ia hanya mengangguk dan menurut untuk yang pertama kalinya. Chan menuntun Lily melewati koridor rumah sakit setelah berpamitan dengan yang lain untuk pulang lebih dulu.

Lily masih setia dibelakang Chan. Punggung kekar itu menghalangi tubuh mungil Lily yang berjalan tertunduk. Pikiran mereka dipenuhi oleh pertanyaan dan protes-protes yang siap kapan saja mereka ungkapkan.

Chan lebih dulu menghentikan langkahnya. Ia membalikkan tubuhnya itu hingga menghentikan langkah Lily. Mereka masih berada di kawasan rumah sakit. Lebih tepatnya di basement parkiran mobil.

"Ly"

Lily mengangkat tatapannya.

"Lo mau gue bersihin nama baik orang tua lu kan?"

"Sekalian ngebalikkin nyawa bokap gue"

"Ly.." lirih Chan.

Tawa getir Lily terdengar, ia menertawakan kegilaannya saat ini.

"Setelah kak Felix dinyatakan harus diopname di rumah sakit karena alergi akutnya itu, baru sekarang lo akhirnya dengarin gue?"

"Justru karna Felix sakit lo berhenti Ly."

"Emang salah gue? Kenapa gue harus berhenti? Salah gue minta pengertian lo dikit aja?"

"Tapi bukan gini caranya. Bukan temen gue, Ly!"

"Gue gak maksud nyakitin kak Felix, gue cuman mau nyelakain lo, puas?"

Chan tertegun.

"Gue cuman pengen nenek percaya kalau bukan bonyok gue yang salah. Gue cuman pengen paman, bibi bahkan sepupu kita, nggak lagi nyudutin keluarga gue, itu aja Chan"

"Disaat makanan yang seharusnya lo yang makan, malah kak Felix sekarang yang nanggung"

"Udah?" tuntas Chan.

"Gue benci lo"

"Gue tahu lo cape ngadapin semua ini sendirian" kata Chan, sementara itu kepala Lily kembali tertunduk dan suara isakan kecil lolos keluar dari mulutnya. Kini air mata Lily menetes membasahi lantai.

"Gue tahu selama bertahun-tahun lo jadi ujung tombak buat keluarga lo, ngejaga mama dan adik lo, lo ngadapin itu semua tanpa ada yang pernah hargai, yakan?"

"Lo tahu apa tentang gue" lirih Lily.

"Gue emang gatau apa-apa tentang lo, walaupun begitu gue tetap mau buat mahamin lo, gue berusaha buat mahamin keadaan lu. Ada satu kepingan yang tertinggal yang harus lo ketahui, lo mau bukti itukan?"

Mata penuh dengan tangisan itu menatap Chan. Wajah penuh harapan itu tidak terlihat seperti dugaan Chan. Chan bingung, sekarang apa lagi maksudnya?

"Yaa, syukurlah kalau lo udah nemu kepingan itu. Lo telat, sekarang gue udah nemu jawabannya"

"Ly..."

"Nenek meninggal karena serangan jantung, beliau meninggal sebelum bokap datang ngasih kabar kalau perusahaan yang daddy gue kelola ditipu koleganya sendiri, tapi orang-orang termasuk nyokap lo nuduh yang punya kerjaan bokap. Tapi karena bokap lo, daddy yang sempat ditahan polisi, akhirnya bebas tapi dalam keadaan tiada"

"Lo tahu darimana?"

"Sehari sebelum gue ngirim pesan itu ke elo. Dan soal nenek yang nuduh daddy nyuri emas, kalau bukan karena om Jack semua gak akan baik-baik aja"

Dada Chan mencelos. Seluruh tubuhnya seolah membeku kehilangan nyawa.

"Lo merasa menyesal sekarang?"

Chan menarik tatapannya pada Lily. Sorot mata kesepian dan nelangsa itu tergambar jelas disana. Lily si gadis 20 tahun yang punya beban melebihi kapasitas kemampuannya, menanggung itu sendiri selama ia menghilang dari kekacauan keluarga besar mereka.

Salah jika Chan masih bertanya apa yang ingin Lily inginkan sekarang. Tapi sisi hatinya yang lain tetap tidak ingin disalahkan.

"Lo berhasil keluar dari sanakan? Lo pergi jauh dari lingkaran itu karena lo punya bonyok yang masih support lo. Ya gue minta maaf karena masalah ini, lo dan keluarga lo sempat terguncang. Kita diposisi yang sama waktu itu. Gue minta maaf."

"Gue pikir gue bisa narik perhatian lo lagi kaya dulu, gue masih mau main-main tapi sekarang gue nyesal karna gue nyelakain orang lain" Lily senyum ngusap air matanya, "gue duluan kak" kata Lily lagi sebelum akhrinya pergi dari sana.

Chan bergeming, ia tidak bisa menahan kepergian Lily. Masih kehilangan kata-kata dan menerima kekosongan yang melanda pikirannya.

Dari kejauhan, Yeji yang menjadi saksi bisu pertengkaran mereka, menghela nafas. Ternyata selama ini memang ada sesuatu diantara mereka. Dan bodohnya, ia menangkap maksud dan keinginan naif dari Lily, tapi lebih bodohnya lagi Chan yang tidak peka.

"Tunggu, jangan-jangan kak Chan gapyear karena depresi masalah ini? Wahh bukan main-main nih status keluarga mereka"

.

Yeji kembali ke koridor dimana Jisung, Ryujin dan Seungmin duduk. Perempuan itu duduk sambil menghela nafas panjang. Membuat Ryujin yang lagi sanderan dibahu Jisung, mengangkat kepalanya mengecek perempuan itu.

"Darimana aja?" tanya Seungmin.

"Cuman keliling aja sih"

"Komuk lu noh" - Jisung.

"Kenapa dah?"

"Kaya frustasian banget" jawab Seungmin.

"Ahh biasa aja kok. Sans"

"Felix kapan siumannya ya. Kangen banget bacotin tuh orang" cicit Ryujin.

"Ngomong-ngomong soal Felix, dan lo juga gatau kalau dia alergi kerang?" tanya Yeji kemudian.

Ryujin menggeleng, "Baru tahu kalau dia separah itu sama kerang. Untungnya badannya nggak  ikutan bengkak-bengkak"

"Yuna nih yang paling tahu soal beginian" celetuk Seungmin.

Jisung jitakin kepala Seungmin, "Bucin tai"

"Lagian dia abis dikasih makanan dari siapa sih? Gue aja baru nemu noh menu kerang-kerangan. Biasanya juga kaga pernah disodorin makanan seafood" kesal Jisung.

"Iya gue baru kepikiran. Setahu gue anak asrama memang kagak doyan kerang, apalagi semenjak tahu kalau bang Chan alergian"

Yeji ragu mau jawab, tapi ia tidak bisa berbohong kalau soal ini ke mereka.

"Lily yang ngasih. Dia sempat beli kerang di pasar, gue pikir dia sengaja mau berbagi ke kita"

"Hmm ya masuk akal sih kalau dia nggak tahu kalau teman-teman kita ada yang alergian" kata Ryujin menengahi.

"Terus Felix gimana keadaannya? Lo pada udah dengar dari dokter?"

"Tadi sih udah bangun, cuman dikasih obat tidur lagi"

Yeji manggut-manggut. Meski sekarang Felix sudah bisa dinyatakan baik-baik aja, tapi dia kepikiran Lily.

Lily baik-baik aja kan?

.

.

.

TBC

alhamdulillah up lagi huhuhu




[1] ATAP | Chan × Yeji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang