5. Tamu Ayah

24 3 0
                                    

Minggu pekan ini terlihat cerah, seorang pria paruh baya menulis-nulis di buku catatan nya dengan wajah serius sembari tersenyum sesekali.

Minggu pekan ini terlihat cerah, seorang pria paruh baya menulis-nulis di buku catatan nya dengan wajah serius sembari tersenyum sesekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kenapa Yah, kayaknya serius banget." Sapa Ibu yang baru selesai memasak di dapur. "lagi nulis apa sih?"

"rencana pernikahan." Jawab pria itu.

"kamu jadi panitia nikahan siapa sekarang?" tanya Ibu.

"bukan Bu, buat nikahan anak kita lah." Balas pria yang dipanggil Ayah. "oke lah budget segini, sederhana yang penting khidmat kan."

Ibu melongok kemudian menepuk jidatnya, "Yara bisa marah besar kalo kamu tunjukkin ini ke dia, emang kamu ada calon buat dia?"

"Ayah abis kontakan lagi sama temen, dosen di Universitas kota sebelah." Ucap Ayah, "anaknya lagi S2, program perpanjangan."

"extension?" Ibu memastikan, "ya kurang lebih pendidikannya setara lah ya."

"minggu depan mereka berkunjung ke rumah," ucap Ayah. "temen Ayah udah tanya anaknya, udah liat foto Yara dan kayaknya dia setuju untuk ketemu dulu."

"secepet itu? Wah... jarang ya ada anak kaya gitu jaman sekarang." Ibu terkagum.

"Ayah rasa mereka bakal cocok." Ucap Ayah begitu yakin, "Ayah ada feeling bagus setelah liat foto dan latar belakang pendidikannya."

"Ibu liat dong fotonya, Yah." Pinta Ibu, kemudian Ayah menunjukkan ponselnya seraya Ibu termenung, "hmmmm not bad pilihan kamu Yah, orangtua nya dosen juga, semoga nyambung ya."

"coba kamu hubungi Chandra buat urus pertemuannya." Pinta Ayah seraya menutup buku catatannya

.

"jadi mau dipotong model apa?"

"kok jadi bapak yang motong??" ucap seorang siswa panik, "biasanya kan bu Yara??"

"JANGAN BANYAK KOMEN!" seru pak guru itu seraya menepuk pundak sang siswa keras, "mau botak apa kayak cowo Korea?"

Siswa itu bergidik, tidak ada gunting rambut di tangan pak guru melainkan alat cukur listrik yang sudah pasti membuatnya botak, "saya maunya sama bu Yara!!" ujarnya seraya berlari keluar kelas, sontak para siswa ricuh dengan kaburnya sang siswa.

BRAK! Terdengar suara penggaris besi beradu dengan pinggiran jendela kelas, sontak seluruh siswa terdiam.

"APA INI RIBUT-RIBUT?" tanya Yara dengan suara lantang.

"i—itu Bu, siswa kelas 2B kabur pas mau di eksekusi." Ujar siswa lain takut-takut.

"yaudah kejar." Balas bu Yara santai seraya lorong kelas kembali ricuh, tenang aja di kelas ujung ada Jusuf.... Dia pasti bisa handle, batin Yara.

"AMPUN!! AMPUN!! AH SIALAN KENAPA PAKE KESANDUNG KAKI ANAK KELAS 3 SIH??" benar saja, siswa yang kabur itu berhasil ditangkap dalam waktu singkat. "ahhhhh bu Yara, makasih Tuhannn bu Yara kesini, saya ngga mau sama bapak potongnya, please bu sama Ibu aja huhuhu."

Yara merapatkan sarung tangannya seraya meminta tolong, "pak maaf bisa tolong ambilin alat-alat saya di ruangan? Tengkyu~"

"wah sampe bu Yara ke kelas loh, padahal beliau lagi ngajar kelas 1. Nasib kamu beruntung." Komentar pak Guru seraya pergi meninggalkan kelas, siswa terdakwa duduk di depan kelas dengan tubuh yang loyo bagaikan korban perburuan.

"hmmm panjangnya udah lewat kerah baju banget nih." Yara mengangkat rambut anak itu dengan penggaris besi yang dingin. Seraya memperkirakan potongan rambut yang sesuai tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"gue lagi eksekusi, Mas." Yara menjawab telepon setelah mengetahui bahwa Chandra yang menelponnya.

" Yara menjawab telepon setelah mengetahui bahwa Chandra yang menelponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"pulang sekolah langsung berkemas." Perintah Chandra, "hari Sabtu ada yang mau nemuin lo di rumah Ayah."

.

"duduk yang baik, tamu Ayah sebentar lagi dateng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"duduk yang baik, tamu Ayah sebentar lagi dateng." Pinta Ibu sembari merapihkan rok Yara yang kusut, Chandra pun juga merapihkan bajunya yang sedikit berdebu sembari suara mobil memasuki garasi rumah. Ayah menyapa tamunya dengan suara penuh akrab.

"mari masuk masuk." Ajak Ayah, sontak Yara tertegun melihat tamu Ayah yang terdiri dari seorang pria dan wanita baya bersama seorang laki-laki muda.

"kenalin, ini Sierra atau yang biasa kami panggil Yara." Ibu membantu Yara berdiri untuk memberi salam. "Yara, kenalin. Ini temen Ayah yang anaknya mau melamar kamu."

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang