✨ 16. Meminta Bantuan ✨

408 61 16
                                    

Harus SPAM vote dan komen supaya bisa cepat update 💫

Senang nggak nih Adel sama Sakti update lagi??

Happy Reading Guys ❤️

***

Pagi hari seharusnya menjadi waktu paling indah untuk seseorang bukan? Namun, apa yang dialami Sakti pagi ini sangatlah di luar dugaan.

Dalam tidurnya, Sakti merasakan sebuah guncangan pada tempat tidurnya itu, namun ia memilih abai dan tetap memejamkan matanya karena ia merasa masih mengantuk sekali.

"Mas Sakti bangun! Bunda minta Mas Sakti bangun sekarang!"

Sakti berdecak kesal mendengar kegaduhan yang adiknya perbuat. Tidak hanya suara cempreng sang adik yang mengganggu acara tidurnya tapi juga adiknya yang melompat-lompat di atas tempat tidur hingga ia merasa seperti terombang-ambing di tengah lautan. Kepalanya menjadi bertambah pusing karena guncangan yang Agatha perbuat itu.

"THA! Bisa nggak sih nggak ganggu Mas tidur?!" seru Sakti sambil menyibak selimut yang menutupi tubuhnya itu lalu menatap Agatha berang.

"Nggak! Bunda bilang kalau Mas Sakti nggak bangun juga gangguin aja," sahut Agatha sambil menjulurkan lidahnya meledek Sakti.

"Sekarang Mas Sakti udah bangun, jadi stop loncat-loncatnya. Kamu mirip putri kodok tahu nggak?"

Agatha yang tidak suka dengan julukan tersebut langsung menghentikan aksi loncat-loncatnya itu dan sekarang ia malah melayangkan sebuah gigitan pada bahu terbuka Sakti hingga Masnya itu menjerit keras. "Tha, sakit!"

"Rasain! Siapa suruh sebut aku putri kodok. Mas Sakti buruan turun kalau nggak mau Bunda jewer," ucap Agatha seraya turun dari tempat tidur. Lalu tanpa disangka-sangka, ia menarik tangan Sakti hingga membuat Sakti hampir terjatuh. "Astaga Tha, kamu mau buat Mas jatuh?!" Sakti melotot tajam.

"Makanya ayo buruan turun ke bawah!"

Sakti menghela nafasnya kesal. Jujur ia ingin sekali marah pada adiknya itu, tapi ia ingat konsekuensinya jika marah pada adik kecilnya. Harta warisannya bisa-bisa hilang ditarik oleh sang ayah. Tanpa memakai baju lagi, Sakti turun ke lantai satu rumahnya dengan tangan yang ditarik oleh adiknya itu. Sampai di ruang makan, Bundanya malah memekik seperti terkejut.

"Astaga Mas Sakti! Kamu belum mandi? Mana turun nggak pakai baju lagi. Nggak malu dilihat sama mbak?" ucap Bunda sedikit mengomel.

Mbak yang dimaksud adalah asisten rumah tangga di sini, yang kini sedang membantu Bundanya menyiapkan sarapan. Toh si Mbak sudah lanjut usia, jadi untuk apa merasa malu. Pikir Sakti.

"Salah Agatha nih, dia yang ganggu aku lagi tidur. Dia sendiri yang langsung tarik aku buat turun, Bun," ucap Sakti sambil menguap lebar.

"Tapi aku kan disuruhnya seperti itu sama Bunda, Mas!" seru Agatha membela dirinya. Sakti memutar mata jengah. Adiknya memang tidak mau disalahkan.

Sakti memijat pelipisnya yang pusing, efek kehujanan semalam baru terasa saat ini. Salah ia juga karena memilih mandi air dingin, tapi ini juga ada sangkut pautnya dengan Adel. Seandainya wanita bodoh itu tidak benar-benar melepaskan bajunya mungkin Sakti tidak akan mandi air dingin seperti semalam.

"Lagian kenapa harus minta aku bangun pagi sih, Bun? Bukannya aku udah bilang kalau aku ada kuliah sore nanti bukan pagi?" tanya Sakti dengan wajah kesal.

"Hari ini kita mau fitting baju pengantin kamu dan Adel, jadi Bunda sengaja minta Atha bangunin kamu. Kita akan berangkat jam sembilan nanti soalnya," ujar Bunda sambil menata piring-piring untuk digunakan sarapan nanti.

Result Of Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang