Bab 22

151 16 18
                                    

Lidah berperang dengan sengit. Saling memagut, mengulum, menghisap. Seolah tidak akan ada lagi hari esok. Atau mungkin ini sebuah pelampiasan? Rasa sakit karena rindu di dada mulai berkurang sebab ditumpahkan langsung. Tumpah ruah.

Tidak ada yang mau mengalah. Bahkan untuk sekedar menghirup napas untuk menghidupi paru, tak dilakukan. Sibuk membunuh segala rindu. Tak peduli napas tercekik karena bahagia sekali.

Kekasih hati akhirnya kembali pulang. Kembali dipertemukan dan bersama. Cinta kasih yang selama ini dipendam, meledakkan ribuan kupu-kupu yang mengantarkan senyuman.

Kesalahpahaman bisa diselesaikan nanti. Toh keduanya sudah tahu kalau mereka memang terjebak salah paham. Sudah saling memaafkan dan menerima kembali satu sama lain.

Memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri. Berlomba memperdalam ciuman yang sangat basah dan hangat. Benang Saliva bening terbentuk di antara dua lidah yang sedikit terjulur saat Jimin memutuskan untuk menghentikan aktivitas itu sejenak.

"I miss you," bisik Jimin setelah menjeda ciuman mereka.

Mata Taery berkabut. Menatap Jimin. Mengusap pipi laki-laki itu.

“I miss you too,” balas Taery yang nyaris berbisik.

Jimin tersenyum. Menghela napas lega karena wanita yang tidak pernah keluar dari hatinya ternyata masih memiliki perasaan yang sama dengannya. Jimin lantas memeluk Taery dengan sangat erat.

“Please be mine again,” Jimin memohon.

Taery hendak menjawab. Sudah membuka mulutnya karena jawabannya sudah jelas. Seluruh perasaan Taery … sudah tahu siapa empunya. Akan tetapi, Taery mengurungkan niat. Masih ingin memastikan kalau Jimin juga hanya menjadi miliknya.

“But you’re not mine, Jim.”
Jimin terdiam. Melepas pelukannya dan menatap wanita di depannya ini. Tanpa bertanya, Jimin sudah tahu maksud perkataan Taery.

“Tidak … hanya pacar kontrak. Aku tidak benar-benar mencintainya. Tidak pernah menjadi milik siapapun selain dirimu,” aku Jimin.

“Kalau begitu, kau harus memutuskannya. Tidak peduli itu hubungan yang sesungguhnya atau tidak. Kau mengenal aku. Aku tidak suka jika milikku disentuh orang lain.” Taery tidak peduli jika terdengar egois. Dia lelah dengan open relationship. Muak dengan semua rasa cemburu dan balas dendam.

Guilty pleasure yang selama ini dia rasakan malah menelannya, merenggutnya dalam semua kesedihan. Dia tidak ingin merasakannya lagi.

Dan senyum Jimin terbit. Persis seperti yang dia inginkan. Selama ini ratunya menginginkan hal yang menyakitkan. Menginginkan sesuatu yang membuatnya berdebar sampai melakukan hal yang membuat Jimin geleng-geleng kepala. Sungguh Jimin akan mengorbankan segalanya untuk memenuhi sang ratu.

Lantas sekarang, ia mendapatkan hal yang mengejutkan dari Taerynya. Sebuah hubungan serius yang mengikat satu sama lain dalam sebuah komitmen untuk saling memiliki.

“Tentu. Apapun untukmu, My Queen.”

***

PLAK!!!

Suara tamparan bergema. Membuat seluruh atensi merujuk padanya. Seolah dunia berhenti sejenak dengan keterkejutan. Taery yang duduk di sudut ruangan sampai menutup mulutnya untuk tidak berteriak.

Jimin masih memamerkan pipi kirinya pada wanita yang baru saja menamparnya. Marah, karena laki-laki ini baru saja memutuskan dirinya. Akan tetapi Jimin malah terkekeh lalu memutar kepalanya kembali pada wanita itu. Menatapnya dengan semua keangkuhan.

“Kontrak kita bahkan sudah berakhir satu bulan lalu,” ucap Jimin santai. Membuat wanita yang sedang marah itu terdiam.

“Kau yang memohon padaku untuk memulai hubungan, membuat kontrak dan kesepakatan … sekarang aku ingin mengakhiri hubungan pura-pura itu dan kau menamparku?”
Jimin tidak pernah berubah.

Masih pandai memanipulasi. Membalikkan semua situasi sehingga membuat dunia berpihak padanya. Orang-orang mulai berbisik-bisik.

Meja terbalik. Wanita itu kalah. Tanpa mengatakan apapun, hanya isak yang terdengar, ia meninggalkan kafe dengan semua rasa malunya.

Taery beranjak, bergegas menghampiri Jimin. Memastikan laki-laki itu baik-baik saja.

“Kau baik-baik saja?” Taery mengusap pipi Jimin.

Jimin tersenyum sembari memegang punggung tangan wanita yang berada di pipinya. Senyumnya memudar. Menatap Taery seperti anjing yang tengah memohon sesuatu.

“Sakit sekali … you can treat me well on bed, Baby. I’ll get my speed recovery.”

“Pervert!” Taery melepaskan tangannya. Sementara Jimin terkekeh, Taery menahan senyumannya.

“So, you’re officially mine, now?” ucap Jimin.

Pertanyaan retoris yang sebenarnya tidak perlu mendapatkan jawaban Taery. Mungkin memang tabiat manusia yang butuh sebuah kepastian. Tidak peduli berapa kali pertanyaan yang sama dilontarkan, yang terpenting adalah jawaban yang konsisten.

“Beginikah kau mengungkapkan cintamu di tempat ini tanpa sesuatu yang membuatku tersentuh? Sangat tidak romantis!” balas Taery sarkas.

Jimin mengangguk setuju. “Jadi kau ingin mendapatkan cintaku di mana? I’m good di mana saja. living room? kitchen? dinner room? bathroom? on your bed? Sofa?”

Taery melongo. Tidak menyangka Jimin bisa sefrontal ini. Di sebuah kafe yang banyak sekali pengunjungnya. Ini gila.

Seperti deja vu. Taery dulu juga seliar ini bukan? Akan tetapi dia merasa malu sendiri. Pipinya memerah. Atau mungkin karena lama tidak melabuhkan cinta, Taery menjadi sedikit pemalu?

Tidak! Seharusnya Taery tidak boleh kalah. Jimin secara terang-terangan tengah menyerangnya. Akhirnya Taery mendekatkan bibirnya di telinga Jimin.

“It won't feel good without my pussy, right?”

Jimin terdiam. Menahan rasa terkejut. Bibirnya ia gigit untuk mencegahnya melengkung lebih lebar.

“Yeah, won't be satisfied without my cock too.” balasnya.

Taery tersenyum miring. “Oh Jim, my pussy’s twitching carving for your big dick.”

Netra Jimin menggelap. “Fuck! Aku benar-benar akan membuatmu tidak bisa berjalan besok pagi.”

“Aw … can’t wait, woff!”

Jimin menarik Taery sampai perempuan itu duduk di pangkuannya. Tidak peduli lagi berapa mata yang masih menonton mereka, Jimin mengendus tengkuk Taery dan memberikan kecupan di sana. Lantas ia menggigit cuping telinga kanan Taery dan berbisik.

“Bitch. My only bitch. Bitch of mine. I’ll make you scream out my name. ”

***
Pasti kalian sampe lumutan nungguinnya 🥺 aduh kasian sayang-sayangku pada ijo semua huhuhu😭 udahh yaa... Ini aku lunasin. Jangan bosen teror-teror aku nagih update-an yah. Gedor-gedor aja di kolom komen gapapa 🤣🤺

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang