7. Night bazaar with you.

1K 74 3
                                    

__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__

Tiga hari setelah pertengkaran yang melibatkan Aneska dan Aurora, suasana di ruang latihan teater tampak lebih tenang. Aneska, yang sebelumnya merasa kesal, kini tampak berusaha memperbaiki keadaan. 

Dia telah merevisi naskah dengan menghapus adegan ciuman yang menjadi sumber ketegangan antara mereka. Aurora, yang duduk dengan naskah di tangannya, memperhatikan perubahan itu dengan hati-hati.

Aneska berdiri beberapa meter di depan Aurora, juga memeriksa naskah dengan seksama. Suasana di ruangan itu penuh dengan keseriusan, namun ada harapan untuk memperbaiki hubungan yang sempat retak.

"Kamu harus benar-benar mendalami karakter Romeo yang tangguh dan berani" Ucap Aneska dengan nada serius namun tetap lembut.

Aurora yang tengah membaca naskah dengan tekun, mengangguk setuju. Matanya tampak fokus pada halaman-halaman yang penuh dengan kata-kata dan makna.

"Ayo, kita praktikkan adegan ini." Seru salah satu anggota kelompok teater dengan semangat. Aneska mengangguk, dan semua orang, termasuk Aurora, segera mengambil posisi sesuai dengan peran mereka. Aurora menatap Aneska, siap untuk melanjutkan latihan dengan penuh konsentrasi.

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore ketika latihan selesai. Aurora dan Aneska keluar dari ruangan teater, suasana di luar ruangan tampak segar meskipun malam mulai menyelimuti kota. Aneska menatap Aurora dengan senyum manis yang tampaknya sedikit dipaksakan.

"Haruskah aku mentraktirmu sebagai bentuk apresiasi? Kamu benar-benar cepat dalam menghafal naskah dan mendalami karakter Romeo malam ini." Tanya Aneska dengan nada penuh pujian. Aurora merasa sedikit tersentuh dengan pengakuan tersebut, namun pikirannya sudah mulai melayang ke jadwal berikutnya.

"Aku sudah ada janji dengan Kalista." Jawab Aurora, mencoba tetap sopan meskipun tampak tidak begitu antusias. 

Aneska menatapnya sejenak sebelum mengangguk dan melihat ke arah jalan yang penuh lampu malam.

"Baiklah, mungkin lain kali." Ucap Aneska, suaranya menunjukkan sedikit kekecewaan. Aurora tidak bisa memastikan apakah rasa sedih yang dirasakan Aneska disebabkan oleh penolakan untuk makan malam atau karena Kalista yang akan makan malam bersamanya. Perasaan itu membuat Aurora merasa sedikit canggung.

Perjalanan Menuju Rumah Kalista

Aurora kini berdiri di depan pintu rumah Kalista, menunggu dengan sabar. Banyak penjaga keamanan terlihat berjaga di sekeliling area, dan Aurora memasukkan tangannya ke dalam jaketnya untuk menghangatkan tubuh. Langit malam yang gelap hanya disinari oleh lampu-lampu jalan dan bintang-bintang di atas.

Cuaca malam ini cukup dingin, dengan angin yang berhembus lembut menerpa wajah Aurora. Daun-daun pohon bergerak mengikuti irama angin, menciptakan suasana yang damai.

 Aurora menatap ke arah langit, hingga suara dari belakangnya membuatnya menoleh. Kalista akhirnya muncul, menatap Aurora dengan senyum hangat.

"Maaf membuatmu lama menunggu." Ucap Kalista dengan nada yang lembut. Aurora mengangguk, memperhatikan penampilan Kalista yang menawan.

TEMBOK DI ANTARA KITA(FUTA)[OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang