Chapter 4

8 6 0
                                    

"kalau begitu, tugas kita sekarang cuma ambil dulu Wen dan kyouka kan?? Tuan karma bisa menunggu rasanya" kata Darius.

"Iya.. Wen, kyouka dan azuma... Soalnya ku dengar mereka mau dijual."

Otsuki melepaskan satu orang informan lagi, kali ini cewe dengan masker.

"A-anu Nia.. P-paman tidak a-ahli menyiksa"

"Padahal istri paman ahlinya"

"Paman ... Hanya tukang ramal" ucap otsuki karna dia seorang pria baik baik.

"Aku paham kok paman." Nia pun mendekati wanita itu dan membuka maskernya "hmm.. kuharap kau bisa berikan info berguna"

Wanita tersebut bicara menggunakan bahasa Yuan.

"Lonte ini gk akan  ngerti aku ngomong apaan ..."

"Aku tidak akan beri kau informasi apapun sialan"

"Kau pasti tak tahu jika aku sedang menghinamu"

Nia hanya diam menatap wanita tersebut dan membalas nya menggunakan bahasa Yuan juga.

"Hinaan yang bagus tapi tak membuatku terprovokasi.."

"Kau tak akan pernah dapat informasi apapun dariku!!"

"Apa jadinya jika besi panas ini masuk ke selangkanganmu, mau coba?" Ancam Nia dan membakar kulitnya dengan korek "panas?"

Wanita tersebut tetap tegar dan menarik nafas untuk menahan sakit.

Nia yang melihat itu langsung ambil belati dan panaskan dengan api.

"Kau lebih memilih bungkam ya? Apa perlu perawanmu ku rusak?"ancam Nia sembari melihat wanita tersebut meski gemetar tapi tetap tegar.

"bicara atau bungkam?" Tanya Nia sembari menempelkan belati yang sudah ia panaskan ke kulit wanita tersebut.

"Kau tak akan berani!!"

"Oh iya?"

"Kau bahkan gemetar memegang belati itu"

"Darius, ushui dan paman bisa tolong ke tempat lain dulu? Ini urusan cewe soalnya"Pinta Nia sembari memanaskan besi untuk menyiksa wanita dihadapannya.

"Kau ini hanya seorang wanita lemah!!"hina wanita tersebut pada Nia.

"Kenapa??"tanya Darius.

"Kalian sudah beristri jadi tak boleh melihat tubuh wanita lain.."

"Kami mengerti"ucap ushui sembari mengajak Darius keluar.

"P-paman juga??"tanya otsuki.

"Iya sayang. Keluar ya .. bentar doang kok"jawab amiia. Otsuki pun menurut dan segera keluar.

Saat para lelaki keluar. Nia tak bisa menahan amarahnya , ia langsung kumat dengan menempeleng wajah wanita tersebut, robek bajunya dan langsung memasukan besi panas kedalam tubuhnya karna kalap sekaligus ia menjadikan wanita tersebut sebagai bahan pelampiasan amarahnya karna emosi. Wanita tersebut hanya bisa berteriak kesakitan.

"Ibu tolong lanjutkan"pinta Nia dan segera menjauh.

"Rahimnya rusak dong" ujar amia sembari memasukan batang besing lebih dalam. "Udah GK bisa punya anak.. kasihan..."

Wanita tersebut berteriak histeris dan bergetar hebat, dia ngeden hebat sampai besi nya keluar sendiri diiringi daging² rahim yang hancur beserta darah.

"Bunuh aku kumohon!!"pintanya memohon dalam bahasa Yuan.

"Oh tak semudah itu.." balas Nia dalam bahasa Yuan juga.

"Kau sudah rebut hidupku?! Aku tak akan bicara apapun!!"

"Dia ngomong apasih?" Bingung shirakami.

"Dia bilang GK mau bilang apapun."

"Kalau kita bunuh dia juga sia-sia"

"Kita tak perlu bunuh dia"ujar amia mencabut kalungnya "ada pacar toh.. pacarmu sudah gak mau denganmu loh... Karna kamu udah GK enak dipakai. Mending bicara yuk" rayu amia.

"Katakan itu Nia"

Nia mengatakan semua yang dikatakan oleh amia dalam bahasa Yuan agar wanita tersebut paham. Seketika wanita itupun merasa hancur.

"Jujur yok"ucap Shirakami dengan menampar nampar pipinya.

"Jujur saja daripada semakin disiksa"

"Ku tidak mau bicara, toh aku sudah tak punya apa apa.."ujarnya dalam bahasa Yuan.

"Keras kepala banget.. "kesal shirakami. "Aku ngerti kamu bilang apa ya!! Cuma aku gk bisa bales omonganmu!!" Sembari tampar tampar pipi wanita tersebut.

"Disuruh kursus bahasa Yuan gk mau"ucap amia.

"Boleh aku masuk?"tanya Darius dan di izinkan oleh Nia.

Saat Darius masuk ia melihat keadaan wanita tersebut dan daging di lantai.

"Udah rusak... Kalian ini.. nyiksa orang kok langsung ke intinya sih. Mana mau dia bicara lagi sekarang "

"Aku emosi, GK sengaja"kata Nia tanpa penyesalan.

Darius mengambil daging dilantai dan menatap wanita dihadapannya. Ia menggunakan bahasa Yuan untuk berkomunikasi dengannya.

"Hey, kamu mau hidup normal kembali??"

"Bacot!"

"Serius.. dewa dan shio bisa selamatkan kamu loh..."

"Kamu masih mau punya anak dan keturunan serta keluarga bahagia GK nih??"tanya Darius.

"...."

"Kalau mau...katakan yg kami perlukan. Nanti setelah Shio Naga bersama kami, akan kami selamatkan kamu... tapi kamu harus janji...setelah ini keluar dari kehidupan Mafia ini"

"... Aku .... M..m..mau.."

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan Darius berbisik pada Nia.

"Cewe itu mainin aja perasaannya.. Maka dia akan putus asa dan ga ada pilihan lain selain selamatkan diri nya " bisik Darius yang memiliki skill fakboy saat tua.

"Iya maaf.."

Darius pun memasukan daging² nya kedalam plastik dan masukin ke kantungnya.

"Setelah ini, akan kami penuhi janji kami. Tapi pertama, kami mau nanya. Dimana kamu dan geng mu sembunyikan anak anak itu??? Terutama yg pegang dua Shio itu?? Agar kamu selamat juga loh"

"Di kota Hwang Kyo"jawab wanita tersebut.

"Tapi kalian janji... selamatkan aku??!!"tanya wanita tersebut memastikan.

"Asal dua bocah Shio ada disini...kenapa tidak??" Jawab Darius santai. Darius pun melepaskan semua ikatannya dan mengamankan semua senjatanya"arahin kamu ke tempat anak anak itu ya"

"B-baik.."

'skil bicaranya keren juga'batin shirakami melirik Darius 'rebut ah...'

Nia yang melihat shirakami menebak jika shirakami memiliki maksud tersembunyi.

"Mata apa itu kak? Kok kaya cewe... Ekhem!"

"Sstt..."

"Jangan aneh aneh loh.. dia udah kuanggap saudara, punya istri anak pula.."bisik Nia pada shirakami.

Darius yang merasa diomongi pun membantu si cewek itu untuk jalan dengan menggendongnya.

"Nia .. jangan kasih tau Rikka ya. Kalau aku gendong cewe terluka dan telanjang. Aku harus sembuhkan sisa bakaran kalian dulu..
agar dia bisa jalan"

"Aku tutup mulut kok"

Darius pun mengobati wanita tersebut seadaanya.

"Kuharap kamu tidak terinfeksi ya.."ucap Darius dalam bahasa Yuan.

"Terimakasih"

'pinter medis pula.. ihh gemes..'batin shirakami melihat Darius.

"Maafkan aku.. soalnya aku seorang ibu yang kalap karna kehilangan anaknya" maaf Nia dalam bahasa Yuan pada sang wanita. Walaupun ekspresi dan ucapan tak sama.

Dendam? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang