Maap kuen chapter pertama ini kepanjangan
Dua tahun setelah pandemi sekolah kembali produktif dalam pembelajaran tatap muka, bukan hanya sekolah tapi beberapa orang mulai bangkit dari keterpurukan, dan kesedihan selama pandemi.
Pembelajaran tatap muka kembali dilakukan dengan beberapa peraturan, contoh kecilnya, mengunakan masker, semua masyarakat sekolah diwajibkan untuk memakai masker, sekolah ku sudah melakukan tatap muka sejak tahun lalu, 2021 ketika aku masih duduk dibangku kelas sepuluh semester 2, sempat berhenti dan sekolah secara online lagi tapi hanya satu bulan. Setelah itu, sekolah kembali membuka pembelajaran tatap muka secara produktif, virus yang menghantui dunia secara perlahan menghilang tanpa pamit, ada banyak hal yang manusia upayakan untuk mencegah penularan penyakit covid itu, seperti melakukan vaksin sebanyak 3 kali untuk orang dewasa, 2 kali untuk anak anak dan remaja, sejauh ini aku baru melakukan 2 kali vaksin.
Seperti kata pepatah, badai pasti akan berlalu, dalam waktu 2 tahun orang-orang terbatasi, tahun ini mulai longgar, 2 kali lebaran 2 kali natal tidak berpelukan dengan keluarga, terkecuali aku... dari pertama kali masuk bangku menengah pertama, tak pernah berpelukan lagi dengan kedua orang tua ku.
2 tahun orang-orang saling merangkul, ramai sepi milik bersama, saling memberi semangat saling kehilangan. Bumi dalam kurun 2 tahun itu bagai sedang dalam masa pembersihan, hampir semua aktivitas dilakukan di rumah. Tapi, karena itu mungkin saja ada keluarga yang kurang berbicara kini lebih sering menonton televisi bersama, ada anak yang rindu pelukan Ayah Ibunya kini bisa lebih banyak menikmatinya dan sekarang semuanya bangkit kembali, semuanya kembali normal kembali, akankah kehangatan 2 tahun sebelum 2022 masih akan terjaga? tidak ada yang tahu pasti itu.
Sejak covid dinyatakan telah masuk ke indonesia, kami diharuskan memakai masker karena hal itu berkepanjangan, membuat sebagian orang kurang pede untuk melepas masker mereka didepan umum
Aku termasuk kedalam bagian orang yang pede saja tidak menggunakan masker, bahkan sejak satu bulan yang lalu aku sudah mulai melupakan masker ku karena menurut ku itu sangat mengganggu, aku hanya mengunakan masker dibeberapa kesempatan saja.
Aku terlihat banyak sekali berbicara, baiklah aku akan menceritakan awal mula aku melihat Gadis cantik itu....
Istirahat pertama dimulai guru yang sedang mengajar memberhentikan pembelajarannya, siswa siswi berbondong bondong keluar dari kelas untuk mengisi perut yang kosong, termasuk aku dan dua teman baik ku.
Sebelum kantin penuh, kami bertiga bergegas mempercepat langkah kami untuk sampai dikantin lebih dulu, ini keberuntungan kami berhasil mendapatkan tempat duduk di posisi terenak sejagat SMAN pemuda.
Dua hari yang lalu, Deka yang bertugas memesankan makanan untuk kami bertiga, dan kemarin Fajar yang bertugas, hari ini adalah hari giliran ku.
Hari ini memang hari keberuntungan ku, segerombolan zombie yang hendak menerkam Ibu kantin belum berdatangan, hanya ada beberapa orang, tak butuh waktu lama, makanan yang ingin ku pesan sudah tersedia disana, aku membawa nampan berisikan 3 mangkok bakso.
Di meja yang kami duduki sudah ada beberapa murid ikut nongkrong, beberapa dari mereka ada yang kami kenal dan sisanya tidak, di atas meja juga sudah tersedia es teh yang dipesan oleh Deka.
"Mantap banar....." Seru Fajar (mantap bener)
Deka dan Fajar mengambil mangkok mereka masing masing, ketika aku menaruh nampan itu kemeja. "Anjir, Sa. Kamu nggak bilang ke Ibu kantin kalo endak usah pakai tetelan."
"Aku lupa Ka, makan aja nah jangan banyak maunya."
"Ku kira kita spesial Sa, dalam ribuan bakso yang kita makan selama empat tahun kita bersama, tapi mengapa kamu masih tidak mengetahui hal yang tidak aku suka?" Deka berkata seolah oleh ia seorang pemeran utama didalam drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Oh Romansa
Teen FictionIni cerita sederhana dari Harsa untuk Alisha, sama seperti cerita ini cinta Harsa kepada Alisha juga sederhana tidak kurang tidak berlebihan karena ia berpegangan dengan nasihat bapak yang ditemani kodok dari parit depan rumah, malam itu ketika remb...