Aku merasa kesepian, dalam keramaian dan selalu merasa ramai ketika sepi, kepala yang terus memutar pertengkaran kedua orang tua ku beberapa tahun lalu.
Sama halnya pagi ini, saat jam menunjukan pukul delapan lewat tiga puluh, hari ini hari istimewa dimana kami jam kosong, sudah dua mata pelajaran yang terlewatkan, guru-guru sedang rapat membicarakan tentang acara ulang tahun sekolah yang akan digelar beberapa minggu lagi. Kelas ku ramai, tapi aku kesepian, aku duduk sendiri dibangku ku paling pojok ruangan dengan telinga yang tersumpal earphone, aku benar-benar mengabaikan keseruan warga kelas ku saat-saat jam kosong ini, beberapa kali Deka dan teman kelas ku menegurku, mengajak aku gabung dengan mereka dan beberapa kali juga aku telah menolak ajakan itu.
Kepala ku sedang penuh kali ini, ia seakan-akan ingin meledak kali itu juga. Dada ku terus sesak aku ingin menangis tapi tidak bisa, aku ini lelaki, aku memejamkan mata ku seolah-olah tertidur. Padahal tidak, semalam aku tidur dengan baik karena Alisha, dia membantu ku tidur sesuai jam yang sehat, kami berdua semakin dekat walau hanya teman. Baru itu langkah yang berani ku ambil, karena itulah aku selalu menjadi bahan olok-olokan Deka dan Fajar tentang kedekatan kami berdua sudah menyebar diseluruh warga kelas ku, itu karena mulut Fajar saat itu juga aku selalu menyumpahi mulut ember Fajar.
Seakan-akan para guru lupa dengan tugasnya, jam menunjukan satu siang, sudah empat mata pelajaran terlewatkan, dan lebih dari tiga jam aku menutupkan mata, berpura-pura tidur, baterai ponsel ku berkurang banyak warnanya putih berubah menjadi merah itu tandanya ia butuh asupan, tak beberapa lama setelah aku mematikan ponsel ku, seorang utusan guru dari kelas lain memanggil Aku, Deka dan Fajar.
Siapa sangka, setelah itu aku begitu senang saat diri ku, Alisha, Deka dan Fajar diminta untuk mengisi acara ulang tahun sekolah, ada dua alasan aku senang, yang utama karena akan banyak menghabiskan waktu bersama Alisha dan yang kedua, hm..... sedikit cerita, band sekolah kami hampir bubar dan dibubarkan, karena peminat yang sedikit, hanya tiga orang dan hampir dibubarkan karena tak pernah berkontribusi apapun selama satu tahun ini, tak seperti ekskul yang lainnya, aku senang karena band mendapatkan kepercayaan lagi dari sekolah.
Ada sekitar enam belasan murid dikumpulkan di lamin termasuk kami berempat, itu terdiri dari beberapa orang anggota tari dan beberapa orang lagi anggota teater, katanya sekolah ingin mengambil konsep ulang tahun ini tentang kesenian. Salah satu guru yang terkenal baik, memulai pembicaraan ia menginformasikan bahwa kami semua akan mulai latihan dari besok sore setelah jam pelajaran selesai dan akan terus begitu sampai acara ulang tahun itu tiba, sekolah ingin penampilan sempurna yang kami pertunjukan karena akan mengundang kepala dinas pendidikan Samarinda, selain penampilan kami, sekolah juga mengadakan lomba dance dan penutupannya penampilan dari band pop hivi yang digandrungi anak remaja, aku yakin tidak mungkin tidak ada remaja yang tau lagu-lagi hivi walau hanya satu dua lagu.
Ini sungguh kejutan yang luar biasa, bahkan diluar dunia. Alisha diminta sekolah untuk bergabung dalam band kami, berduet dengan ku agar lebih menarik dengan lagu yang ditentukan dengan sekolah, mendengar kabar aku dan Alisha akan sering bertemu aja sudah senang bukan kepayang, apa lagi kabar ini, aku benar-benar tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.
Kami diminta mengisi acara itu dengan membawakan lima lagu, bukan masalah bagiku, tapi tidak dengan Alisha, dia terlihat keberatan, bisa dilihat dari raut wajahnya diseberang sana terlihat tidak senang bahkan sejak pertama kali ia datang ke lamin ini.
Aku menjadi resah sendiri melihat wajah murung tak bersemangat seperti biasanya itu, setelah kami dibubarkan dan dipersilahkan untuk masuk kelas masing-masing, aku berlari kecil menghampiri Alisha setelah sampai disampingnya aku memberanikan diri bertanya kepada Alisha."haii, Sa. Hm..... kelihatannya hari mu lagi nggak baik ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Oh Romansa
Fiksi RemajaIni cerita sederhana dari Harsa untuk Alisha, sama seperti cerita ini cinta Harsa kepada Alisha juga sederhana tidak kurang tidak berlebihan karena ia berpegangan dengan nasihat bapak yang ditemani kodok dari parit depan rumah, malam itu ketika remb...