Pasangan Debat (19)

275 36 15
                                    

____

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍
Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

***
Naya tersentak kaget karena mendengar bel rumah berbunyi berulang kali. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul 20.00 WIB dan sejak sehabis salat isya tadi Naya menonton tayangan sinetron. Naya berdecak sebal ketika bel masih saja berbunyi dengan sangat brutal.

"Ini yang pulang mama apa Ardan sih?" Decaknya sebal.

Dengan malas, Naya berjalan ke depan untuk membuka pintu. Ketika pintu sudah terbuka, bola matanya sontak membulat karena melihat sosok lelaki yang amat ia kenali.

"Braga!" serunya terkejut.

"Gausah teriak juga," kata Raga kesal.

"Lo ngapain ke sini?"

Raga merotasikan bola mata malas. Kemudian, ia melemparkan pandangan ketika melihat Naya tidak memakai hijab.

"Astagfirullah, Naya," ujarnya di dalam hati.

"Raga?" panggil Naya ketika Raga diam saja tanpa melihatnya.

"Katanya kamu sendirian di rumah."

"Hah, iya terus?"

Otak Naya masih loading membuat Raga semakin sebal dengan sosok gadis di hadapannya tersebut. Raga berusaha sabar seraya menarik napas lalu mengembuskannya berulang kali.

"Terus saya tanya sama Ardan tentang kebenaran kamu sendirian di rumah atau nggak dan adikmu bilang, kalau kamu emang di rumah sendirian. Ya udah, saya izin ke Ardan buat ajak kamu pergi. Dan, Ardan mengizinkan saya."

"Heh, serius?" tanya Naya dengan bola mata berbinar.

"Enggak serius, saya mau pergi bareng Ayra saja. Tidak jadi ajak kamu," ketus Raga karena Naya terlalu lebay dan banyak pertanyaan.

"Eh, mana boleh gitu," kata Naya sambil menarik lengan Raga.

"Lepas, Naya!"

"Bilang kalau lo serius ajak gue pergi."

"Pergi ke mana?" tanya Raga dengan alis terangkat satu.

"Ke KUA!"

Raga melotot tajam membuat Naya terkekeh sambil melepaskan lengan Raga.

"Hehe bercanda, Kang," ucap Naya menyengir kuda.

"Ya udah sana ganti baju."

"Siap!"

Naya bersiap akan membalikkan badannya untuk masuk ke dalam rumah. Namun, Raga memanggil namanya membuat Naya kembali menatap Raga.

"Kenapa sih panggil-panggil?"

"Kalau keluar rumah itu dipakai kerudungnya, Naya," ucap Raga tegas.

Naya yang mendengar ucapan dari Raga langsung memegang kepalanya. Ternyata benar, ia lupa mengenakan hijab. Tawa kecil pun menguar dari bibir Naya.

"Astagfirullah, gue nggak nyadar."

"Sudah saya duga."

"Ya udah, yuk, Braga!" ajak Naya membuat Raga mengerutkan dahinya.

"Ayo ke mana?"

"Masuk ke rumah, buat nunggu gue lah," jawab Naya dengan enteng.

"Saya di sini aja nunggunya. Lagian, di rumah kamu tidak ada siapa-siapa," kata Raga sambil berjalan ke arah kursi yang ada di teras rumah Naya.

Rahasia Hati Braga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang