Ta benar-benar pasrah, semua terserah ibunya saja yang penting dia tidak ditendang keluar dari rumah.
Pernikahan ibunya terlihat begitu meriah, semua orang turut senang dengan pernikahan yang diselenggarakan ini. Teman-teman dekat Ta ada beberapa yang datang, begitu juga dengan kakak tiri laki-lakinya itu dan adiknya yang masih berumur 1 tahun.
Black tuxedo membalut tubuh Ta membuat pemuda yang baru saja lulus SMA itu terlihat 10 kali lipat lebih tampan.
Semua orang menikmati makanan yang sudah disediakan oleh penyelenggara pernikahan ini. Begitu juga Ta dan Barcode.
Oh iya, dia lupa menceritakan siapa saja yang akan menjadi saudaranya. Kalau begitu anak kecil yang sedang berada dipangkuan ini namanya Barcode Tinnasit Satur, adik kandung Jeff Satur yang baru saja menginjak umur 1 tahun. Ta menjadi anak tengah dan pria yang baru saja dia sebutkan tadi akan menjadi anak sulung, Jeff Worakamon Satur. Mahasiswa tahun ke 2 yang akan menjadi mahasiswa tahun ke 3 di jurusan administrasi di universitas Rangsit.
Mereka semua laki-laki, Ta berharap keluarga barunya nanti akan mendapatkan seorang putri. Jika, bisa.
“Mam, Ta mawu mam, ntuu!!” Barcode kecil menunjuk-nunjuk kue di depannya.
“Ah iya,” dia menggapai kue yang Barcode tunjuk-tunjuk dengan tangan kecilnya, “ini.”
“Mam.” setelah berkata seperti itu Barcode memasukkan kue itu sekaligus ke dalam mulutnya, membuat beberapa remah kue itu jatuh mengotori baju Barcode.
Ta mengambil tisu, memungut semua kekacauan kecil yang Barcode buat setelah itu membersihkan sekitar bibir anak kecil itu sementara sang empu mengoceh tak jelas, “Aaaahmmm hihi Ta, Ta, Ta, Ta mmmm aaaaaa.” suara ocehannya diikuti dengan tepukan tangan meriah Barcode serta badannya yang tidak bisa diam.
“Ya Tuhan Barcode, jangan banyak gerak.” Ta rusuh sendiri karena dimintai oleh kakak sulungnya itu menjaga adik kecilnya karena ada urusan. Betul, urusan bergaul dengan teman-temannya itu.
“Code maw jawlan Ta!”
“Engga boleh, jatuh nanti kamu.”
Barcode menggeleng cepat, menentang kalimat yang baru saja Ta lontarkan. Dia tetap berusaha merangkak turun dari pangkuan Ta, berdiri dengan kedua kakinya yang belum kuat menopang tubuh kecilnya itu. Ta tentu saja masih memegang tangan mungil Barcode agar tidak jatuh dan membuat pesta pernikahan ibunya kacau.
Ta berdiri mengikuti Barcode yang berjalan tanpa arah sambil terus memeganginya. Wajah sumringah terus saja ditampilkan oleh anak laki-laki kecil menggemaskan ini saat pelan-pelan ia menggerakkan kakinya.
Ahh menggemaskan sekali.
Dari kejauhan Jeff bisa melihat adik tirinya itu kesulitan mengimbangi gerakan kaki adik kecilnya yang begitu lambat—karena memang baru belajar berjalan—dengan tubuh yang di bungkukan sedikit sebab tinggi badan mereka yang terlampau terlalu jauh.
Ta terlihat begitu frustasi saat Barcode tiba-tiba duduk dan memainkan kedua kakinya di tengah ramainya orang berlalu-lalang, Ta berjongkok mengimbangi agar tinggi mereka tidak terlalu jauh dan bibirnya bergerak seperti mengatakan sesuatu yang Jeff yakin itu sebuah kalimat bujukan.
Akhirnya Ta kembali menggendong Barcode yang matanya sudah berlinang karena dia tidak diizinkan untuk duduk dan bermain di tempat tadi.
Dari jauh, Ta kembali ke tempat duduknya, memangku Barcode yang menangis sesenggukan, mengambil tangannya kecil Barcode dan menaruhnya kembali di kedua kaki bocah banyak tingkah itu, tetapi sayang Barcode memang ingin menangis jadi, rayuan kembali bermain itu sudah tidak mempan. Dan pada akhirnya Barcode akan memutar badan dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang saudaranya itu. Benar-benar manis sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑𝐇𝐎𝐎𝐃, 𝗃𝖾𝖿𝖿𝗍𝖺
FanficKatanya sih saudara, tapi kok mesra? Cerita Ta Nannakun yang tiba-tiba bisa punya kakak sekaligus adik dalam waktu satu malam.