Bocchi no Oto

376 12 5
                                    

Note: Segala karakter bukan milik sya kecuali cerita yang hanya karangan penggemar ini. Happy read

Note2: Alternative-Story, Adult Bokita & Kessoku Band, Drama


"Gotoh-san ...."

Sapaan suara manis yang familier di telinga. Senyum asing yang singgah di wajah jelitanya. Gaun merah senada dengan kilau rambutnya yang kini disanggul sederhana, menambah pancaran aura keeleganan wanita dewasa. Semua itu adalah kesan yang tertangkap otakku setelah sekian lama bisa kembali menatap lekat bola mata yang selayak lemon itu. Hanya seperkian detik, karena perasaan tidak nyaman mengambil alih diriku untuk melirik sepinya jalan di kiri dan kanan—mencoba abai pada tatapan itu.


"Terimakasih banyak telah memenuhi permintaanku, pasti sulit lolos dari penggemar-penggemarmu, juga teman-teman satu bandmu," lnjut gadis bersurai merah di depanku malam ini, dengan nada ceria penuh semangat yang seakan tak mengubahnya meski sudah melewati usia remaja. Walau kalimat tiada dosanya yang terakhir sempat menjepit hati ini, aku tetap menjawab seadanya seakan itu bukan perkara besar. Lalu dia mamasuki mobil terlebih dahulu yang memanduku untuk mengikutinya.


Setelah duduk di sampingnya, ia menginstruksikan pria paruh baya di depannya, yang kutebak adalah sopir pribadinya, untuk mulai mengemudi. Hening menjadi teman perjalanan kami ketika aku berusaha mengeluarkan banyak kata serta pertanyaan yang tertahan seperti biji jagung yang meletup menjadi berondong di dalam wajan panas yang tertutup rapat.


"Sekali lagi selamat atas penghargaan album terbaik tahun ini, Gotoh-san ...." Keheningan menguap transparan lalu seketika hilang saat gadis di sampingku ini mulai bersuara, ketegangan yang membekukan pundakku pun mencair terganti dengan ribuan kupu-kupu yang membeludak dari dalam perut. Mendapat pujian tidak pernah terasa membosankan untukku. Sekeras mungkin kuusahakan agar tidak mengeluarkan suara tawa aneh yang menjadi kebiasaanku, namun seketika itu juga lanjutan kalimatnya secara tidak langsung menjadi tamparan yang mencegahku untuk lari dari dunia nyata, "Kessoku Band sekarang benar-benar menjadi band yang hebat dan sangat terkenal yah?"


"Ah, k-kurasa masih belum ada apa-apanya dibandingkan dengan Kita-san yang pernah memenangkan Grand Prix dua kali dan mendapat banyak penghargaan lainnya," jawabku terbata sekelagus mengafirmasi kenyataan yang memang kurasakan. Kenyataan bahwa aku tidak pernah menyangka gadis di sampingku yang bernama Kita Ikuyo akan menjadi penyanyi dan aktris besar, dan yang bisa kurasakan sekarang adalah fakta bahwa gadis di sampingku ini sedang merendah, jadi kucoba untuk menimpali dengan cara yang sama, meski aku tidak berani menoleh ke samping serta menatap wajahnya.


"Tapi tidak mengubah fakta bahwa kalian tetap bisa sejauh dan sehebat ini meski tanpaku, kan?"


Bisa kurasakan jemari dari kedua tanganku yang ada di atas paha ini mengepal kuat saat mendengar tanggapannya barusan. Sekali lagi keinginan kuat untuk mengeluarkan pertanyaan yang mengganjal hati ini terus meninju-ninju tenggorokanku untuk membuka mulut dan membebaskan perasaan yang kian menjepit, namun ungkapan-ungkapan itu tetap tersekat di pangkal tenggorokan. "Iya," jawabku akhirnya, merasa lemas dengan apa yang tidak bisa kukeluarkan.


"Syukurlah ...."


Tanpa sadar kepalaku menoleh ke samping, dan baru kusadari aku tidak bisa melihat ekspresi orang yang mengucap kata syukur itu saat ia sedang mengedarkan pandang ke arah luar jendela mobilnya. Karenanya aku sedikit kecewa, namun saat sadar aku takut Kita-san memergoki pandanganku, karenanya segera saja kualihkan berlawanan arah darinya. Seketika aku merasa bahwa diri ini masih menyedihkan seperti dulu, meski sekarang aku sudah merasa sedikit dewasa dan berhasil mencapai apa yang kuidam-idamkan sejak lama. Kenapa aku begitu pengecut?! Menemui tatapannya saja aku gugup, bagaimana aku bisa menemukan jawaban yang kucari?!

Bocchi no OtoWhere stories live. Discover now