Prolog

67 2 0
                                    

****
Butuh waktu lama dari hari Senin menuju ke hari Minggu. Sementara hanya butuh waktu sebentar agar hari Minggu berubah menjadi hari Senin. Benar-benar tidak adil. Datang ke Sekolah harus tepat waktu, tugas yang menumpuk dengan deadline yang singkat, tugas kelompok, pelajaran yang dipaksa harus mengerti padahal diluar kemampuan, dan ulangan dengan soal yang berbeda dengan apa yang diajarkan. Wajar kalau banyak yang mengeluh tentang pendidikan.

Tapi itu tidak berlaku untuk seorang anak laki-laki dengan kaos doplang dan kedua lengan berotot yang saat ini sedang sibuk bermain di lapangan rumahnya. Dia sangat menantikan hari esok, dimana hari libur telah usai dan tahun ajaran baru dimulai.

Jaziel Savior Martinez, tangannya sangat lihai dalam memainkan bola basket dan beberapakali memasukkan bola basketnya ke dalam ring menggunakan tangan juga rumus Fisika yang sudah menjadi prioritas di otaknya.

"Mas. Main basketnya udahan. Udah malem. Besok kan sekolah," seru Niki. Ibunda tersayang Jaziel dari luar lapangan sana.

"Iya, Bun. 5 menit lagi," jawab Jaziel sambil mengusap keringat diwajahnya.

"5 menit ya! Lebih dari itu uang jajan kamu Bunda potong!" Sebagai Ibu, Niki sangat khawatir dengan anaknya yang sangat diforsir apalagi cuaca akhir-akhir ini kurang baik.

Jaziel menetralkan nafasnya yang cukup terengah, lalu membereskan barang-barangnya dan langsung masuk ke rumah. Ancaman Ibunya tidak pernah bercanda.

****

TBC
AN: Hello Friends! Gimana suka gak cerita baru saya?
Sebenarnya saya gak ada niatan buat up cerita ini karena emang gak bakalan rame, tapi entah kenapa ada sesuatu yang ngedorong saya buat publish cerita ini. Semoga kalian bisa terima cerita saya dengan baik dan tentunya tanpa dukungan dari kalian cerita saya bukan apa-apa.
Jangan lupa share, comment, and vote.

Spam next for next update!

Follow juga biar kalian dapat notif update terbarunya. see you in the next chapter.

GRACEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang