Suasana kampus pagi ini agak lenggang tidak seperti biasanya. Lagi pula siapa yang akan mengambil sesi pertama dihari Senin. Mungkin itu yang ada dipikiran mahasiswa Universitas Trisula yang lain, namun tidak bagi Somi. Baginya setiap hari tidak ada bedanya. Tugas mahasiswa ya belajar, entah hari apa pun itu. Seperti saat ini Ia tengah duduk di bangkunya sambil mencatat apa pun yang muncul di slide power point sambil sesekali mengangkat tangannya untuk mengajukan pertanyaan.
Teman sekelas Somi yang lain sudah benar-benar tidak ada yang peduli dengan Pak Tegar yang kini tengah menjelaskan didepan kelas. Hanya Somi yang benar-benar ingin tahu materi hari ini.
Somi adalah mahasiswi fakultas hukum angkatan 20 yang hasil IPnya sejak semester awal hingga semester 5 selalu sempurna. Ia aktif berorganisasi, bahkan Ia menjadi sekjen partai politik kampusnya. Hampir tidak ada yang gagal didunia perkuliahannya. Somi juga memiliki banyak teman, dekat dengan beberapa dosen, dan punya pacar yang tidak kalah hebat darinya. Ketua BEM fakultas hukum yang menjabat saat ini, Jaemin dari angkatan 19.
Semua terlihat sempurna, namun masih terasa kurang bagi Somi. Apa pun kesempurnaan yang ada pada dirinya yang dilihat orang lain, tidak akan cukup baginya.
"Baik, perkuliahan hari ini cukup. Untuk absensi kalian bisa mengerjakan tugas yang ada di web kuliah. Deadline jam 1 siang ini."
Somi menghela nafas dan mengemasi bukunya. Ia segera melenggang keluar dari kelas lalu diilihatnya suasana disekitarnya berharap orang yang ingin Ia temui muncul dihadapannya.
"Jaemin belom kelar ya?" Gumamnya sambil melihat layar handphonenya yang menunjukan pukul 09.34
"Som, mau ngerjain tugasnya bareng?" Tanya Winter yang tiba-tiba ada dibelakangnya.
"Boleh. Di perpus?"
"Dimana aja gas lah."
Mereka berjalan meninggalkan pelataran kelas menuju ke perpustakaan hingga sebuah tangan merangkul pundak Somi.
"Sorry aku baru kelar." Ucap Jaemin yang masih terengah-engah usai berlari dari kelasnya.
"Kenapa lari-lari sih? Jalan kan bisa."
Jaemin yang mendengar Somi mulai mengomel mulai mengikuti gestur Somi dengan aneh. "Nyenyenyenye."
"Ih susah banget dikasih tau." Somi memukul lengan Jaemin sehingga membuat Jaemin meringis kesakitan.
"Aduh duh, udah habis dengerin matkulnya Pak Hengky. Niat hati ketemu pacar biar disayang-sayang. Eh malah digebugin." Kata Jaemin sambil mengusap lengannya.
"Yang duluan siapa ya? Mohon maaf nih." Omel Somi sambil menatap Jaemin sinis.
"Hmm.. Malah jadi nyamuk deh gua disini. Gua duluan deh." Setelah menepuk pundak Somi, Winter pergi mendahului Somi untuk ke perpustakaan.
"Udah sarapan?" Tanya Jaemin yang dijawab gelengan kecil dari Somi.
"Makan mie ayam biasa yok." Ajak Jaemin sambil menggandeng tangan Somi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extreme Pain • Mark Jaemin Somi
Fanfiction"Lo sakit hati yang paling sakit buat gua." "Gua juga yang bakal jadi sembuh yang paling sembuh buat lo."