Prolog

166 21 4
                                    

Diperlihatkan sebuah fasilitas besar yang megah dan mewah terletak di antah berantah. Sekeliling fasilitas tersebut dipenuhi oleh hutan-hutan yang lebat. Cat yang berwarna putih tampak digunakan dari luar ke dalam. Hal pertama yang dapat di lihat dari dalam fasilitas itu adalah kerusakan yang parah. Banyaknya barang yang jatuh berserakan dan suara jeritan yang keras dapat terdengar dari setiap penjuru arah. Di dalam ruangan kontrol dengan lampu yang remang-remang.

"TUTUP SEMUA PINTU MASUK DAN KELUAR!! KITA TIDAK BISA MEMBIARKAN MAKHLUK INI KELUAR DENGAN CARA APAPUN!!" jerit ketua eksperimen berbahaya.

Tampak semua orang panik berlari kesana-kemari menyelesaikan arahan yang diberikan secepat mungkin.

"JANGAN TUTUP PINTUNYA!! MASIH ADA ORANG DI DALAM SANA!!" jerit seorang petugas melihat ke arah ruangan.

"CEPATLAH!! MEREKA* JUGA SEDANG BERLARI KEARAH KITA!!" jerit petugas yang memegang kendali pintu.

"SAYA... SAYA TIDAK MAU MATI!!" jerit petugas ketiga yang langsung mendorong tuas mulai menyegel pintu baja seketika menyegel seluruh ruangan di dalam fasilitas. 

"APA YANG KAMU LAKUKAN?!" jerit petugas yang berada dekat dengan pintu melihat kearah petugas tadi.

"CEPAT MASUK!! JANGAN LIHAT KE BELAKANG BERLARILAH SEKUAT TENAGA!" kata petugas tersebut menoleh kembali ke arah pintu menjulurkan tangannya siap memegang tangan petugas lain yang sedang berlari ke arahnya.

Sayangnya, alam seperti tidak berada dipihaknya. Petugas yang sedang berlari sekuat tenaga tidak memperhatikan jalan sehingga terpeleset dan terjatuh karena sebuah botol erlenmeyer. Petugas yang berada di depan pintu secara refleks berlari masuk mencoba membantu petugas tersebut.

"JANGAN KEMBALI KE SANA!!!" jerit petugas yang tadinya memegang kendali masuk menjulurkan tangannya ke arah petugas tersebut tak berdaya.

Namun hal itu sia-sia, petugas tersebut berlari masuk ke dalam ruangan tersebut mencoba menarik petugas yang terjatuh tersebut sembari menjerit sekuat tenaga. Pintu bunker tertutup, namun kedua petugas yang berada di dalam ruangan tersebut tidak berhasil masuk kembali ke dalam bunker.

"AAAAHHH!!!" jerit kedua petugas tersebut saat tergigit oleh makhluk tersebut.


"WUAH! HAH.. hah..." tampak petugas tersebut terbangun dari mimpi buruknya dengan keringat yang keluar di sekujur tubuhnya. 

"Mimpi itu lagi..?" tanya seorang anak perempuan yang terbangun karena jeritan William.

"Iya..." jawab William mulai bangun dari tempatnya untuk mengambil air untuk diminum.

William mengambil secangkir gelasnya, membuka gorden jendela, melihat keluar. Tampak matahari sudah terbit menandakan sudah pagi, sepanjang mata memandang tidak dapat menemukan satupun lampu yang menyala menandakan kota yang sudah mati atau tidak berpenghuni. William menyeruput air, menghela napas menatap ke langit.

The Last OutbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang