tak pernah berakhir

1 0 0
                                    


_orang yang memiliki penyakit hati, pasti takkan mengerti arti kata menghargai_

                             @jesc_C.A

×_×

"Hei guys!!! Liat nih peliharaan kesayangan gue.. Lucu banget kan? Gak ada lho yang jual.. Ini satu-satunya di dunia. Gak ada yang lain"

Gelak tawa sukses memenuhi koridor sekolah yang kini padat di penuhi para murid yang berbondong-bondong melihat pertunjukan seru bagi mereka. Pertunjukan yang mungkin lebih pantas disebut—pembully-an?

"Bob! Kayaknya makanannya kurang tuh... Tambah lagi dong. Jangan pelit sama peliharaan sendiri"

"Kenapa? Kurang ya? Oke-oke gue tambahin.. Gak perlu takut anjing pintar... Tuan lo ini banyak uang, jadi lo gak perlu takut kelaparan. Paham?" ucap laki-laki yang masih memegang makanan anjing ditangannya. Lalu dengan senang menaburkan makanan itu kelantai.

Terlihat seseorang yang tengah tengkurap langsung melahap makanan yang mungkin sangat terasa lezat baginya. Melihat itu, tentu saja berhasil mengundang gelak tawa mereka.

Disisi lain seseorang tengah berlari dengan tersenggal-senggal kearah kerumunan banyak orang. Ia yakin. Kakanya pasti disana. Meski sangat sulit tetapi ia memaksakan dirinya yang besar agar bisa membelah kerumunan.

"ABAAAAANG!!!" Teriak jesc histeris ketika melihat reyhan—abangnya—sedang merangkak memakan sesuatu yang tergeletak di lantai.

"Adek!" seru reyhan senang saat melihat sosok adiknya. Pasalnya ia ingin membagi makanan lezat miliknya dengan sang adik.

Jesc yang sudah terlanjur kesal tentu menginjak makanan itu dan menendangnya kesembarang arah. Oh ayolah.. Ia pun tahu bahwa makanan yang sedari tadi rayhan makan adalah makanan anjing. Oke... Salahkan ia karna melupakan kondisi kakaknya yang memiliki masalah intelektual sehingga  tak dapat membedakan makanan yang pantas dimakan untuk manusia. Karna tentu saja rayhan hanya akan mengandalkan lidahnya untuk merasakan mana yang lezat, dan tentu saja makanan anjing itu sudah dibuat sedemikian rupa agar terasa lezat.

"Oh my god bobbi!!! Apa gorila yang satu ini juga peliharaan lo?" Celetuk salah satu temannya yang tentu saja menatap jijik kearah jesc.

Terlihat pria yang tengah memegang makanan itu mengernyit seperti pura-pura bingung mungkin. "Ah yah...gue lupa ngenalin gorila yang satu ini ke kalian semua. Kenalin ya... Ini gorila adik kandung dari anjing kecil gue".

Kembali gelak tawa memenuhi isi koridor sekolah kecuali jesc yang memandang marah ke arah bobbi dan tentu saja rayhan yang tengah asik dengan sisa-sisa makanannya yang tak terkena injakan adiknya.

"Aneh sih, kakak nya anjing adiknya gorila. Ini sih pasti hasil perkawinan emaknya siluman ular bapak nya babi ngepet. Ya gak guys?!"

Jesc mengepalkan tangannya geram. Berusaha menahan diri untuk tidak menghambur lalu mencabik cabik wajah mereka.

"Iya lah...namanya juga keluarga serba kekurangan. Orang tuanya udah jadi bangke, harta gak punya, makanan cuma nasi bertabur garam, adiknya kembaran monster, kakaknya gak lebih dari manusia yang cuma punya setengah otak, eh ralat. Maksudnya gak punya otak"

Setelah mengatakan itu tentu saja mereka tertawa. Tertawa khas seperti tak memiliki hati nurani. Bahkan mereka tak memikirkan bagaimana sakitnya perasaan jesc saat ini.

"Woy udah yuk! Bentar lagi bell. simpan saja penghinaan kalian untuk nanti kasihan noh... matanya udah merah, takut berubah jadi kingkong beneran nanti". Ucap robert setelahnya ia pergi disusuli yang lainnya, hanya menyisakan jesc dan rayhan disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sweet in the devilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang