01. Sekelas

1.7K 130 43
                                    

BACA DULU INI :

Walaupun cerita ini sudah end, tetap budayakan vote dan komen!
Hargai penulis, karena ide itu tidak murah. Agar sama-sama mendapat feedback. Anda senang, saya senang.

Cerita ini murni dari hasil pemikiran dan imajinasi penulis. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita, itu murni atas ketidak sengajaan. Plagiat? pergi sana jauh-jauh. Tidak suka cerita ini? silahkan tinggalkan lapak ini!

Jangan bawa-bawa cerita lain ke dalam cerita ini, begitu pun sebaliknya. Jangan bawa cerita ini ke cerita orang lain!

Enjoy!

---

SELAMAT MEMBACA KISAH HARSA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA KISAH HARSA

---

"Dari dulu lo gak berubah ya, masih gila aja."

---


Masih ingat kan, dulu kalau pas SD hari pertama sekolah di tahun ajaran baru bakalan datang pagi-pagi buat rebutan duduk di bangku paling depan. Tapi sekarang makin dewasa, malah kebalikannya. Duduk di bangku depan itu jadi lebih intens sama guru, alhasil banyak yang rebutan di bangku belakang.

Seperti Sasmitha Marvianty, yang pagi ini sudah merasa cukup siang untuk datang di hari pertama pada tahun ajaran baru. Kelas 11 Mipa 2 yang sudah cukup ramai, dan benar saja bangku di deretan depan hanya satu atau dua orang yang mengisi. Pasti itu adalah orang-orang pintar dan rajin yang akan menjadi calon-calon ranking 1 nanti.

Mitha memilih duduk di bangku nomor tiga paling pojok kiri, karena ia sendiri malas kalau duduk di bangku paling belakang. Seperti siswa buangan, pikirnya.

Tas yang hanya berisi beberapa buku kosong, karena ini hari pertama masuk sekolah pasti tidak akan banyak materi pelajaran yang diberikan guru. Sebelum bel upacara, ia bahkan memilih memainkan ponselnya, membuka aplikasi chat bewarna hijau dan mengetik beberapa pesan singkat yang ia tuju kepada Siska teman dekatnya-- yang kebetulan mereka juga kembali sekelas tahun ini.

Atensi Mitha teralihkan ketika seorang laki-laki dengan seragamnya yang tidak ia masukan ke dalam celana dan memakai sepatu bewarna putih yang sangat-sangat melanggar aturan, jelas-jelas hari senin itu pakai sepatu hitam. Ia berjalan memasuki ruangan kelas dan memilih duduk di bangku nomor empat tepat sekali di belakang tempat duduk gadis itu.

Mitha terdiam, ia sangat tahu laki-laki bernama Harsa itu adalah pentolan sekolah sejak mereka berada di SMP yang sama.

Dulu Mitha sekelas selama 3 tahun berturut-turut dengan Harsa, kerjaan Harsa yang selalu menganggu anak-anak cewek, memalaki adik kelas untuk ia jajan, mengerjai guru bahkan ia sering bolos. Kini di kelas 11 Mitha harus kembali satu kelas lagi bersama laki-laki gila itu.

Harsa | Lee Haechan [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang