Bintang mengendarai motor besarnya memasuki gerbang sekolah. Ia tak lagi memakai seragam sekolahnya melainkan pakaian bebas berupa kaos putih polos yang dibalut jaket denim, juga celana jeans hitam yang sedikit robek dibagian lututnya. Anak itu sengaja kembali karena khawatir pada seseorang yang belum kunjung terlihat melewati rumahnya, ya siapa lagi kalau bukan Ruu. Bintang khawatir, tapi ia terlalu gengsi mengakuinya.
Bintang turun dari motor lalu melangkah tenang di koridor, tangan kanannya sibuk menggenggam ponsel untuk menelepon Ruu berkali-kali namun tak ada jawaban.
Bintang mendecak, memilih langsung menuju Ruang Mading yang berada di samping Perpustakaan. Cowok itu menggigit bibir, perasaannya jadi aneh memikirkan bahwa ia akan kembali berhadapan dengan orang itu.
“BINTANG!”
Bintang menoleh mendengar seseorang dari belakang memanggilnya, ia mengernyit mendapati sosok yang ia kenal tengah melambai riang di depan Ruang Kesenian. Bintang memutar tubuh memilih menyapa gadis itu lebih dulu.
“Lo belum pulang Ra?” tanya Bintang ramah.
Aira, gadis manis tinggi itu tersenyum kemudian mengangguk. “Habis ngurus anak baru yang gabung ekskul. Lo sendiri, kenapa ke sini lagi?” tanyanya yang menyadari Bintang mengenakan pakaian santai.
“Ah itu… eum… ada urusan sama anak mading,” jawab Bintang kikuk.
Aira mengangkat satu alis, “Mading? Kayaknya udah pada bubar deh setengah jam lalu, Lingga juga udah ngunci pintunya tadi.”
“Eh? Gitu ya?” Bintang memicing, mungkinkah gadis itu sudah pulang?
“Lo mau nyariin Runia ya?” tanya Aira tiba-tiba membuat Bintang tersadar.
“Kok lo tahu?”
“Soalnya kan gak mungkin kalau lo sengaja nemuin Lingga, padahal lagi marahan,” jawab Aira lalu terkekeh membuat Bintang mendelik.
“Marahan, lo pikir kita pasangan ABG labil yang lagi berantem!” kata Bintang sinis.
Aira tertawa lebar, “Santai atuh, Bang.”
Bintang mendecih, “Lo liat anaknya gak?”
“Nggak. Udah pulang kali, udah daritadi juga bubarnya,” jawab Aira apa adanya membuat Bintang menghela nafas panjang.
“Eh bentar, emang elo kenal dia?” tanya Bintang penasaran.
Aira tertawa kecil, “Siapa sih yang nggak kenal dia, anak-anak kelas gue aja selalu sibuk ngomongin dia. Kasihan sih, padahal dia nggak ada salah apapun. Tapi Cuma karena dia deket sama lo anak-anak jadi pada jauhin dia.”
“Elo lagi nyindir gue?” tanya Bintang datar.
Aira kembali tertawa, “Iya, sadar lo?” tanyanya balik membuat Bintang merotasikan bola mata malas.
“Gue cabut,” pamit Bintang kemudian berbalik hendak melangkah pergi.
“Bintang,” panggil Aira membuat Bintang menghentikan langkah kembali menghadap ke arahnya. “lo datang karena lo khawatir kan?”
Bintang melebarkan mata terdiam begitu saja. Melihat reaksi itu Aira justru tersenyum lebar.
“Gue datang karena ada urusan lain, kebetulan aja tu anak belum pulang,” kata Bintang datar kemudian berbalik dan melangkah pergi sepenuhnya
Sementara itu Aira menggeleng-geleng kecil, “Masih gengsian aja tu anak,” katanya mencibir.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay
Teen Fiction[Slow Update] [R 13+] Blurb: Ruu datang ke Jogja untuk bertemu kembali dengan teman masa kecilnya. Bintang, si cowok dingin yang irit bicara itu sudah lama ia taksir diam-diam. Kedatangan Ruu sebagai siswa angkatan baru di sekolah Harapan Sakti mem...