🚫CHAPTER 25 : END🚫

2.8K 88 24
                                    

Waktu berlalu dengan cepat. Jam berganti Hari, Hari berganti Bulan, dan Bulan berganti Tahun. Tak terasa sudah 1 Tahun berlalu sejak Kematian Tian. Selama 1 Tahun ini tidak ada yang berubah.

Nolan? Tidak ada perubahan Besar dalam Hidup Nya. Dia hanya bertambah tinggi, itupun hanya 5 cm. Dan Wajah Nya pun terlihat semakin Manis.

Hanya saja Nolan menjadi Pendiam, tidak banyak Bicara. Jika di Rumah, Dia akan diam di dalam Kamar, tepatnya di Kamar Tian. Hanya di Waktu Makan dan Sekolah baru Dia akan keluar Kamar.

Dan juga sampai Saat Ini, Nolan masih Sangat mengharapkan Suatu Keajaiban, dimana Tian berada di Samping Nya, Selamanya, sampai akhir.

Sekarang Nolan sedang berada di Depan sebuah Kuburan Berkeramik Hitam Putih. Di kedua tangan Nya juga terdapat sebuket Bunga Mawar Putih dan sebuket Bunga Mawar Merah.

Tatapan Nolan menatap nama yang terukir Indah pada Keramik di Kepala Kuburan. Nolan tersenyum dengan Mata yang berair. EntahLah, hanya membaca Nama Itu saja membuat Nya Sangat ingin Menangis. Hati Nya juga terasa Sakit.

"Haii, Gue datang Lagi!" Ucap Nolan meletakkan Bunga Mawar Putih tepat dibawah Ukiran Nama.

"Haaa~ udah 1 Tahun Lo ninggalin Gue."

Tangan Nolan mengelus Ukiran Nama itu dengan Perlahan. "Tian.... Gue Kangen..."

"Lo gimana? Kangen Gue nggak? Pasti dong, ya, Gue 'Kan ngengenin, hehehe." Seru Nolan diakhiri kekehan miris.

Nolan menghela napas panjang ketika Air Mata Nya keluar tanpa Permisi.

"Gue... Gue masih berharap Semua Ini Mimpi."

Nolan menatap Foto Tian yang terbingkai Keramik. Tak ada ekspresi di wajah Tian, seperti biasa, Selalu Datar. Nolan ingat, Dia mendapatkan Satu Foto itu dengan susah payah.

Membujuk Tian agar mau difotoin sedikit Susah. Pemuda itu harus di bujuk dengan Sesuatu yang menggoda. Dan Ya, akhirnya Tian mau di Foto dengan Syarat Dia boleh tidur bersama Nolan selama Seminggu. Dan Nolan menyetujui.

"Gue mau Egois, boleh? Gue mau Lo Kembali Lagi sama Gue! Gue sadar, Hidup tanpa Lo itu Sulit!"

Setelah itu Nolan tak bicara Lagi. Dia menenggelamkan wajah Nya pada Lutut dan menangis Kuat, mengeluarkan Segala Kesesakan di Dada yang selama ini Dia tahan.

Tanpa Nolan sadari, di belakang Nya berdiri Daniel dan Lavender yang menonton dari awal pergerakan Nya. Mereka juga ikut menangis ketika mendengar Perkataan Anak Mereka Itu.

"Niel, Aku nggak Kuat lihat Nolan kayak Gitu?"

"Sama, Aku juga!" Jawab Daniel, Daddy Nolan.

"Apa Ini tidak terlalu berlebihan? Kasihan Nolan." Ucap Lavender memandang Daniel sayu.

"Itu Hukuman untuk Tian yang Berani melecehkan Kembaran Nya Sendiri!" Seru Daniel melihat ke Depan, tepatnya ke Nolan.

"Aku mau yang terbaik untuk Anak-anak Ku."

Lalu Lavender pergi diikuti Daniel. Sebenarnya Mereka ada di Sana karena mengikuti Nolan.

Kembali Lagi ke Nolan, Anak itu sudah berhenti menangis hanya masih sesegukan.

"Tian, Lo ingat Ini Tanggal berapa?" Tanya Nolan lalu mengangguk Sendiri.

"Tanggal 19 April! Ini Hari Ulang Tahun Kita!" Lanjut Nya meletakkan Bunga Mawar Merah di sebelah Mawar Putih.

Nolan berdiri lalu menarik napas dalam-dalam kemudian hembuskan perlahan. Dia melihat sekilas Foto Tian lalu mendongak menatap Langit.

"CHRISTIAN APRILIO ZOLDYCK, HAPPY BIRTHDAY.... GUE SAYANG SAMA LO!" Ucap Nolan lalu menggeleng tak setuju. "NGGAK NGGAK, GUE UDAH CINTA SAMA LO!"

Twins But Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang