-3-

843 23 1
                                    

n : sorry banget bahasanya suka berubah² sesuai mood. Enjoy the story aja yaa ✋ kalo ada typo comment yaa guys, sowwryyy.

Setelah mobilku masuk garasi, mas meda turun dari motornya begitu melihat orang tuaku yang tengah menungguku di depan rumah sambil bertatapan bingung.

"Kalian abis keluar berdua?" tanya mama.

"Iya tante, maaf meda belum nyapa om sama tante secara resmi" jawab meda lalu ia mencium tangan kedua orang tuaku, begitupun aku yang mengikuti setelahnya.

"Itu jaketnya nak meda kan?" tanya mama menunjuk jaket yang melingkar dipinggangku.

"Iya, ini punya mas meda" aku hendak melepaskannya namun ditahan mas meda.

"Pake aja." tekannya.

Mama papa bertatapan, aku tak bisa menyiratkan reaksi itu. aku tidak tau harus berbuat apa saat ini. aku hanya berdiri canggung diantara mereka.

Setelah mas meda pamit pulang, orang tuaku menarikku ke ruang tamu.

"Papa tau niat kamu ngajak meda keluar hari ini, kamu berharap dia batalin perjodohan kalian kan?" tanya papa dengan intonasi tinggi.

"Mama liat, meda kayaknya nolak permintaan kamu ya?" aku merasa dipojokan setelah mama mengucapkan hal itu.

Akupun mengangguk pasrah dan duduk di sofa. papa menghela nafas panjang kemudian meninggalkan kami berdua. Mama mengusap rambutku lalu berkata "nak, kamu percaya sama mama pilihan kita itu gak akan salah. meda itu anak baik baik, dia bisa jadi suami yang baik untuk kamu."

"Tapi aku enggak" tegasku.

"Kenapa? kamu khawatir gak bisa jadi istri yang baik buat meda?"

"Hah...?" aku bingung sebenarnya apa yang ada di pikiranku.

"Kalo kamu nurut sama mama, kamu bisa kok jadi istri yang baik buat meda."

Aku membeku, entah apa yang sebenarnya aku inginkan tapi sekarang aku tak tau harus menggunakan alasan apa lagi untuk menolak perjodohan ini.

Malam hari...

Aku melihat meda yang baru pulang dari masjid dari kamarku yang berada di lantai dua. aku juga melihat seorang wanita berhijab yang mengikuti meda dari belakang dan kemudian memanggilnya. aku tidak tau apa yang mereka bicarakan, tapi raut wajah wanita itu berubah ubah dari senang kemudian murung.

Ah ngapain juga aku liatin.

<SUDUT PANDANG MEDA>

Selesai dari masjid, aku lekas pulang untuk beristirahat karena semenjak kedatanganku kesini aku belum benar benar istirahat. Sebelum melangkah masuk, seorang wanita memanggil namaku. "Mas meda!" saat aku menoleh, ternyata Fia.

"Ada apa fi?" tanyaku.

"Fia denger, mas dijodohin sama tamara ya?"

"Iya"

"Mas setuju?"

"Iya"

"Mas serius?"

"Kamu serius nanya gini? kalo saya setuju itu tandanya saya serius"

"Ooh.."

Aku tak mengerti maksudnya bertanya seperti itu, tapi ya sudahlah mungkin dia hanya penasaran. aku pun pamit setelah dia selesai dengan pertanyaannya.

<SUDUT PANDANG TAM>

Waitt...cewe itu bukannya yang terkenal alim juga kan? wah dia lebih cocok dong sama mas meda. dia suka gak ya sama mas meda? hm...aku punya ide. tapi sebelum itu, aku mau tidur dulu biar besok aja beraksinya.

Keesokan paginya...

"Tamaraa, cepat bangun terus mandi"

Kulihat jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Aku pun melanjutkan tidur karena hari ini aku tidak memiliki jadwal apapun. Namun tak lama kemudian mama kembali ke kamarku dan menyuruhku untuk segera bersiap karena mereka akan kedatangan tamu penting.

"Apalagi yang penting kali ini?" grutuku dalam hati.

Setelah bersiap siap aku turun ke ruang tamu dan ternyata sudah ada meda dan keluarganya disana. Aku tadinya mau putar balik ke kamar lagi namun mama memanggilku.

Mau tidak mau aku harus bersikap sopan pada keluarganya dan menyapa mereka kemudian aku duduk disamping mama.

"Jadi, kedatangan saya kemari dengan keluarga itu mau melamar Tamara." ucap meda yang kemudian tersenyum menatapku. aku reflek berdiri dan menarik meda ke halaman rumah.

"Lho, udah main tarik tarikan aja" celetuk ibunya meda.

Setelah menjauh dari semua orang, aku kini menatap meda heran. "mas udah gila ya?"

"Mana ada orang gila yang datang ke rumah buat ngelamar." jawabnya.

"Ada kok, mas contohnya"

"Kenapa mas jadi dikatain gila?"

"Mas kita itu sama sekali belum kenal,ketemu juga baru kemarin. mas udah main ngelamar lamar aja. mas cuma mau main main kan sama saya?"

"Kalo gitu untuk apa mas bawa keluarga?" jawabnya sedikit kesal.

"Mas kenapa gak sama cewek yang semalem pulang bareng sama mas aja? dia lebih cocok lho sama mas dan lebih baik dari pada aku."

"Kamu cemburu?"

Aku kehabisan kata kata pada laki laki ini, sebenarnya apa sih yang dia mau?

"Mas, gini ya. aku gak mau nikah sama mas aku masih mau lanjutin pendidikan dan karir aku." jelasku pada mas meda yang semoga bisa membuatnya membatalkan perjodohan ini.

"Kamu jangan tolak saya sekarang, nanti aja di depan keluarga."

Setelah mengucapkan itu, mas Meda berjalan kembali ke dalam meninggalkanku yang mematung diluar.

Voment for appreciate ✨
Kalau ada saran/masukan bisa di kolom komentar atau DM aja yaa!
see u in d next part
Enjoy~

my perfect 'Mas'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang