(12)

761 48 0
                                    

Bapak Ketos



Hari Senin adalah hari yang paling membosankan bagi Jean. Hanya mendengar guru menjelaskan materi membuatnya mengantuk, apalagi gara-gara kemarin acaranya dengan si ketos itu. Membuat badanya hampir retak-retak, berdiri hampir 12 jam itupun hanya istrihrahat beberpa menit karena tamu yang diundang kedua orang tuanya dan Wika sangat banyak membuatnya hampir kuwalahan.

"Bu saya izin ke kamar mandi" kata Jean sambil mengacungkan tanganya.

Ke-tiga teman Jean menoleh dan langsung tersenyum tipis.

"Kamu bener ke kamar mandi kan Jean?" tanya sang guru dengan intens. Sudah cukup ia di bohongi oleh Jean beberapa kali, dan kali ini ia tak mau dibohongi lagi.

"Iya bu"

"Ibu gak percaya" Riani guru yang sedang mengajar menatap tak percaya kearah Jean.

"Yaudah kalau ibu gak percaya biar saya yang menemani Jean" sahut Audrey.

Riani semakin tak percaya. "Kalian kan se-geng pasti bohong!" kata-nya dengan tukas.

"Haiss! Yaudah biar saya tidur disini! Orang niatan saya kekamar mandi buat cuci muka biar gak ngantuk dengerin ibu ngoceh." Jean menggerutu sebal lama kelamaan mendengar basa basi dari gurunya. Beda dengan teman-temanya yang tertawa.

"Yasudah tapi biar diantar sama Audrey biar kamu gak jatuh di tong sampah." Jean mendecak sebal mendengar gurunya yang mengejeknya.

"Ke rooftop Je udah di tunggu Sonya sama Salfa." Gadis yang baru keluar dari kamar mandi itu menghentikan merapikan seragam putih abu-abunya ketika mendengar ucapan Audrey.

Dan Jean yang seolah-olah mengerti pun hanya terkekeh kecil. "Lo tau bu Riani kalau udah ngajar gak fokus sama muridnya jadi ya mereka ada kesempatan kabur diam-diam sama bantuan anak-anak kelas yang juga ikut ngibulin bu Riani." Jelas Audrey.

Jean terkekeh kecil ternyata semua temanya peka.



"Lama bener lo Je, Drey" kata Sonya sambil melempar Vape yang bermerek kearah Jean.

"Punya lo ketinggalan dirumah gue bulan lalu, udah gue isi itu"

Jean mengangguk lalu menyedot Vapenya dan menyemburkan asapnya di wajahnya sendiri sambil melihat pemandangan langit cerah dengan ketiga temanya yang sedang melakukan hal sama dengan-nya. Jangan kaget ketika melihat kelakuan ke-empat gadis remaja ini, bahkan sesekali seseorang yang memergoki mereka melakukan ini di rooftop hanya meneguk sudah. Lelaki saja bahkan ada yang minder saat melihat ke-empat gadis ini merokok dengan Vape bermerek yang harganya sangat diluar nalar.

"Kapan lo ke club?" tanya Salfa ke Jean tiba-tiba.

"Nunggu gue mood dulu, mood gue hancur gara-gara dipaksa nikah sama ketos sialan itu." Jelas Jean sambil memasang wajah kesal dan semakin banyak menghirup asap vape-nya.

"Tapi ayo! Gue juga bete dirumah terus apalagi gue sekarang serumah sama dia" kata Jean.

"Kapan?"

"Nunggu kabar dari gue" ketiga temanya menggangguk paham.

"Awas je nanti lo khilaf." Jean menoleh dan menatap ketiga temanya remeh sambil cengengesan.

Bapak KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang