"Indo bangun" Indo perlahan membuka matanya,nafasnya berhembus tidak karuan, keringat membasahi keningnya.
"Indo apa kau tidak apa-apa?" Tanya Malay.
Hap
Indo memeluk Malay erat. Malay yang mendapat perlakuan seperti itu hanya menatap Indo bingung.
" G-gue takut" Indo semakin mengeratkan pelukannya.
"Sudah indo aku disini" Malay mencoba menenangkan.
Philippines yang berdiri disamping Malay pun ikutan bingung melihat perlakuan Indo seperti itu.
Indo melepas pelukannya setelah hatinya sudah tenang. Indo menunduk sedikit malu." Maaf mal"
Malay hanya mengangguk " Apa kau mimpi buruk?" Tanya Malay.
"Ya... Begitulah"
Philippines menghembuskan nafas panjang " Padahal rencana kami akan membangunkan mu dengan cara tidak biasa, tapi melihatmu menggigau kami jadi tidak tega" Jelas Philippines
Indo tersenyum kecut" Jadi kalian Ingin membuat jantungku berhenti berdetak?"
Suasana disana seketika menjadi mengerikan. Philippines dan Malay menggidik ngeri.
"Hehe bukan seperti itu "
"Kau mengacaukannya Phil" bisik Malay pada Philippines. Phil hanya cengengesan.
"Ah iya, yang lain pasti sudah menunggumu ayo turun."
Mereka bertiga pun turun kebawah menuju ke dapur. Disana sudah ada papa ASEAN dan para anggota ASEAN.
"Eh Indo kenapa kamu lama sekali ?" Ucap Thailand "kami sudah lama menunggu mu"
"Maaf kan aku" Ucap Indo.
"Sudah sudah, cepat cepat kalian makan lalu berangkat ke sekolah " Lerai ASEAN.
"Ya papa" semua menjawab dengan kompak.
" Indo kau terlihat kurang ceria hari ini" Ucap Brunei ditengah- tengah sarapan
" Makan dulu Brunei " Tegur Singapura. Indo hanya tersenyum tipis.
Selesai sarapan mereka bersiap menuju ke sekolah. Malay tampak mendekati ASEAN yang sedang bersiap pergi kekantor.
"Papa.. Indo sepertinya sedang tidak baik, tadi aku melihatnya mengigau. Ia terus menyebut sebuah nama seseorang sambil menangis." Ucap Malay
ASEAN mengerutkan keningnya " Tapi sepertinya dia baik baik saja"
Malay dengan cepat menggeleng. "Pasti ada sesuatu yang ia khawatirkan pah"
"Emang apa yang ia sebut?"
Malay menunduk mencoba mengingat apa yang ia dengar tadi pagi " Ah iya , indo menyebut sebuah nama
Yaitu ... PKI "
ASEAN terdiam. Malay yang mengetahui bahwa ia akan telat sekolah pun langsung pamit pada papanya
" Ya sudah pah, Malay pergi dulu" pamit Malay.
ASEAN mengangguk lalu mengelus rambut berwarna merah berbelang putih tersebut " Hati hati ya"
Malay mengangguk. ASEAN mengantarkan anak angkatnya kedepan pintu rumah.
"Kami berangkat dulu pa" teriak para anggota ASEAN.
"Indo tunggu!" Cegah ASEAN. Indo menoleh membuat yang lain juga ikut menoleh. "Ada apa pah?"
Dia benar-benar pucat. Batin ASEAN. "Sebaiknya kamu jangan sekolah dulu Indo, sepertinya kamu kurang enak badan"
Indo terdiam. Yang lain greget melihat Indo. "Ayolah Indo kau dirumah saja, kami akan terlambat " Ucap Singapura.
"Iya indo sepertinya kamu sakit" Laos ikut prihatin.
"Aku tidak apa-apa" Indo berjalan menjauh. Malay mengadang Indo "Jika kau sakit bagaimana dengan kami yang repot mengurus mu" Ucap Malay diangguki beberapa anggota ASEAN.
Indo menghela nafas pelan " Baiklah" Malay tersenyum. Indo akan lebih aman di rumah.
×××
"Indo lebih baik kau istirahat papa akan meminta izin pada UN kalau kita tidak dapat ke sekolah." Ucap ASEAN yang mengambil ponselnya."Baik papa" Indo pergi menuju kamarnya. Ia membaringkan badannya ke kasur. Rasanya ada yang beda jika aku sakit. Batinnya.
Indo berjalan menuju cermin besar yang ada di kamarnya, ia melihat bayangannya dicermin. "Hah... Apa ini bertanda aku rindu mereka?"
"Tidak"
Indo tergelonjak kaget melihat bayangannya dicermin menjawab pertanyaannya. Sosok di cermin tersebut tersenyum, sebelah matanya berubah menjadi kuning
" Hai Indo "
×××
Hai semua semoga terhibur ya
Maaf jika ada yang salah
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aku [ country humans]
Randomcerita ini hanya sebuah fiksi belaka maaf jika ada ke salah pahaman. tidak bermaksud menyinggung negara lain atau negara sendiri dan saya masih baru disini