nine

17 2 0
                                    

Niki dengan cepat mengganti pakaian yg digunakannya.  Tanpa perlu banyak berpikir dia hanya mengganti celana pendeknya dengan blue jeans pendek tanpa repot mengganti kaos kebesaran yg digunakannya.  Mengambil dompet dan hp di nakas sebelah ranjang dan keluar dari kamar.

Betapa jengahnya dia melihat dua insan manusia yang sedang adu argumen di sofa, sedangkan yang dua lagi hanya menonton tanpa niatan melerai.

"Gue bisa kasi pisau kalau kalian emang niat berantem disini" ucap Niki datar melihat tingkah kedua temannya.

Diki dan Nanda yang mendengar perkataan Niki terdiam dan menghentikan perkelahian mereka.  Terpesona melihat keimutan Niki dengan jeans pendek dan kaos over sizenya.

"Pake bajulu Dik,  liat tu Nanda bengong ngeliatin badan lu mulu" kata Niki sembarang, Menggeser Diki dan duduk diantara mereka berdua. 

"Ih najis" Jawab Nanda jutek.

Diki sangat ingin menjitak kepala Nanda jika tidak mengingat Niki disebelahnya.

"Buruan Diki,  kita mau ke mall. Ganti baju ntar kesorean" kata Niki kesal dan mendorong badan besar Diki untuk segera memakai pakaian.

"Iya iya sabar ya" jawab Diki mengusak surai hitam Niki lembut membuat dua pria lainnya geram seketika,  tapi menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi Anna.

Dikipun berlalu kekamar untuk mengganti pakaiaannya.

"Ee Nik,  kita pergi sekarang? " tanya Rizal.

"Bentar Zal,  kita perginya barengan sama mereka aja ya,  Gapapa kan" pinta Niki.
"loh kenapa gitu Nik" tanya Rizal yang dibuat heran dengan perkataan Niki.

"Boleh ya Zal,  kan meraka juga sekalian mau cari bahan praktikum kita.  Sekalian Anna juga ikutan aja.  Boleh ya zal,  boleh ya. " Niki menunjukkan mukanya yang memelas dengan mata yang sengaja dibuat sendu. 

Tatapam sendu dan muka polos Niki sangat lucu dimata Rizal. Ingin sekali rasanya dia mencubit gemas pipi yang menggembung sehingga tampak kemerahan itu.  Tapi terlalu beresiko dan terlalu dini untuk Rizal.

"Eh gue ga usah ikut juga gapapa kok" kata Anna sungkan.

"Yaudah kalo Niki bilang gitu,  boleh deh. " jawab Rizal pasrah.

"tuh,  Rizalnya aja ngebolehin Ann.  Lu ikut ya. " pinta Niki lagi,  dan mau tak mau Anna mengiyakan permintaan niki.

Tak lama kemudian Diki keluar dari kamar dengan setelan kaos dan celana pendeknya,  serta rambutnya yang dibuat agak berantakan menampilkan kesan bad boy ganteng idaman.

"Idih ganteng baget lu,  mau kemana tu? " ledek Niki yang melihat penampilan Diki yang sedikit jamet di matanya.

"Mau jalan sama neng Niki, yuk neng" jawab Diki menimpalin candaan yang dilontarkan Niki.

"Eekhm" Rizal mendeham dengan sengaja memutus candaan yang kurang dia sukai,  mengingat dia juga menyukai Niki.

"Aduh, janga bercanda mulu ah. Banyak yang cemburu entar." Kata Anna melihat Nanda dan Rizal.

"Jadi mau naik mobil siapa perginya? " tanya Nanda setelah dari tadi diam.

Para pria saling tatap satu persatu,  Niki tidak ada kendaraan, sedangkan tiga lainnya hanya membawa motor karna tidak  terpikirkan akan tercipta rencana seperti ini. 

Anna yang melihat wajah wajah kebingungan teman temannya pun menawarkan mobilnya.

"Naik mobil gua aja,  tapi gua males nyetir" kata Anna.

"Yaudah gue yang nyetir kalo gitu" ucap Niki menawarkan diri.

"Gue aja yang nyetir" kata Nanda, Diki,  dan Rizal berasamaan.  Karna tidak mau merepotkan pria yang mereka sukai menyetir mobil untuk mereka.

Niki dan Annda yang melihat kelakuan mereka hanya bisa memutar bola mata dengan malas.

" yaudah Nik,  ini kuncinya" kata Anna menyerahkan kunci ke Nikki.

Nikki menerima kunci mobilnya dengan senang, karna sudah sangat lama dia tidak di perbolehkan menyetir oleh orang tuanya,  tapi bukan tanpa alasan larangan itu dibuat. Air muka Diki langsung berubah seketika kunci itu berada di tangan Niki.
.
Jalanan kota sangat ramai dengan berbagai jenis kendaraan yang berlalu lalang,  tapi tetap lancar tanpa menyebabkan kemacetan. Niki yang berada dibelakang kemudi tidak berniat untuk menurunkan kecepatan berkendaranya dari mereka memasuki jalan raya. Adrenalinnya terpacu dibelakang kemudi,  mobil dan truk disalipnya dengan mudah seolah jalanan adalah tempatnya bermain. 

Ditengah kebahagiaan Niki yang berada dibelakang kemudi, ada empat anak adam yang merasa terkejut bercampur takut dengan gaya mengemudi Niki yang brutal.

"Nik,  santai aja bawanya kita ga lagi buru buru kok" Kata Anna yang duduk disampingnya dengan jantung berdegub kencang,  menyaksikan langsung bagaimana Niki membawa mobilnya.

"Iya Nik santai Aja" Kata Nanda yang duduk paling belakang menimpali perkataan Anna.

"Udah kalian tenang aja" Jawab Niki santai.

Tidak memerlukan waktu yang lama mereka ahkirnya sampai di area parkiran mall. Karena kelincahan Niki dalam menyetir, mereka sampai lebih cepat dari perkiraan awal. 

"Turun, dah sampai" kata Niki mematikan mesin mobilnya.

semua teman temannya turun dengan keadaan wajah yang pucat pasi, terutama wajah Diki yang terlihat kontras dengan warna kulitnya yang coklat.

"Pulangnya biar gue aja yang bawa mobil" kata Diki mengambil kunci mobil dari tangan Niki, dan semua temannya menyetujui perkataannya tanpa ada bantahan.

Niki tanpa keberatan mebiarkan kunci mobilnya diambil tangan Diki. Mereka berjalan berpisah menyusuri dalam mall untuk mencari apapun yang mereka perlukan. Anna dan Niki berjalan bersama kedalam sebuah toko buku sedangkan ketiga pria lainnya berkeliling mall mencari barang yang mereka perlukan untuk kuliah.

"Nik lu ga ada prasaan gitu ke Rizal?" tanya Anna sembari kegiatan mereka melihat lihat novel yang tidak akan dibeli.

"Maksud lu gimana?" tanya Niki kembali.

"Maksud gue, lu ga ada rasa suka gitu ke Rizal. dari yang gue liat kayaknya dia suka sama lu" jawan Anna menjelaskan.

"Oh itu, ya gue tau Rizal suka sama gue, tapi gue belum ada rasa buat dia. mungkin nanti" Jawab Nikki santai.

Mereka lanjutkan berkeliling toko buku tanpa niatan membeli apapun sambil berbincang bincang, sementara itu Rizal merasa kecewa karna rencana kencannya yang hanya berduaan dengan Niki pupus sudah. Ditambah dia merasa jengah dengan kelakuan dua temannya yang sedari tadi berdebat mengenai hal hal yang sama sekali tidak penting mengarah ke memalukan. contohnya sekarang Diki dan Nanda berdebat tentang mana yang lebih macho jika dipakai sempak warna biru muda atau warna unggu.

"kenapa gue malah ada diantara dua penguhuni pohon beringin ini. hah" ucap Rizal dengan nafasnya yang berat, karena jengah melihat Diki dan Nanda.

FUDANSHI On A MISSIONWhere stories live. Discover now