Sejak pulang dari acara reuni Aysel terus diam dengan banyak pikiran menyerbu otaknya. Pertemuannya dengan para tokoh penting dalam satu waktu membuat beberapa rencana yang telah ia susun langsung berantakan, ia bahkan tak mengira jika Ali ternyata Alister.
"Hah~ ini sulit. Sulit sangat sulit... sulit..!"
Islwyn menatap heran pada Aysel, wajahnya begitu serius. Cangkir di tangannya bahkan di pegang sangat erat, entah apa yang sedang Aysel pikirkan.
Setengah jam yang lalu mereka sampai di apartemen, Islwyn tak langsung pulang karena Kiel berkata ingin tidur bersamanya malam ini. Tetapi saat dia keluar untuk mengambil air minum, Islwyn melihat Aysel tengah duduk di meja makan dengan satu cangkir teh hangat di depannya.
Niatnya ingin mengobrol, melakukan pendekatan namun urung kala melihat wajah wanita cantik itu tengah berpikir keras.
"Ini sulit..."
Apa yang sulit? Islwyn duduk di depan Aysel, "apa yang sedang kau lamunkan dengan wajah serius seperti itu?"
Aysel tersentak dan kembali pada kenyataan, "hum? Tidak ada." Ucapnya sambil menyeruput teh nya.
Mereka terdiam, perasaan canggung pun mendera hingga- "aku sudah melupakan nya, kau tak perlu khawatir."
Huh?
Ohh, Aysel mengangguk pelan. "Bagus!"
Eh?
"A-ah maksudnya bagus kau sudah melupakan nya, tidak baik menyukai wanita yang sudah berkeluarga." Ia tersenyum canggung, hawa di sekitarnya kenapa tiba-tiba panas ya?
Islwyn yang melihat Aysel salah tingkah pun di buat gemas sendiri. Dia berdiri dan mencondongkan tubuhnya, "tak perlu malu. Katakan jika kau cemburu."
"Hah? Aku? Cemburu? Haha tidak!"
"Benarkah?" Satu alis Islwyn naik.
Menilai situasi semakin tak tentu arah Aysel pun beranjak dari duduknya. "Sudah larut malam... em selamat malam."
Ayo kabur Aysel!!
Namun, Islwyn tak akan membiarkan Aysel pergi. Di tariknya tangan Aysel dan Islwyn pojokkan pada meja pantry. Dalam kebanyakan adegan di drama jika dalam posisi seperti ini maka akan ada adegan tak terduga terjadi, biasanya seperti itu.
Aysel meneguk ludahnya saat harum dari parfum Islwyn tercium. "Aysel, bagaimana ini...!"
"Bagaimana bisa kau membuat ku jadi seperti ini?"
Aysel kaget saat Islwyn meletakkan kepalanya di bahu kirinya, matanya bahkan sampai melotot.
"Kau harus bertanggung jawab bukan?"
"A-apa sih yang kau katakan?" Aysel memalingkan wajahnya, "bisakah kau menyingkir? Aku mengantuk dan ingin tidur."
Islwyn perlahan mengangkat kepalanya dan mendekatkan wajahnya hingga kening mereka bersentuhan. "Ini aneh. Padahal dulu tidak seperti ini tapi, sekarang aku memiliki keinginan sangat besar untuk segera mengikat mu di sisi ku, Aysel."
Persekian detik Islwyn hampir saja kehilangan kendali pada dirinya, segera dia menjauh. Hampir saja dia mencium Aysel, jaga kewarasan mu Islwyn jika tak ingin wanita yang kau cintai malah ilfill pada mu.
"Tidurlah," dia mengusak kepala Aysel.
Islwyn berbalik namun terhenti, "curang!"
"Kau curang Islwyn!"
Dan alangkah terkejutnya saat Aysel menariknya dan berbalik memojokkan dirinya, dia berjinjit lantas meraih bibir Islwyn dan menciumnya.
Itu tindakan spontan yang Aysel lakukan, ia juga bingung pada tindakannya sendiri. Bagaimana bisa ia seberani itu, namun jujur entah sejak kapan Aysel menyukai pria mantan antagonis itu. Jika boleh jujur, perasaan saat di dekat Islwyn begitu nyaman dan aman.
Tak pernah sekalipun perasaan itu datang namun berbeda saat ia berada di dekat Islwyn, memang benar dari dirinya masuk ke dalam sebuah novel saja sudah sangat mustahil apalagi perasaannya? Ingin mengelak tapi sayang, logika dan hatinya bertentangan.
Perasaan nyaman ini, apakah boleh Aysel egois?
Ciuman singkat yang berani untuk Aysel, segera ia menjauh dan berlari ke kamarnya sebelum Islwyn sadar dari rasa terkejutnya.
"Huh?" Pria itu terkekeh kecil, "bisa tambah gila aku di buatnya."
Tindakan berani Aysel tadi, apakah bisa Islwyn anggap sebagai lampu hijau untuk hubungan mereka? Sepertinya bisa Islwyn artikan 'ya'.
***
Aysel menghindarinya!
Sejak pagi wanita itu sangat jelas terlihat menghindarinya bahkan untuk sekedar kontak mata. Islwyn di buat heran sendiri, apa Aysel malu?
Jadi, mari kita coba bicara padanya.
"Ay-"
"Kiel!"
Lihat dia kembali lari.
Aysel tampak panik, "bukankah kita akan keluar hari ini?"
Kiel mengangguk semangat, "iya Mama sama Papa kan udah promise sama Kiel kenarin, hari ini kita bakal family time!!"
Ah? Aysel lupa!
Dengan kaku ia melirik Islwyn yang tengah memasang senyum mengejek yang seolah mengatakan, "kau tak bisa lari lagi dari ku Aysel!"
Hah~ Aysel ayo kuatkan hati mu!
Pukul satu siang mereka sudah berada di salah satu studio photo, tak perlu banyak persiapan. Pakaian casual dengan tema musim panas pun di pilih.
Kiel terkagum-kagum karena ini pertama kalinya dia datang ke studio photo. Melupakan kejadian malam tadi Kiel tampak sangat bahagia hari ini, alasan terbesarnya tentu saja karena lengkapnya Papa dan Mama nya.
Dan pada saat bunyi kamera terdengar bersamaan dengan tawa ringan Kiel, dia bahagia!
"Aku bahagia! Tuhan, terima kasih karena sudah mengabulkan do'a ku."
Kebahagiaan Kiel tak sampai di sana, setelah acara pemotretan selesai agenda berikutnya ialah piknik! Satu keranjang berukuran sedang dengan berbagai isi makanan di dalamnya pun dengan tikar sudah tersedia di bagasi mobil Islwyn.
Terlihat Islwyn dan Kiel menggelar tikar di tempat yang teduh di bawah pohon besar. Setelah itu Aysel mengeluarkan semua isi keranjang dan menatanya, "hari ini Kiel sangat senang. Kiel bahagia!"
"Mama, Papa, terima kasih, Kiel sayang kalian!"
Cup!
Cup!
Satu kecupan manis Kiel berikan masing-masing di pipi keduanya.
Aysel tersenyum lebar dan menarik Kiel dalam pelukan hangatnya, "Mama beruntung punya Kiel, Mama juga sayang Kiel banyak-banyak."
Kiel tertawa saat Aysel mendaratkan banyak kecupan kupu-kupu di wajahnya. "Hihi Mama geli~!"
Sementara Islwyn pun tak jauh berbeda. Betapa beruntungnya dia bisa mengalami momen indah seperti ini, bersama Kiel dan Aysel. Bertemu dengan Aysel malam itu mungkin sudah takdirnya, jika bisa Islwyn ingin mengubah kejadian malam itu namun kembali lagi dengan adanya kejadian itu Kiel ada hadir di tengah-tengah mereka.
"Papa!!"
Islwyn ikut bergabung dalam balutan kebahagiaan, menggelitik Kiel hingga tawa mengelilingi mereka. Ini hanyalah salah satu bentuk kebahagiaan yang mereka dapatkan, dan apakah dengan ini selesai?
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way to Protect the Lovable Son
Romance[COMPLETED] Menjadi ibu dari tokoh antagonis di masa depan? Awalnya Diandra tidak tau bahwa ia masuk ke dalam novel dan menjadi ibu dari tokoh antagonis. Karena nama Aysel tak pernah tertulis bahkan dia hanya di gambarkan sebagai sosok ibu kejam yan...