18

2K 379 166
                                    

Happy Reading

































"Dan aku akan pergi kemanapun asal bersama Sakura, bukan denganmu."

Kalimat lugas itu berhasil mendobrak pecahan kaca pada manik perak yang sedari tadi ia tahan sekuat tenaga. Dengan gusar, kedua tangannya menarik paksa tangan si pria yang bebas membuat sang empu menghentikan langkah.

"K-kau tidak bisa melakukan semua ini kepadaku Sasuke-kun," Hinata berujar lirih dengan air mata berlomba merangsek keluar.

"Kenapa tidak?" Sasuke menarik paksa tangannya dari genggaman Hinata. "Kau bahkan sudah lebih dulu melakukannya kepadaku."

"Demi tuhan, berapa kali ku katakan kalau itu tuntutan ayahku!" jerit Hinata.

"Suaramu lumayan keras juga ternyata."

Pernyataan remeh yang lolos dari bibir Sasuke membuat Hinata tertegun. Dengan gusar ia menggiggit bibir bawahnya sejenak. "S-Sasuke-kun aku ... A-aku tidak-"

"Aku benar-benar bersyukur tidak berakhir bersamamu, Hinata."

Mengabaikan beribu kalimat permohonan dari lawan bicaranya, Sasuke bergegas menekan sandi apartemennya. Pria itu bahkan turut mengabaikan helaan napas Sakura yang sengaja gadis itu lakukan berulang kali.

"K-kumohon, dengarkan aku Sasuke-kun," Hinata mengusap kasar pelupuk matanya dirasa Sasuke bersiap membuka pintu apartemen. Hatinya berdenyut ngilu kala tak mendapat respon berarti. "Jadi begini caramu balas dendam kepadaku Sasuke-kun?"

Sakura melirik singkat, agaknya gerakan seperkian detik Sasuke yang terhenti mampu menarik atensinya ditengah melodrama ini.

"Baiklah, lakukan sesukamu Sasuke-kun, l-lakukan jika itu bisa menghilangkan rasa sakit hatimu terhadapku," Hinata meremat kuat tas tangannya. "Lakukanlah," lirihnya.

Lagi-lagi Sakura menangkap dengusan pelan dari Sasuke. Sejujurnya ia juga merasakan kebimbangan yang sama, sikap tidak bersahabat Sasuke dengan Itachi serta dengan perempuan bernama Hinata ini adalah tidak kurang dan tidak lebih semata-mata bentuk amarah dan kekecewaan dari perlakuan yang pria itu terima.

Giok hijau Sakura bergulir pada genggaman tangan Sasuke yang mengerat sebelum merasakan dirinya ditarik kuat memasuki apartemen. Ya Tuhan apa arti sebenarnya semua ini.

"Jangan ganggu aku lagi."

Blam.

"Sasuke-kun," lirih Hinata.

Di dalam sana, Sakura berusaha melepas genggaman tangan Sasuke. Gadis itu meletakkan asal paper bag berisi puding di sofa ruang tamu. Ia bahkan belum sempat melepas sepatunya akibat seretan Sasuke yang tak kunjung dilepas.

"Sasuke lepas," Sakura berusaha menarik kembali tangannya. "Lepas kataku."

Dentuman jantung Sakura bertambah keras, bola matanya melotot kala ia menyadari kemana tujuan si Sasuke sialan.

"Berhenti, kamarku di sebelah."

Ya Tuhan sejak kapan Sasuke sekuat ini, sumpah selama didesa pun pria itu lembek-lembek saja. Sungguh ia takut terjadi hal-hal yang tidak diingingkan akibat amarah Sasuke, lagipula untuk apa si bodoh itu marah jika tidak memiliki perasaan apapun seperti yang dijelaskannya tempo hari.

"Sasuke."

Blam.

Bantingan keras pada pintu kamar membuat Sakura berjenggit. Genggaman tangannya tak kunjung dilepas meskipun Sasuke tengah mengunci pintu kemudian mengantongi cetakan besi tersebut.

VibrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang