Happy reading 🖤
“Take what you want, i allow.”
Suasana kamar bernuansa biru muda mendadak berubah panas. Kabut nafsu tak terelakkan lagi. Gairah mereka akan terpenuhi malam ini. Tidak akan mereka biarkan malam ini berlangsung cepat. Memastikan setiap bagian terekam sempurna oleh otak. Sentuhan demi sentuhan akan sangat mereka nikmati.
“Good boy.” Bukan hanya sebatas rengkuhan, tangan besar Lian mulai mengelus pinggang ramping Nanda yang masih dibalut piama.
Sama halnya dengan Jordan. Seringai puas tercetak di sudut bibirnya. Keinginannya terpenuhi. Membasahi bibir bawahnya sembari menatap Nanda intens. “Gue pastiin malam ini Lo bakal ngerasain kenikmatan yang nggak akan Lo dapat di mana pun.” Ucapan Jordan berhasil membius Nanda. Ada kepercayaan besar yang laki-laki manis itu taruhkan. Jordan tidak akan menyia-nyiakannya. Dengan tidak sabaran Jordan menyambar bibir ranum milik Nanda. Menyesapnya bergantian. Rasa manis dan sangat memabukkan. Apalagi balasan kecil dari Nanda semakin membangkitkan nafsu Jordan.
Tak ingin membiarkan Jordan menikmati Nanda sendirian, Lian ikut mencicip bagian tubuh Nanda lainnya. Leher putih jenjang itu sepertinya akan semakin bagus jika dihias oleh tanda kepemilikannya. Sebuah tanda yang akan menunjukkan bahwa Nanda sudah menjadi miliknya.
Diserang oleh kenikmatan bertubi-tubi membuat Nanda kehilangan tenaga. Kedua tangannya mencengkeram erat baju depan Jordan. Berusaha tetap fokus dengan dua kakaknya. “Ahh...” Desahan kecil berhasil lolos saat Jordan melepas ciumannya. Tatapan sayu Nanda menunjukkan ia telah masuk ke dalam permainan kedua kakaknya.
Mata Jordan sama sekali tidak beralih sedikit pun. Berkedip saja tidak. Keadaan Nanda saat ini terlalu berharga untuk dilewatkan walaupun sekedar 1 detik. Bibir basah, mata sayu, dan semburat merah di pipi sangat indah untuk dinikmati.
Nanda menggigit bibir bawahnya. Kepalanya menunduk saat menyadari tatapan Jordan. Malu ditatap begitu intens. Ia harap Lian dan Jordan tidak menganggap dirinya seperti jalang karena menyerahkan diri secara sukarela.
Sentuhan mereka berdua semakin turun. Nanda merasakan bongkahan bawahnya mulai dijamah. Hal itu membuat ia teringat sesuatu. “Kak.” Panggil Nanda berusaha mengambil fokus kedua kakaknya.
Merasa tidak digubris sama sekali, Nanda mencoba menggenggam tangan Lian dan Jordan. “Aku mau nanya sesuatu.” ucap Nanda berhasil menarik atensi keduanya. “Tawaran kemarin masih berlaku?”
Mendengar pertanyaan Nanda sontak kegiatan meraba mereka berhenti. Menatap Nanda seolah bertanya. Nanda yang melihat raut bingung Lian dan Jordan lantas kembali berbicara. “Aku bersedia jadi milik kalian asalkan bunda aman.” Jelas Nanda.
“Of course, apa pun yang Lo mau asal Lo jadi milik kami.” Jawab Jordan berniat kembali melanjutkan kegiatannya menjamah tubuh Nanda akan tetapi ucapan laki-laki manis itu kembali menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISON [END]
Teen Fiction[END] Terjebak seperti dalam penjara? Begitu dingin dan juga mengekang. Posesif dan juga menggairahkan. Romantis dan juga cemburu. Sakit tapi candu. Nanda dengan kedua kakak tirinya. Sanggupkah Nanda menahan rasa sakit yang 'mereka' berikan? Nanda h...