A Fact

26 8 0
                                    

"Graaaaagh! Huuuuu! Graaaaagh! Huuuuu!" Dengkuran Garou cukup keras, membuat suara di tengah kesunyian malam. Levi berdecak pasalnya Garou mendengkur tepat di depannya.

Levi membekap mulut Garou, Garou seperti orang tersedak sesuatu. Akhirnya bola mata Garou terbuka, ia tidak bernafas. "Hahhhhh! Haaaaaahaaaaaaa!" Ia memegang dada nya, ia merasa seperti tidak bisa bernafas.

Ia tahu siapa pelakunya, ia menatap Levi penuh kemarahan. "Kenapa kau selalu mencoba membunuh ku?" Levi belum menjawab, jarinya menunjuk telinga nya. "Dengkuran mu membuat telinga ku sakit."

Garou melipat kedua tangannya, ia selalu di buat kesal oleh orang yang di sebut sebagai kapten. "Cih, suatu saat aku pasti akan menghajar mu." Cibir Garou yang di dengar oleh Levi.

Hanji hanya membolak-balik pecahan pengerasan Titan Annie, ia sibuk memikirkan sesuatu. "Hanji. Hei kacamata sialan. Apa hobimu begitu membosankan sampai bermain dengan batu pun begitu menyenangkan bagimu?" Tanya Levi.

Hanji menatap Levi, ia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Ya, kau benar. Tapi ini bukan batu biasa, ini pecahan dari pengerasan Titan wanita."

Armin seperti terkejut, ia tidak menyangka batu yang di pegang Hanji adalah batu dari pengerasan Titan wanita. "Hah? Benda itu tidak menghilang?" Hanji menganggukkan. "Ya! Annie kembali dari wujud Titan, tapi benda ini tetap ada meskipun pecah dari tubuhnya. Batu ini tidak menghilang.... Atau menguap. Aku pun semakin penasaran, saat ku bandingkan dengan pecahan tembok pola dan komposisinya sama. Dengan kata lain, dinding itu adalah barisan Titan besar. Dan kalau benar, permukaan dinding itu terbuat dari pengerasan kulit Titan."

Garou yang mendengar penjelasan Hanji, menatap ke arah batu yang di pegang Hanji. "Coba aku lihat." Hanji memberikan batu itu, Garou sedikit meremasnya. "Benda ini sangat keras, ini seperti berlian." Garou sedikit mengeluarkan tenaga, urat-urat di tangan sedikit keluar, ia mencoba membuat retakan kecil.

"Lihat, ia tidak hancur meskipun aku tekan seperti ini." Hanji nampak penasaran dengan benda yang Garou sebutkan tadi. "Tunggu kau bilang berlian?" Garou mengangguk.

"Benda ini memiliki komposisi yang mirip seperti berlian, dari tingkat kekerasan nya, dan juga apakah di dalam nya ada atom atom, ion ion atau molekul molekul zat padat yang memiliki susunan berulang dan jarak teratur dalam tiga dimensi?" Tanya Garou kepada Hanji. Hanji memegang dagunya, ia seperti belum sampai ke tahap itu.

"Aku hanya mencoba mencocokkan hasil data yang ku temukan dari pengerasan Annie dengan tembok. Dan hasilnya sama." Hanji dan Garou menatap Nick. "Itu berarti seperti yang Armin katakan....."

"La-lalu....." Garou menyumpal mulut Armin menggunakan jempol kakinya. "Diamlah, kau tidak di ajak bicara." Garou mencabut jempol nya, Armin memalingkan muka. "Hoeeek!" Ia merasakan mual yang begitu menjijikkan.

"Bisakah kau sedikit lebih sopan?" Mikasa tambah kesal dengan tingkah Garou, ia merasa ingin sekali menghajar Garou. "Ohh kau mau?" Mikasa menatap tajam Garou. "Apa kau juga mau ku sumpal mulut mu dengan pedang?"

Hanji berdehem, bukan saatnya untuk berantem. "He-hemmm. Tunggu biar ku selesaikan. Dalam keadaan saat ini menutup wall Rose yang sudah hancur sangat sulit. Itu di sebabkan karena tidak ada batu yang sesuai untuk menutup lubangnya. Ah Garou! Coba kau keraskan tubuh mu, kemarin saat kau bertarung dengan Annie kau bisa mengeraskan tanganmu seperti Titan."

Eren, Mikasa, Armin Levi dan Nick terkejut mendengar pernyataan Hanji. Eren menatap Garou tidak percaya, ia benar-benar tidak tahu kalau Garou bisa melakukan nya. "Garou, benarkah?" Ucap Eren.

Garou hanya melirik Eren dan sedikit menganggukkan kepalanya. "Ja, kalau begitu perlihatkan padaku." Garou dengan malasnya, hanya mengangkat satu jarinya.

 OMINOUS THE FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang