Di meja makan mewah milik keluarga Bruschweiler, tampak Jiah dan putranya tengah menikmati serapan pagi mereka dengan damai dan tenang.
"Maafkan aku, nyonya." Ucap Jung Nara sambil membungkuk dari arah samping Jiah, untuk meminta maaf atas kejadian yang terjadi di dalam kamar mandi tadi.
Bagaimanapun juga, Jung Nara ikut bersalah dalam musibah yang menimpa Joy.
Seandainya saja dia tidak datang terlambat pagi tadi, mungkin Joy tidak akan dilarikan ke rumah sakit. Begitu pikirnya.
Jiah berhenti mengunyah setelah telinganya mendengar permintaan maaf dari Jung Nara barusan.
Tidak lupa Jiah menyertakan raut wajah datar akibat dirinya yang masih dalam pengaruh cemburu terhadap Jung Nara itu sendiri.
Jiah meraih gelas berisi jus apel yang tersedia di depannya, lalu ia meminumnya dengan anggun.
"Apa alasan di balik kau yang datang terlambat pagi ini, Nara. Tidak biasanya kau seperti itu. Ada apa." Tanya Jiah dengan nada suara datar, kemudian Jiah menyeka bibirnya dengan anggun menggunakan kain serbet.
"Maafkan aku, nyonya. Aku terlambat bangun. Semalam aku harus bekerja untuk menyiapkan keperluan suamiku." Jung Nara membungkuk kembali, lalu ia menunduk karena enggan melihat pada majikannya.
Yang menurut Jung Nara pagi ini Jiah terlihat begitu mengerikan tidak seperti biasanya.
"Hmmm." Jiah hanya berdehem seadanya sebagai jawaban untuk Jung Nara.
Sedangkan Lim masih fokus dengan serapannya dengan damai.
Tapi tidak lagi setelah,
"Hmmm, nyonya, aku juga meminta maaf sebelumnya karena aku tidak ijin terlebih dahulu untuk membawa Jane bersama denganku pagi ini. Aku tidak ingin putriku itu tinggal seorang diri di dalam rumah kami tanpa suamiku yang sudah mendapatkan pekerjaan baru di Busan. Tolong ijinkan putriku itu untuk ikut menginap denganku di mess. Aku berjanji, putriku itu tidak akan pernah berani berbuat kegaduhan dan mengganggu selama aku bekerja." Jung Nara berucap dengan Jujur.
Bagaimanapun juga nyonya besarnya itu harus tahu mengenai Jane bukan?
Mendengar nama Jane barusan , Lim langsung berhenti mengunyah kemudian ia mendongak untuk menatap pada bibi Kim.
Detik itu juga, imajinasinya tentang nama Jane bekerja dengan sempurna di dalam kepalanya.
Jiah memperdengarkan suara helaan napasnya.
Pengakuan jujur dari Jung Nara barusan itu berhasil menyentuh dasar hati milik Jiah sebagai seorang ibu.
Mengenai Jane yang selama empat bulan ini diasuh oleh Kim Soo Hyun karena belum mendapatkan pekerjaan baru, Jiah sudah mengetahui hal itu.
Jiah dan suaminya bukan tidak berniat untuk memberikan pekerjaan baru pada Kim Soo Hyun di pabrik milik mereka yang berdiri di Seoul.
Namun dengan alasan tidak enak hati, Kim Soo Hyun menolak tawaran tersebut.
Senyum di bibir Jiah perlahan terukir dengan ramah, lalu ia pun berkata.
"Nara, itu bukanlah masalah bagiku karena aku dapat memahami itu." Jiah sambil menyentuh lengan Jung Nara.
"Terimakasih banyak atas itu, nyonya." Jung Nara membungkuk berkali kali sebagai wujud nyata dari ucapan terimakasihnya.
Jung Nara akhirnya dapat bernapas dengan lega.
Begitu juga dengan Lim.
"Aku akan bertemu dengan Jane." Batin Lim dengan senyum smrik di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still The One(JENLISA)
Romantizm"Maafkan aku Jane, aku mencintai kekasih ku yang sekarang, mari kita bersahabat saja." Limario Akankah kisah cinta masa kecil itu kembali bersemi setelah melalui begitu banyak tahap yang menyakitkan? "Akan aku rebut kembali apa yang sudah seharusny...