Jungkook's pov :
Suasana sunyi menyelimuti ruang makan pagi hari ini. Terlihat hanya ada tiga orang saja yang duduk mengelilingi meja bundar yang biasa kami gunakan untuk sarapan bersama.
"Pa' Joon pasti tidak ingin melihat wajahku." Ujarku memecah keheningan.
Pa' Jin menatapku prihatin. "Ia berada di ruang gym sekarang. Kurasa ia sedang melampiaskan amarahnya di sana."
"Semua ini karena salahmu. Kau adalah pengacau." Kata Soobin dengan wajah tanpa ekspresi andalannya.
Aku tersenyum sarkas. "Huh? Kau lupa apa yang sudah kau kacaukan enam tahun lalu?"
"Kau selalu membawa-bawa tentang hal itu. Bagaimana jika kusebutkan semua catatan kriminal yang telah kau lakukan?"
"Catatan kriminal? Baiklah, aku akan memperpanjang catatan itu sekarang." Aku mengambil sebuah garpu dan segera bangkit berdiri.
"Cukup! Kalian bukan anak-anak lagi!" Tegur Pa' Jin. "Jungkook, duduklah kembali."
Aku menghela nafasku kesal dan menatap tajam ke arah Soobin."Kau beruntung aku adalah orang yang baik."
Soobin membuang muka. Ia tak mengatakan apapun lagi.
"Appa akan membuatkan teh untuk Pa' Joon sebentar. Kalian jangan bertengkar selama aku pergi." Ujar Pa' Jin yang hendak bergegas pergi.
"Biar aku saja yang membuatkannya. Appa Joon marah karenaku dan aku harus minta maaf padanya." Kataku.
Pa' Jin tersenyum tipis. "Baiklah. Jangan terlalu manis, ia sedang mengurangi konsumsi gula."
Aku mengangguk. Aku pun bangkit berdiri dan bergegas menuju dapur.
.
.
.
Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa keluarga kami adalah keluarga yang sempurna, aku akan sepenuhnya menentang hal itu. Faktanya, setiap orang di keluarga ini memiliki kekurangannya masing-masing.
Kami semua berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Daripada sebuah keluarga, terkadang kami lebih mirip seperti empat nada berbeda yang dijadikan satu dalam sebuah birama secara acak dan membentuk melodi yang tidak padu.
"Teh kantong, air mendidih, sedikit gula dan... lima sendok teh garam."
Tentu saja, aku tidak akan merasa puas jika tidak melakukan sedikit balas dendam.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk."
Aku membuka pintu ruangan perlahan. Terlihat Pa' Joon yang tengah fokus melakukan pull up. Ia kini hanya mengenakan celana pendek selutut dan membiarkan seluruh otot punggungnya terekspos. Kini aku sedikit paham mengapa Pa' Jin bisa begitu tergila-gila padanya.
"Pa' Jin membuatkan teh untukmu." Ujarku seraya meletakkan cangkir yang kubawa ke atas meja.
"Ya."
Aku memilih duduk di sebuah bangku panjang yang berada di sebelah meja tadi. Menatap ke arah langit-langit ruangan seraya mengatur nafasku sejenak.
"Aku minta maaf karena selalu merepotkanmu selama ini, Appa." Ucapku murung.
Pa' Joon melepaskan cengkramannya pada pull up bar. "Baguslah jika kau sudah menyadarinya."
"Aku berjanji tidak akan—"
"Janji hanyalah omong kosong tanpa pembuktian, Jungkook." Ujar Pa' Joon seraya mulai berjalan ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Spoon | BTXT [Ongoing]
FanfictionSEQUEL OF "PARTNER" Ketika anak-anak pasangan 'Double Kim' telah beranjak remaja dan mulai menyembunyikan berbagai rahasia dari kedua orang tua mereka.