Namaku Lily Suzushi, siswi Sekolah Sihir Spectra di Ibukota Betelgeuse. Ini sudah tahun ketiga aku belajar di sini. Artinya, sebentar lagi akan ada tes akhir kelulusan. Apabila kau lolos tes itu, maka kau akan menjadi wisudawan terbaik sekolah sihir metropolitan ini. Tetapi jangankan bisa lolos tes itu, aku saja masih belum bisa mengeluarkan satu sihir pun. Memikirkan itu saja membuatku menghembuskan napas kencang-kencang saat berjalan menuju sekolah.
Dan aku merasakan perasaan aneh ketika wanita umur 20 an berjalan berpapasan denganku. Rambut panjangnya berwarna merah muda seperti bunga sakura. Aku merasakan angin sejuk dari dirinya. Aku sempat refleks balik badan melihat dirinya yang berjalan tanpa mempedulikan kalau ada yang melihat dirinya. Aku sempat melamun 5 menit hingga sadar sebentar lagi pelajaran akan dimulai. Aku terlambat gara-gara wanita itu!
"Membosankan!" teriak Re sambil membawa barang belanjaan. Aku tertawa kecil melihatnya. Hampir 3 tahun sejak kejadian di pinggiran kota Betelgeuse, kami fokus melatih kekuatan kami di sini. Karena perjalanan ke Kota Amaris mungkin sangat berbahaya, kakak menyuruh kami untuk berlatih kemampuan sihir kami di ibukota untuk sementara waktu.
"Kita disuruh beli kayu, semen, gergaji, pokok perkakas bangunan rumah! Kenapa kita yang wanita ini disuruh untuk membeli itu semua?" keluh Re karena dia membawa barang berat. Ya aku juga sih, tapi mungkin karena tenaga Re lebih kecil dariku membuat dia merasa keberatan.
"Mau bagaimana lagi, Takumi dan Rehan masih belajar 2nd fragment, Anka dan Juned masih pergi ke Amaris untuk mencari lokasi rumah yang nyaman untuk kita nanti. Mendengar kalimatku wajah Re seketika cemberut, aku tertawa melihat wajahnya itu. Kami berjalan menuju apartemen tempat kami menginap di kota ini, dan dalam perjalanan ke apartemen, kami harus melewati Sekolah Sihir Spectra. Sekolah sihir ini adalah sekolah sihir terbesar di Ibukota Betelgeuse, bangunannya pun elit layaknya istana.
"Minggir!" tiba-tiba di belakang kami teriak seorang gadis rambut pendek berwarna violet. Dia berlari kencang dan tidak bisa berhenti, begitu pula kami yang tidak sempat menghindar. Akhirnya Re dan gadis itu tabrakan hingga keduanya terjatuh.
"Aduh! Kenapa kau berlari,sih? Barang belanjaannya jadi jatuh kan!" teriak Re sambil mengaduh kesakitan. Pantatnya membentur aspal jalan.
"Maaf, aku hampir terlambat ke sekolah." kata gadis itu sambil berusaha bangkit berdiri karena ikutan jatuh.
"Apa kau adalah salah satu siswa di Spectra?" tanyaku sambil membantu gadis itu berdiri. Aku tidak perlu membantu Re karena dia sudah berdiri terlebih dahulu.
"Iya begitulah. Tapi bukan berarti aku kuat ataupun berbakat. Selama 3 tahun aku sekolah di sini aku tidak bisa mengeluarkan sihir sama sekali. Ah! Aku sudah terlambat! Permisi aku harus pergi!" teriaknya sambil membungkukkan badan pamit, kemudian berlari masuk gerbang sekolah.
"Kenapa dia tetap masuk sekolah selama itu tetapi dia sendiri tidak berbakat menggunakan sihir?"
"Tidak, Re. Kurasa dia berbakat menggunakan sihir. Aku bisa merasakan aura sihir kuat darinya."
"Eh? Tapi Hana, katanya dia tidak bisa menggunakan sihir?"
"Akan ku bicarakan ini dengan Kak Sierra. Mari kita kembali ke apartemen dulu."
Di dalam kantin Sekolah Sihir Spectra
"Halo, Lily. Kau masih belum bisa menggunakan sihir api, hah?" tanya seorang gadis berambut coklat keriting, diikuti kedua temannya di belakang. Sepertinya mereka bertiga adalah geng sekolah itu.
"Itu bukan urusanmu, Elie." kata gadis rambut pendek violet yang sedang duduk menikmati makanannya.
"Ho, jadi gitu. Baiklah! Pulang sekolah nanti kami tunggu di gang kecil samping sekolah. Kau lebih baik datang, kalau tidak aku tinggal membuatmu gagal di tes akhir nanti. Ahahahahaha!" kata gadis keriting coklat yang dipanggil Elie itu tertawa bersama kedua temannya, meninggalkan Lily sendirian. Lily kesal dalam hati, mengepalkan tangan kanannya erat-erat menahan amarah.
YOU ARE READING
Curse Time Traveller
Fantasía"Aku hanya diberi kutukan,tetapi dari itulah aku memiliki banyak kenangan" Hana adalah seorang dewi yang dikutuk oleh Kuro,karena Kuro menginginkan sesuatu yang ada padanya.Bersama kakaknya Sierra,ia terlempar ke dunia sihir akibat gangguan pada por...