4. Peran ibu

1.5K 161 12
                                    

Assalamu'alaikum

Haii aku dateng lagiiii

Maaf ya upnya lama hehe

Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca

Jangan lupa

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum. Maaf aku telat," ucap Sahara dengan nafas yang memburu akibat berlari dengan kencang,padahal kakinya sangat sakit karena tumpahan kuah sop tadi, ia menumpukan tangannya pada lutut untuk mengatur nafas.

"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh," sahut Zeidan dan Ahzam bersamaan. Dengan kompak keduanya menoleh pada asal suara, kemudian kembali memalingkan wajah mereka lalu beristighfar beberapa kali, menjaga pandangan memang sesusah itu

"Kamu tidak mau cari minum dulu," kata Ahzam pada Sahara. Sedikit simpati melihat gadis itu tampak ngos-ngosan dan begitu kelelahn

Gadis itu menggeleng pelan,
"langsung ke rumah Aldan aja," sahutnya sedikit gugup.

"Ayo pulang!" Zeidan langsung berdiri dari duduknya.

Pemuda itu berjalan lebih dulu menghampiri mobil Ahzam namun suara seseorang menghentikan langkah lebarnya.

"Aldan!" Panggilnya dengan suara kencang. Zeidan menghela nafas pelan sebelum menoleh kebelakang. Tepat dibelakang Zeidan berdiri seorang wanita dengan dres diatas lutut dan rambut sebahu, tampak cantik dan elagan, namun Zeidan sangat tidak menyukainya.

Ia berlari melewati Ahzam dan Sahara begitu saja.
"Tangan kamu kenapa?" tanyanya sambil meraih tangan Zeidan.

Pemuda itu berdecih lalu menepis tangan Aletta kasar.
"Jangan pernah menyentuh saya." Tekan Zeidan dengan suara dingin.

Sedangkan Sahara menatap heran keduanya, bukannya beberapa tahun lalu mereka dikabarkan dekat? Ah entahlah.

Ahzam segera menghampiri Zeidan dan Aletta.
"Mau apa kamu?" tanya Ahzam dengan suara rendah. Tanpa sadar ia menatap tajam pada Aletta. Namun Aletta seakan tuli dengan pertanyaan Ahzam, tatapannya hanya terkunci pada Zeidan.

"Dan kenapa Sahara bisa ada sama kamu Al?" tanya Aletta, kemudian ia memandang sosok sahabat SMA-nya itu dengan tatapan kecewa.

"Bukan urusan kamu!" Tekan Zeidan, sungguh. Ia benar-benar muak dengan gadis dihadapannya ini.

"Dia siapa kamu Al?" tanya Aletta lagi, ia tau Zeidan tidak akan mungkin mau membawa sembarang wanita untuk ikut dengannya.

"Kalau saya bilang dia calon istri saya, kamu mau apa?" Tanya Zeidan dengan suara rendah.

Al Zeidan (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang