1" š™š¢š§ š‹šžšž: į“…Ź€į“œÉ“į“‹ į“›į“‡xį“›.

252 17 5
                                    



Tok.. tok tok...

"Heum? Siapa ya udh tengah malem gini ngetuk pintu... mana aku lagi sendirian.. "
Bulan bergidik ngeri.

Tingg!



 Tingg!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hafhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Hafhh... " Bulan menghela nafas, ternyata yang mengetuk pintu adalah Zin.

Bulan keluar dari kamarnya dan menuruni tangga lalu berjalan menuju pintu depan.

Bulan lalu meraih kenop pintu dan membuka pintu.

Cklek.. Bruk!

Zin langsung tumbang ke pelukan Bulan, bau alkohol menyengat dihidung Bulan "eukhh bau banget" lirih Bulan.

Ternyata Zin tidak sendiri dia diantar oleh dua temannya.

"Anu Bulan.. kami padahal sudah mengantarkannya ke rumahnya tapi dia malah kekeh minta diantar ke rumahmu, apa tidak apa-apa?" Ucap salah satu dari teman Zin.

"Ah... tak apa-apa, aku ingin bertanya memangnya berapa banyak ia minum sampai mabuk begini?"

"Dia cukup banyak minum, kami sudah memperingatkannya untuk jangan terlalu banyak minum tapi dia keras kepala. " ucap mereka.

"Zin ini.. meyusahkan saja..." ucap Bulan pelan.

"Hahh.. baiklah, terima kasih sudah mengantarkan Zin, kalian langsung pulanglah sudah tengah malam" Bulan membalas.

"Kalau begitu kami pulang, bye Bulan" ucap mereka pergi sampai hilang dari pandanganku.

Zin menundukkan kepalanya menghadap Bulan "Bulan, kau cantik~" ucapnya tiba-tiba.

"Kau meracau apasih Zin, sudah jangan aneh aneh. Duduk disofa aku akan mengambilkan sup hangat dan membuatkan teh hangat untukmu".

Bulan jalan menuju dapur untuk membuatkan
teh untuk Zin dan mengambil sup, kudengar-dengar sup dan teh bisa menetralkan mabuk.

Saat aku sedang sibuk menyiapkan minuman dan makanan untuk Zin tiba-tiba.

"Bulan... jangan pergi jauh dariku... " Tangan kekar Zin melingkar dipinggangku, memelukku erat, kepalanya ia jatuhkan dibahuku, suaranya yang berat berbisik di telingaku pelan.

怐  šŒšŽšŽšš‹šˆš†š‡š“  怑: š‹šŽšŽšŠšˆš’šŒ į“É“į“‡źœ±Źœį“į“į“›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang