Jangan lupa vote
Jangan lupa comment, sebiji nggak papa. Maaf kemarin nggak bisa balas:(
Jangan lupa follow akunku!! Road to 190, let's go-!Bisa 190 malam ini
Nanti dini hari ku publis. Biar pagi-pagi bisa langsung lihat ahem!Besok udah mau tahun baru loh~
Happy Reading
Pesta telah berakhir. Satu per satu tamu pulang secara beriringan seperti pawai yang tak berkesudahan. Meninggalkan kedua mempelai yang menatap mereka dari kejauhan.
Gyeoul melirik, memandang suaminya yang menundukkan kepala sembari memainkan jari-jemari lentiknya. Dia tersenyum lalu menggenggam tangan kanan Taehoon yang berkeringat dingin.
"Kerja bagus, sayang," sanjungnya.
Taehoon tertegun sejenak kemudian mengangguk lucu seperti anak kecil dengan rona merah di pipinya. Gyeoul terkikik karena ekspresinya yang menggemaskan kemudian menoleh ke mertuanya.
Seong Hansoo mendekat, tersenyum padanya sebelum memberikan sebuah kunci ke tangan kanannya yang kosong. Kedua alis Gyeoul bertaut seolah bertanya pada sang mertua yang tertawa penuh arti.
Dia curiga. Ada sesuatu yang seakan dinantikan oleh pria tua ini. Lamun apapun itu, pasti menjurus ke cucu.
Gyeoul yakin, sangat yakin gara-gara tatapan Seong Hansoo yang seolah menggodanya.
Setelah itu pandangannya terpaku pada kedua tangan Hansoo yang diangkat setinggi wajah. Pria tua itu memperagak gerakan menusuk dengan jari telunjuk dan lubang sebagai target.
Seketika wajah Gyeoul merona sedangkan Taehoon memiringkan kepalanya, tak mengerti dengan gestur yang dibuat oleh sang ayah. Seong Hansoo terkikik melihat ekspresi menantu dan anaknya yang terlihat lucu lalu ia menepuk pundak kanan si gadis, memberi semangat secara tersirat.
Dia mendekatkan wajahnya ke telinga menantunya dan berbisik, "Hotelnya dekat sini, namanya Hotel Vakenzia. Semoga jadi.."
Sudut bibir Gyeoul berkedut lantas menyungging senyum menawan sembari memandang punggung Hansoo yang menjauh. Ia mengerti, tapi dia sedikit ragu lantaran suaminya begitu polos. Buktinya Taehoon hanya mengerjapkan kedua matanya imut saat ayahnya menunjukkan gerakan yang terkesan lucah di pikirannya.
"Hoonie.. Ayo ke hotel.." ajaknya seraya mempererat genggaman tangannya.
Taehoon menelengkan kepala, bingung dengan ajakan Gyeoul yang menyuruh ke hotel bukan rumah. Padahal dia ingin segera tidur sambil cuddle bersama istrinya. Namun ini malah disuruh ke hotel, masa mereka harus makan-makan dan tidur di sana.
Sungguh polos pemikiran pemuda satu ini. Walaupun kenyataannya dia tetap tak akan bisa tidur dimanapun. Lantaran mau di hotel ataupun di rumah, Taehoon pasti tetap diterkam Gyeoul.
"Hoonie nda mau, capek.. mau bobo!" rengeknya dengan kedua kaki yang dihentak-hentak. Tak lupa bibirnya yang mengerucut, mengundang nafsu Gyeoul yang ada di titik terendah.
"Kita di sana juga tidur kok, tapi main dulu. Masa kamu nggak mau main sama aku?"
Gyeoul merayu, membujuk pemuda ini supaya mau ke hotel. Dia tak mungkin meloloskan malam pertama mereka begitu saja hanya karena suaminya mengantuk.
Lagi pula nanti dia yang bergerak, bukan Taehoon. Suaminya mana ngerti proses beginian.
Taehoon nampak menimang-nimang. Kedua netranya menggerling ke sana ke mari lalu terpaku pada Gyeoul yang kelihatan menunggu respon darinya. Ia tersenyum kemudian mengangguk cepat sebagai jawaban.
"Nah gitu! Pasti nggak akan nyesel deh!!" ujar Gyeoul mencoba mengompori supaya suaminya semangat dalam bermain.
Bermain dari arti kata lain. Jangan samakan 'main' Gyeoul seperti permainan anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossdresser {HIATUS}
Fanfiction🎑Follow dulu hayuk Gyeoul terperangah, tak percaya jikalau dirinya akan dijodohkan oleh seorang perempuan yang cantiknya ngalahin dia. Awalnya dia menolak, MENOLAK LESBI! Namun saat gadis itu melepas rambut panjangnya, eh.. dilepas? "LAH KAMU COWOK...