Aku disini

141 1 0
                                    

William pov

"bagaimana keadaan kenzi, dok?".tanya ku yang sangat panik saat ini
"dia mengalami amnesia yang disebabkan benturan yang cukup keras".
"apa dok!!, bisakah ia sembuh dari amnesia itu?".
"untuk saat ini saya tidak bisa memastikannya, kemungkinan itu akan permanen".

DEGH

Bagaikan terhunus pedang jantungku saat ini. pacarku akan kehilangan ingatannya selama waktu yang panjang atau mungkin selamanya.

Tuhan, ku mohon buatlah ia sembuh dengan mujizat mu..

"kami akan memindahkannya di ruang perawatan, silahkan pak william mengurus administrasinya". ucap dokter

"baik dok".

aku berjalan meninggalkan dokter untuk membayar administrasi.
sumpah demi apa, antrian nya panjang sekali membuat waktu ku terhambat hanya untuk mengantri.

kulihat seorang ibu-ibu tengah menangis sambil menggemgam tangan anaknya yang berada di kursi roda.

"sayang, ini bunda". ucap ibunya yang sesekali terisak

anak itu tidak menjawab dan hanya menatap kosong ibunya.
melihat tidak ada respon dari anaknya ibunya semakin terisak.

apa aku akan mengalami hal yang sama dengan ibu itu. membayangkan saja membuatku pusing. akhirnya setelah menunggu setengah jam aku bisa membayar juga.
dengan langkah cepat aku menuju ruangan dimana pacarku dirawat.

CKLEK

pacarku terbaring lemah di ranjang rumah sakit. alat alat kedokteran terpasang di beberapa bagian tubuhnya. wajahnya sangat pucat seperti tidak memiliki darah.
ku kecup lama dahinya, dalam hati aku berdoa untuk keselamatan dan kesembuhannya.

saat ini aku tidak memikirkan ia harus mengingatku, asalkan ia bangun dari tidur panjang nya ini sudah membuat ku tenang.

aku mengambil handphone ku dan menghubungi orang tuanya. mereka sudah mengetahui hubungan ku dengan anaknya bahkan mereka merestui hubungan kami. maka dari keluarga kami sudah seperti keluarga sendiri.

"halo". suara dari sebrang sana
"tante ini aku willi".
"ada apa nak?, tumben kamu nelpon tante". tanya tante yang merasa heran karena ini baru pertama kalinya aku menghubunginya.

"tante kenzi di rumah sakit, tadi aku dihubungi pihak rumah sakit".
"kenzi?? apaa??". teriak tante histeris, aku memahami itu. pasti saat ini tante sangat down
"lebih baik sekarang tante pergi ke rumah sakit terdekat taman kota".
"oke".

sambil menunggu tante,aku hanya bisa memandangi wajah kenzi. andai saja saat ini aku dapat menghentikan waktu, mungkin aku dapat menyelamatkannya dari musibah ini.

"kenzi aku mencitaimu, sadarlah kumohon".

Cklek

"kenzi". tante menangis melihat keadaan anak nya. dia sangat syok hingga akhirnya pingsan. dengan cekatan om langsung menahan tante sebelum tubuhnya menyentuh lantai. diangkatnya tante dan di baringkan di sofa.

menyadari tatapan ku pada tante, om langsung menepuk pundakku
"tante tidak apa-apa, kamu tenang saja oke".
aku langsung mengalihkan pandangan ku pada kenzi. menggenggam tangan nya untuk memberi kekuatan hingga akhirnya aku ketiduran.

1 jam kemudian aku terbangun karena mendengar suara tante memanggil nama ku.
"willi bangun, kenzi sudah sadar".

aku mengerjapkan mataku sampai aku sadar sepenuhnya. ku lihat kenzi sedang melihatku yang menggenggam tangannya.
"kenzi". panggil ku lirih
"kau siapa". tanya nya lemah
"aku pacarmu".
"aku tidak pernah punya pacar seperti mu, pergi kau dari sini". kenzi memberontak, tante mulai panik, om memanggil dokter dengan menekan tombol.aku menjauhi kenzi agar dia lebih tenang.

tidak lama kemudian masuklah dokter dengan beberapa suster ke dalam ruangan ini. dokter itu terlihat kesulitan memeriksa keadaan kenzi yang memberontak sehingga para suster memegang tangan dan kaki kenzi.
kemudian dokter memberi obat penenang yang perlahan membuat kenzi memejamkan matanya.

"dokter,apakah anak saya baik-baik saja?". tanya tante
"anak anda baik-baik saja tapi dia masih belum benar benar bisa mengendalikan emosinya, saya sarankan untuk pak william jangan terlalu menekannya".
"baik, aku mengerti dok". kata ku mengenai saran dokter
"mulai besok kenzi sudah bisa di bawa pulang".
"trimakasih dok". ucap tante yang merasa lega

-------

ke-esokan harinya aku menjemput kenzi pulang, saat ini aku berada di dalam mobil menunggu tante membereskan perlengkapan kenzi.

setelah lama ku tunggu, tampaklah tante, om, dan kenzi. dia tampak lebih ceria, wajahnya pun lebih segar dibandingkan kemarin. aku sangat bersyukur untuk itu.

om masuk ke dalam mobil, duduk di samping ku.sedangkan tante dan kenzi duduk di belakang. mereka saling bercanda gurau, terkadang kenzi tertawa dibuatnya.

sesekali aku melihatnya lewat kaca mobil. ketika pandangan kami bertemu ia melihatku dengan dingin. aku mengalihkan tatapan ku kejalan.

apa yang membuat dia benci padaku??, dulu dia sangat mencintaiku seperti aku juga mencintainya. apa tidak ada satu kenangan pun yang dapat mengingatkannya padaku?

setelah kemacetan jakarta yang kami tempuh akhirnya kami sampai juga di rumah mewah kenzi
aku keluar dari mobil dan membantu menurunkan barang. kuperhatikan kenzi yang mulai keluar dari mobil yang mulai oleng. tante dan om sedang mengurusi barang-barang. dengan sigap aku memegang pundaknya, reflek ia mengalungkan tangannya di leherku. aku menatapnya begitupun juga ia menatapku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bisakah kau mengingatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang